Aroma kopi sintesis memenuhi apartemen minimalis milik Anya. Di meja kerjanya yang berantakan, layar komputernya menampilkan barisan kode rumit. Jari-jarinya lincah menari di atas keyboard, menciptakan dunia baru dalam dunia digital. Ia seorang programmer, lebih tepatnya, spesialis algoritma cinta.
Anya bekerja di "HeartSync," perusahaan yang menawarkan solusi unik bagi mereka yang patah hati: penghapusan memori selektif. Bukan seluruh memori, hanya yang berkaitan dengan mantan kekasih. Ide gila, memang, tapi bisnis ini berkembang pesat. Luka hati, rupanya, adalah pasar yang tak pernah sepi.
Malam itu, Anya sedang mengerjakan proyek khusus, yang paling sulit sejauh ini: kasus Daniel. Daniel adalah seorang arsitek berbakat yang ditinggalkan tunangannya, Laura, beberapa minggu sebelum pernikahan mereka. Patah hatinya begitu parah hingga mengganggu pekerjaannya. Ia datang ke HeartSync sebagai harapan terakhir.
"Algoritma ini harus sempurna," gumam Anya, menyeruput kopinya. "Tidak boleh ada residu, tidak boleh ada efek samping."
Penghapusan memori selektif bekerja dengan prinsip memblokir akses ke neuron-neuron tertentu di otak, neuron yang menyimpan memori terkait. Prosesnya melibatkan gelombang elektromagnetik yang diprogram secara presisi, berdasarkan algoritma kompleks yang dirancang Anya dan timnya. Masalahnya, memori cinta tidak sesederhana menyimpan nama dan tanggal. Ia terjalin dengan emosi, bau, suara, bahkan tekstur.
Anya menatap foto Daniel dan Laura di layarnya. Mereka tampak bahagia, sangat bahagia. Senyum Laura begitu menular, mata Daniel bersinar penuh cinta. Ironis, pikir Anya. Ia bekerja untuk menghapus kebahagiaan itu, menghapus sesuatu yang begitu indah, meski menyakitkan.
Ia sendiri tidak pernah merasakan cinta seperti itu. Hidupnya terfokus pada kode, pada logika, pada angka. Hubungan yang pernah ia jalani selalu kandas di tengah jalan, tergerus kesibukan dan ketidakmampuan Anya untuk membuka diri. Mungkin karena itu, ia begitu terobsesi dengan pekerjaannya. Ia ingin memahami cinta, membedahnya menjadi bagian-bagian kecil yang bisa ia kendalikan.
Keesokan harinya, Daniel datang untuk menjalani prosedur. Ia tampak pucat dan lelah. Anya menjelaskan prosesnya sekali lagi, menekankan bahwa tidak ada jaminan 100% berhasil. Daniel hanya mengangguk, tatapannya kosong.
"Saya hanya ingin melupakannya," katanya lirih. "Saya ingin bisa bernapas lagi."
Prosedur berlangsung lancar. Anya mengawasi monitor dengan cermat, memastikan algoritma bekerja sesuai rencana. Setelah beberapa jam, Daniel keluar dari ruang terapi, tampak lebih tenang.
"Bagaimana perasaan Anda?" tanya Anya.
Daniel terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Aneh. Seperti ada bagian yang hilang dari diri saya. Tapi... tidak sakit lagi."
Anya tersenyum tipis. Pekerjaannya selesai.
Beberapa minggu kemudian, Anya menerima panggilan dari Daniel. Ia ingin mengucapkan terima kasih, katanya. Ia merasa jauh lebih baik, lebih fokus, dan lebih produktif. Ia bahkan mulai berkencan dengan seorang wanita bernama Sarah.
Anya merasa lega. Ia berhasil membantu Daniel memulai hidup baru. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia tidak tahu apa itu, tapi perasaan itu membuatnya tidak nyaman.
Suatu malam, Anya tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan Daniel dan Laura, tentang kebahagiaan yang mereka rasakan, tentang rasa sakit yang mereka alami. Ia mulai bertanya-tanya, apakah benar ia telah melakukan hal yang benar? Apakah menghapus memori adalah solusi yang tepat?
Ia membuka kembali file proyek Daniel, membaca kode algoritmanya. Tiba-tiba, ia menemukan sesuatu yang terlewatkan. Sebuah anomali kecil, sebuah potensi efek samping yang mungkin muncul di kemudian hari. Algoritma tersebut, selain menghapus memori tentang Laura, juga berpotensi memengaruhi kemampuan Daniel untuk merasakan emosi secara mendalam, khususnya cinta.
Anya panik. Ia segera menghubungi Daniel, tapi tidak ada jawaban. Ia mengirim pesan, memohonnya untuk datang ke HeartSync secepatnya.
Daniel datang keesokan harinya. Ia tampak bingung dan sedikit kesal.
"Ada apa, Anya? Saya sedang sibuk," katanya.
Anya menjelaskan temuannya, dengan suara bergetar. Daniel mendengarkan dengan seksama, wajahnya semakin lama semakin muram.
"Jadi, apa yang harus saya lakukan?" tanyanya, setelah Anya selesai berbicara.
"Saya... saya tidak tahu," jawab Anya jujur. "Saya sedang mencoba mencari cara untuk membalikkan efeknya."
Daniel menatap Anya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu tahu, Anya, setelah prosedur itu, saya merasa... kosong. Saya bisa bekerja dengan baik, saya bisa berkencan, tapi saya tidak merasakan apa-apa. Saya tidak merasakan cinta untuk Sarah. Saya hanya... menjalankan rutinitas."
Anya terdiam. Ia merasa bersalah, sangat bersalah. Ia telah merusak hidup Daniel, demi pekerjaannya, demi ambisinya.
"Saya minta maaf, Daniel," katanya lirih. "Saya benar-benar minta maaf."
Daniel menghela napas panjang. "Ini bukan salahmu, Anya. Kamu hanya melakukan pekerjaanmu. Tapi... mungkin ini adalah harga yang harus saya bayar untuk melupakan Laura."
Daniel pergi, meninggalkan Anya yang terpaku di tempatnya. Ia merasa hancur, lebih hancur dari yang pernah ia rasakan sebelumnya. Ia menyadari, ia telah bermain-main dengan sesuatu yang seharusnya tidak ia sentuh. Ia telah mencoba mengendalikan cinta, dan ia gagal total.
Anya kembali ke mejanya, menatap barisan kode di layarnya. Ia mematikan komputernya, lalu berdiri dan berjalan menuju jendela. Ia menatap langit malam, yang penuh dengan bintang-bintang yang bersinar redup. Ia menyadari, cinta bukan algoritma yang bisa dipecahkan, bukan kode yang bisa diprogram. Cinta adalah misteri, sebuah kekuatan yang tidak bisa dikendalikan. Dan kadang-kadang, rasa sakit adalah bagian yang tak terpisahkan dari keindahan itu.
Anya memutuskan untuk berhenti dari HeartSync. Ia tidak ingin lagi menghapus memori siapa pun. Ia ingin belajar mencintai, belajar merasakan sakit, belajar menerima cinta apa adanya. Ia ingin menemukan algoritma cintanya sendiri, bukan yang diprogram untuk orang lain, tapi yang terpahat di hatinya sendiri. Mungkin, suatu hari nanti, ia akan menemukan seseorang yang bisa mengisi kekosongan di hatinya, seseorang yang bisa membuatnya merasakan cinta yang sesungguhnya, tanpa harus menghapusnya.