Perceptron Cinta: Saat AI Lebih Peka dari Mantan

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 19:06:12 wib
Dibaca: 151 kali
Hujan deras mengguyur Tokyo malam itu, membasahi neon-neon Shinjuku yang berpendar bagai pelangi patah. Di dalam apartemen minimalisnya, Hana meringkuk di sofa, memeluk erat bantal. Cahaya biru dari layar laptop menerangi wajahnya yang muram. Di hadapannya, baris-baris kode program berkelebat, sebuah labirin algoritma yang sedang ia coba pecahkan. Tapi pikirannya jauh dari sana.

Baru sebulan yang lalu, Kenji, mantan pacarnya, memutuskan hubungan mereka. Alasan klise: "Aku butuh waktu untuk diriku sendiri." Hana tahu itu hanya eufemisme untuk "Aku menemukan orang lain yang lebih menarik." Yang membuatnya lebih sakit adalah, Kenji bahkan tidak berusaha menyembunyikan kebahagiaannya dengan pacar barunya di media sosial.

"Bodohnya aku," gumam Hana, jemarinya gemetar saat mengetik. Ia adalah seorang programmer AI yang brilian, mampu menciptakan sistem cerdas yang rumit, tapi ia gagal memahami cinta, gagal mempertahankan hubungan yang seharusnya bisa ia pertahankan.

Proyek yang sedang ia kerjakan adalah Perceptron Cinta, sebuah AI yang dirancang untuk menganalisis pola interaksi manusia dan memberikan saran untuk memperkuat hubungan. Ironis, bukan? Ia berusaha membuat alat yang bisa menyelamatkan hubungan orang lain, sementara hubungannya sendiri hancur berantakan.

"Sialan," umpat Hana lagi, frustrasi. Ia menutup laptopnya dengan kasar. Lalu lintas di luar apartemen terdengar menderu, menambah suasana melankolis.

Tiba-tiba, ponselnya berdering. Sebuah nomor tak dikenal. Dengan ragu, ia mengangkatnya.

"Hana-san?" Suara seorang pria terdengar dari seberang. Bukan suara Kenji.

"Ya, ini saya. Siapa ini?"

"Saya Hiroki Tanaka, dari Cybernetics Solutions. Kami tertarik dengan proyek Perceptron Cinta Anda. Kami ingin menawarkan Anda kesempatan untuk mempresentasikan demo Anda kepada tim pengembangan kami."

Hana terkejut. Cybernetics Solutions adalah salah satu perusahaan AI terkemuka di Jepang. Mendapat undangan dari mereka adalah impian setiap programmer AI.

"Saya… saya sangat tersanjung, Tanaka-san. Kapan saya bisa presentasi?"

"Bisakah Anda datang besok pagi?"

Hana mengangguk. "Tentu, Tanaka-san. Saya akan ada di sana."

Setelah menutup telepon, Hana merasa sedikit bersemangat. Mungkin ini adalah awal yang baru. Mungkin Perceptron Cinta adalah kunci untuk masa depannya, bahkan mungkin, untuk memahami dirinya sendiri.

Malam itu, Hana tidak tidur nyenyak. Ia terus-menerus memeriksa ulang kode programnya, memastikan semuanya berjalan sempurna. Ia bahkan mencoba memasukkan data interaksinya dengan Kenji ke dalam Perceptron Cinta, berharap mendapatkan semacam pencerahan. Hasilnya mengejutkan.

Perceptron Cinta menunjukkan serangkaian kesalahan komunikasi, kurangnya empati, dan perbedaan harapan yang tidak pernah diungkapkan secara terbuka. AI itu bahkan memberikan saran konkret tentang bagaimana ia seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.

"Jadi, aku yang salah?" Hana bertanya pada dirinya sendiri. Tapi ada sesuatu yang aneh. Saran yang diberikan oleh Perceptron Cinta terasa lebih masuk akal, lebih peka, daripada apa pun yang pernah Kenji katakan padanya. Mantannya itu selalu menghindari konfrontasi, menyembunyikan perasaannya di balik senyum palsu. Perceptron Cinta, di sisi lain, jujur dan lugas.

Esok harinya, Hana tiba di kantor Cybernetics Solutions dengan perasaan gugup. Bangunan itu megah dan futuristik, mencerminkan kecanggihan teknologi yang mereka kembangkan. Ia disambut oleh Tanaka-san, seorang pria paruh baya dengan mata yang tajam dan senyum ramah.

Presentasi Hana berjalan lancar. Tim pengembangan Cybernetics Solutions terkesan dengan kemampuan Perceptron Cinta. Mereka mengajukan banyak pertanyaan, menguji batas-batas sistem tersebut. Hana menjawab semuanya dengan percaya diri, menjelaskan setiap detail algoritma yang rumit.

Di akhir presentasi, Tanaka-san tersenyum. "Hana-san, kami sangat tertarik untuk mengakuisisi proyek Perceptron Cinta Anda. Kami percaya ini memiliki potensi besar untuk membantu orang lain membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia."

Hana terkejut sekaligus senang. Ini adalah kesempatan yang luar biasa. Ia mengangguk. "Saya menerima tawaran Anda, Tanaka-san."

Setelah menandatangani kontrak, Hana merasa lega. Beban berat terangkat dari pundaknya. Ia akhirnya bisa melupakan Kenji, fokus pada masa depannya.

Beberapa bulan kemudian, Perceptron Cinta menjadi produk yang sukses besar. Aplikasi itu diunduh jutaan kali di seluruh dunia. Orang-orang memuji kemampuannya untuk memberikan saran yang bijaksana dan personal. Hana menjadi selebriti di dunia AI, diundang untuk berbicara di konferensi-konferensi besar.

Suatu malam, Hana menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh Cybernetics Solutions. Di tengah keramaian, ia melihat Kenji. Ia bersama pacar barunya, tersenyum dan tertawa. Hana berusaha menghindarinya, tapi Kenji melihatnya.

Ia mendekat, tampak sedikit canggung. "Hana? Lama tidak bertemu. Selamat atas kesuksesanmu."

Hana hanya mengangguk.

"Aku… aku menyesal," kata Kenji, lirih. "Aku seharusnya tidak meninggalkanmu. Aku baru sadar betapa berartinya kamu bagiku setelah membaca artikel tentang Perceptron Cinta. Aku berharap aku punya alat seperti itu saat kita masih bersama."

Hana menatapnya, dingin. "Terlambat, Kenji. Perceptron Cinta mungkin bisa memperbaiki hubungan orang lain, tapi ia tidak bisa menghapus masa lalu."

Ia berbalik dan pergi, meninggalkan Kenji yang terpaku di tempatnya. Hana tahu, Kenji mungkin menyesal, tapi ia tidak benar-benar memahami apa yang telah hilang. Perceptron Cinta telah mengajarinya banyak hal, termasuk bagaimana mencintai diri sendiri, bagaimana menetapkan batasan, dan bagaimana mencari seseorang yang benar-benar pantas untuknya.

Di tengah gemerlap pesta, Hana tersenyum. Ia tidak lagi membutuhkan Kenji, atau siapapun yang tidak bisa menghargainya. Ia memiliki Perceptron Cinta, sebuah AI yang lebih peka, lebih jujur, dan lebih memahami dirinya daripada mantan pacarnya. Dan itu sudah cukup untuk saat ini. Hujan di luar mungkin masih deras, tapi di dalam hatinya, matahari mulai bersinar.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI