Hati yang di-Upgrade: Cinta Versi 20?

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:27:31 wib
Dibaca: 165 kali
Jari-jemarinya lincah mengetik kode, menciptakan algoritma rumit yang, ironisnya, berusaha menyederhanakan sesuatu yang paling kompleks: cinta. Anya, seorang programmer jenius di usia pertengahan dua puluhan, menghabiskan sebagian besar waktunya di depan layar, berinteraksi dengan baris kode daripada manusia. Baginya, logika adalah bahasa yang lebih jujur daripada kata-kata manis yang sering kali berbohong.

Namun, kesendirian mulai menggerogoti hatinya, sebuah penggerogotan yang disangkal Anya dengan dalih sibuk mengejar karir. Sampai suatu hari, atas desakan sahabatnya, Rina, Anya mengunduh aplikasi kencan bernama "SoulSync," sebuah platform yang mengklaim mampu mencocokkan pengguna berdasarkan kesamaan minat, nilai-nilai, dan bahkan, tingkat kecerdasan emosional.

Anya awalnya skeptis. Algoritma cinta? Kedengarannya konyol. Tetapi, rasa penasaran dan sedikit rasa putus asa mendorongnya untuk mengisi profilnya. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jujur, mencantumkan hobinya yang nyeleneh, seperti mengoleksi motherboard kuno dan kecintaannya pada film-film sci-fi klasik.

Tak lama kemudian, SoulSync memberinya beberapa kandidat potensial. Kebanyakan dari mereka terasa membosankan, klise. Lalu, muncul sebuah profil dengan nama pengguna "BinaryHeart." Foto profilnya adalah siluet seseorang yang sedang memandang bintang-bintang, dan deskripsinya singkat namun memikat: "Mencari seseorang yang mengerti bahasa biner hatiku."

Anya tertawa. Sungguh menggelikan dan... sangat menarik. Ia memutuskan untuk mengirim pesan.

Obrolan mereka mengalir dengan lancar, seperti dua aliran kode yang saling terhubung. Mereka berdebat tentang perbedaan pandangan Nietzsche dan Sartre, berbagi meme-meme pemrograman yang hanya dimengerti oleh kalangan tertentu, dan bahkan berkolaborasi dalam proyek iseng membuat game sederhana. Anya merasa ada koneksi yang berbeda, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

BinaryHeart, yang ternyata bernama Adrian, adalah seorang arsitek sistem yang juga memiliki kecintaan pada teknologi dan segala hal yang berbau futuristik. Mereka berdua sepakat bahwa cinta adalah sebuah sistem yang kompleks, penuh bug dan glitch, namun tetap layak untuk di-debug.

Setelah beberapa minggu obrolan intens, mereka memutuskan untuk bertemu di dunia nyata. Anya merasa gugup. Bagaimana jika Adrian tidak sesuai dengan ekspektasinya? Bagaimana jika chemistry yang mereka rasakan di dunia maya menghilang begitu saja saat bertatap muka?

Ketika Anya tiba di kafe yang telah mereka sepakati, ia melihat Adrian duduk di meja dekat jendela. Ia mengenakan jaket kulit hitam dan memegang buku tentang artificial intelligence. Senyumnya hangat dan matanya berbinar ketika melihat Anya.

Saat itu, Anya merasa seolah-olah ia telah menemukan versi upgrade dari dirinya sendiri. Adrian tidak hanya memahami pikirannya, tetapi juga hatinya. Mereka berdua berbicara selama berjam-jam, melupakan waktu dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka membahas impian mereka, ketakutan mereka, dan harapan mereka.

Hubungan mereka berkembang pesat. Mereka menghabiskan waktu bersama untuk mengerjakan proyek-proyek pemrograman, menonton film-film sci-fi, dan bahkan berlibur ke konferensi teknologi. Anya menyadari bahwa cinta tidak harus rumit. Cinta bisa sederhana, logis, dan indah, seperti baris kode yang ditulis dengan hati-hati.

Namun, seperti setiap sistem, hubungan mereka juga mengalami beberapa bug. Anya dan Adrian memiliki perbedaan pendapat tentang masa depan teknologi. Anya percaya bahwa teknologi harus digunakan untuk kebaikan umat manusia, sementara Adrian lebih fokus pada inovasi dan eksplorasi tanpa batas.

Perbedaan pendapat ini menyebabkan beberapa pertengkaran kecil, tetapi mereka selalu berhasil menyelesaikannya dengan komunikasi yang jujur dan saling pengertian. Mereka belajar untuk menerima perbedaan mereka dan fokus pada kesamaan mereka.

Suatu malam, saat mereka sedang duduk di balkon apartemen Anya, memandang bintang-bintang, Adrian mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Anya terkejut.

"Anya," kata Adrian, suaranya lembut, "aku tahu bahwa kita baru bersama selama beberapa bulan, tetapi aku merasa seperti aku telah mengenalmu seumur hidupku. Kamu adalah belahan jiwaku, versi upgrade dari diriku. Maukah kamu menjadi pendamping hidupku?"

Anya meneteskan air mata. Ia tidak pernah menyangka akan menemukan cinta dengan cara ini. Ia mengangguk dan berkata, "Ya, Adrian. Aku mau."

Adrian memasangkan cincin itu ke jari Anya. Cincin itu terbuat dari titanium dan memiliki ukiran sirkuit di sekelilingnya. Cincin itu adalah simbol cinta mereka, cinta yang dibangun di atas teknologi, logika, dan hati yang saling terhubung.

Mereka berdua tahu bahwa hubungan mereka akan menghadapi tantangan di masa depan. Tetapi, mereka juga tahu bahwa mereka akan menghadapinya bersama, sebagai tim, sebagai dua hati yang di-upgrade untuk saling mencintai tanpa syarat.

Anya memandang Adrian, dan ia tahu bahwa ia telah menemukan cinta sejati, cinta versi 2.0. Cinta yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih abadi. Cinta yang dibangun di atas fondasi yang kokoh: pengertian, kepercayaan, dan baris kode yang tak terhitung jumlahnya. Dan untuk pertama kalinya, Anya merasa lengkap. Hatinya, yang dulunya penuh kode kesendirian, kini penuh dengan cinta. Sebuah cinta yang, seperti teknologi, terus berkembang dan beradaptasi, selamanya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI