Hapus Kenangan Mantan: Upgrade Algoritma Cinta Baru?

Dipublikasikan pada: 31 May 2025 - 20:18:12 wib
Dibaca: 169 kali
Kilatan layar ponsel menerangi wajah Anya dalam kegelapan kamar. Jari-jarinya lincah mengetik, menghapus, lalu mengetik lagi. Sebuah pesan untuk Reno, mantan kekasihnya, yang sudah berbulan-bulan menghilang dari kehidupannya. Rasa sesak di dada Anya tak kunjung reda. Bayangan Reno masih memenuhi ruang pikirnya, bagai virus yang enggan dihapus dari sistem operasi.

"Kenapa sih, susah banget lupain dia?" gumam Anya frustrasi. Ia melempar ponsel ke samping, lalu menatap langit-langit kamar.

Sahabatnya, Maya, selalu menyarankan hal yang sama: "Anya, udah deh. Lo itu terlalu bergantung sama kenangan. Upgrade diri lo! Ganti algoritma cinta lo! Cobain 'Eternal Eraser' itu, siapa tahu manjur."

Eternal Eraser. Sebuah aplikasi revolusioner yang dikembangkan oleh NeuroTech, menjanjikan penghapusan selektif kenangan buruk. Iklannya bertebaran di mana-mana. Janji manis tentang memulai hidup baru tanpa beban masa lalu. Awalnya, Anya skeptis. Menghapus kenangan? Kedengarannya seperti film fiksi ilmiah murahan. Tapi, rasa sakit ini... rasanya tak tertahankan lagi.

Pagi itu, Anya memberanikan diri mengunjungi kantor NeuroTech yang megah. Bangunan futuristik dengan dominasi kaca dan baja, seolah menggambarkan teknologi canggih yang bersembunyi di dalamnya. Seorang resepsionis dengan senyum profesional mengarahkannya ke ruang konsultasi. Di sana, seorang pria muda berjas rapi, memperkenalkan diri sebagai Dr. Ardi, menyambutnya.

"Selamat datang, Ibu Anya. Jadi, Anda tertarik untuk mencoba Eternal Eraser?" tanya Dr. Ardi dengan nada ramah.

Anya mengangguk ragu. "Saya... saya sudah lama putus dengan mantan saya. Tapi, saya masih sulit melupakannya. Saya sering kepikiran dia, mimpi tentang dia. Ini sangat mengganggu," keluhnya.

Dr. Ardi mengangguk-angguk penuh pengertian. "Saya mengerti. Eternal Eraser bekerja dengan prinsip neuro-plastisitas. Kami menggunakan gelombang elektromagnetik yang diprogram secara khusus untuk menargetkan sinapsis di otak yang menyimpan kenangan tertentu. Prosesnya aman dan tanpa efek samping yang signifikan."

Anya mendengarkan dengan seksama. "Jadi, saya bisa memilih kenangan mana yang ingin dihapus?"

"Tepat sekali. Anda akan menjalani serangkaian sesi konseling untuk mengidentifikasi kenangan-kenangan yang paling mengganggu. Kemudian, kami akan memetakan aktivitas otak Anda saat Anda mengingat kenangan tersebut. Data ini akan digunakan untuk memprogram gelombang elektromagnetik yang sesuai," jelas Dr. Ardi.

Setelah melalui beberapa sesi konseling yang intens, Anya akhirnya memutuskan kenangan mana yang ingin ia hapus. Kenangan tentang kencan pertama yang romantis di bawah bintang-bintang, ciuman pertama yang penuh debar jantung, janji-janji manis yang ternyata hanya omong kosong belaka. Kenangan-kenangan itu, yang dulu terasa indah, kini hanya menyisakan luka menganga.

Proses penghapusan kenangan itu sendiri terasa aneh. Anya berbaring di sebuah ranjang khusus, kepalanya dipasangi semacam helm yang terhubung ke mesin besar. Dr. Ardi menjelaskan bahwa ia akan merasakan sedikit sensasi hangat dan getaran di kepala, tapi tidak akan sakit.

Saat mesin diaktifkan, Anya merasakan gelombang aneh menjalar di otaknya. Bayangan-bayangan tentang Reno muncul di benaknya, lalu perlahan memudar, bagai gambar yang terhapus dari layar. Perasaan hampa menyelimutinya.

Setelah beberapa sesi, Anya merasa ada perubahan dalam dirinya. Ia tak lagi tiba-tiba teringat Reno saat sedang bekerja. Ia tak lagi terbangun di tengah malam dengan air mata berlinang. Kenangan tentang Reno memang masih ada, tapi warnanya sudah pudar, emosinya sudah netral. Rasanya seperti melihat foto lama seseorang yang dikenal di masa lalu, tapi tidak lagi memiliki arti khusus.

Anya mulai membuka diri untuk hal-hal baru. Ia bergabung dengan komunitas fotografi, mengikuti kelas memasak, dan mencoba mendaki gunung. Ia menikmati kebebasannya, mengejar passionnya, dan menemukan kembali dirinya sendiri.

Suatu malam, saat sedang minum kopi di sebuah kafe, Anya bertemu dengan seorang pria bernama Arya. Arya adalah seorang programmer yang bekerja di sebuah perusahaan rintisan yang mengembangkan aplikasi kecerdasan buatan. Mereka terlibat dalam percakapan yang menarik, membahas tentang teknologi, masa depan, dan mimpi-mimpi mereka. Arya memiliki selera humor yang bagus, pemikiran yang cerdas, dan tatapan mata yang hangat. Anya merasa nyaman dan tertarik dengannya.

Beberapa minggu kemudian, Anya dan Arya resmi berpacaran. Hubungan mereka terasa berbeda dari hubungannya dengan Reno. Arya menghargai Anya apa adanya, mendukung impiannya, dan selalu ada untuknya. Bersama Arya, Anya merasa dicintai dan dihargai. Ia merasa bahwa ia telah menemukan algoritma cinta yang baru, yang lebih baik, yang lebih sesuai dengan dirinya.

Namun, suatu hari, saat Anya dan Arya sedang berjalan-jalan di taman, Anya melihat Reno. Reno terlihat lusuh dan kurus. Ia menatap Anya dengan tatapan sendu.

"Anya?" panggil Reno dengan suara pelan.

Anya terkejut. Ia tak menyangka akan bertemu Reno lagi. Ia merasakan sedikit gejolak di hatinya, tapi gejolak itu tidak sekuat dulu. Ia menatap Reno dengan tenang.

"Reno," jawab Anya singkat.

"Aku... aku minta maaf atas semuanya," kata Reno dengan nada menyesal. "Aku tahu aku sudah menyakitimu. Aku sudah melakukan kesalahan besar."

Anya terdiam sejenak. Ia menatap Reno, lalu menatap Arya yang berdiri di sampingnya. Ia tersenyum tipis.

"Masa lalu biarlah berlalu, Reno," kata Anya dengan suara lembut. "Aku sudah bahagia sekarang. Aku harap kamu juga bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri."

Reno mengangguk lesu. Ia menatap Anya sekali lagi, lalu berbalik dan pergi.

Anya menghela napas lega. Ia menggenggam tangan Arya erat. Ia tahu bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat. Ia telah menghapus kenangan buruknya, mengupgrade algoritma cintanya, dan menemukan kebahagiaannya yang sejati. Eternal Eraser mungkin telah membantunya melupakan Reno, tetapi pada akhirnya, yang menyembuhkan luka hatinya adalah dirinya sendiri, dengan membuka diri untuk cinta yang baru dan lebih baik. Cinta yang dibangun di atas dasar kepercayaan, pengertian, dan rasa saling menghargai. Cinta yang tidak hanya sekadar janji manis, tetapi juga tindakan nyata. Cinta yang, Anya yakini, akan bertahan selamanya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI