Debu neon berpendar di sekelilingnya, mencerminkan lampu kota Tokyo yang tak pernah tidur. Hiroki menatap layar komputernya, dahinya berkerut. Di depannya, barisan kode program bergulir, membentuk labirin algoritma yang rumit. Ia sedang mengerjakan proyek terbesarnya: "AmorAI," sebuah kecerdasan buatan yang dirancang untuk mendefinisikan cinta sejati.
Hiroki bukan seorang yang romantis. Ia adalah seorang ilmuwan, seorang pemikir logis. Baginya, cinta adalah reaksi kimia, kombinasi hormon dan neurotransmiter yang menghasilkan perilaku tertentu. Tapi, setelah bertahun-tahun mempelajari pola interaksi manusia, ia mulai bertanya-tanya: mungkinkah ada sesuatu yang lebih dari sekadar itu? Mungkinkah cinta memiliki parameter yang dapat diukur, formula yang dapat dipecahkan?
"AmorAI," pikirnya, "akan menemukan jawabannya."
Ia memasukkan jutaan data ke dalam sistem: buku-buku romantis klasik, film-film drama percintaan, artikel-artikel ilmiah tentang psikologi hubungan, bahkan transkrip percakapan dari pasangan yang telah menikah selama puluhan tahun. AmorAI menganalisis semuanya, mencari pola, mencari korelasi, mencari...definisi.
Hari-hari berlalu. Hiroki tidur di depan komputernya, makan ramen instan, dan lupa waktu. Ia terobsesi. Ia ingin membuktikan bahwa cinta, yang selama ini dianggap sebagai misteri, sebenarnya adalah sesuatu yang rasional, sesuatu yang dapat dipahami.
Suatu malam, AmorAI akhirnya memberikan jawaban. Layar komputernya menyala terang, menampilkan sebuah daftar parameter yang kompleks, lengkap dengan bobot dan rumus matematikanya.
Hiroki membacanya dengan seksama. Di sana tertulis tentang empati, kepercayaan, komitmen, dukungan emosional, komunikasi efektif, dan bahkan kesamaan nilai-nilai. Setiap parameter diukur dengan skala 1 hingga 100, dan AmorAI menyediakan formula untuk menghitung "skor cinta" antara dua individu.
Ia tersenyum puas. Akhirnya, ia berhasil. Cinta telah didefinisikan, diukur, dan dikuantifikasi.
Namun, kebahagiaannya tak bertahan lama. Keesokan harinya, ia bertemu dengan Sakura di kedai kopi langganannya. Sakura adalah teman masa kecilnya, seorang seniman yang ceria dan penuh imajinasi. Mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan Hiroki selalu mengagumi cara Sakura melihat dunia.
"Bagaimana kabarmu, Hiroki?" tanya Sakura, tersenyum cerah.
"Sibuk," jawab Hiroki, "Aku baru saja menyelesaikan proyek besar. Aku berhasil mendefinisikan cinta."
Sakura mengerutkan kening. "Mendefinisikan cinta? Bagaimana caranya?"
Hiroki menjelaskan tentang AmorAI, tentang jutaan data yang ia masukkan, tentang parameter-parameter yang dihasilkan. Ia dengan bangga menunjukkan daftar panjang kode dan rumus matematikanya.
Sakura mendengarkan dengan sabar, lalu berkata, "Tapi, Hiroki, apa yang kamu lakukan ini seperti mencoba menangkap pelangi dengan jaring. Kamu bisa mengukur warnanya, menganalisis cahayanya, tapi kamu tidak akan pernah bisa menangkap esensinya."
Hiroki terdiam. Kata-kata Sakura membuatnya berpikir. Ia telah berhasil menciptakan sebuah sistem untuk mengukur cinta, tapi apakah ia benar-benar memahami apa itu cinta?
Sakura melanjutkan, "Cinta itu bukan tentang daftar parameter. Cinta itu tentang bagaimana perasaanmu saat bersama seseorang. Cinta itu tentang tawa, air mata, dan semua momen kecil yang kamu bagi bersama. Cinta itu tentang menerima seseorang apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya."
Hiroki menatap Sakura. Ia tiba-tiba menyadari sesuatu yang selama ini luput dari perhatiannya. Ia selalu terpaku pada angka dan formula, sehingga ia lupa untuk merasakan. Ia lupa untuk melihat keindahan dalam ketidaksempurnaan.
Ia kemudian mencoba menggunakan AmorAI untuk mengukur "skor cinta" antara dirinya dan Sakura. Hasilnya mengejutkan. Skor mereka hanya 68, jauh di bawah ambang "cinta sejati" menurut sistemnya.
Hiroki tertawa pahit. Sistem yang ia ciptakan sendiri, sistem yang ia yakini sebagai kebenaran mutlak, ternyata salah.
Ia menyadari bahwa Sakura benar. Cinta bukanlah tentang parameter yang dapat diukur. Cinta adalah sesuatu yang lebih dalam, lebih kompleks, dan lebih misterius. Cinta adalah tentang koneksi yang tak dapat dijelaskan, tentang perasaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
"Sakura," kata Hiroki, "Aku rasa aku salah. Aku rasa aku tidak mengerti apa itu cinta."
Sakura tersenyum lembut. "Mungkin karena kamu terlalu sibuk mencari definisinya, sehingga kamu lupa untuk merasakannya."
Malam itu, Hiroki kembali ke labnya dan menghapus kode AmorAI. Ia menyadari bahwa ia tidak perlu mencari definisi cinta dari sebuah mesin. Ia hanya perlu membuka hatinya dan merasakan.
Ia tahu bahwa perjalanan cintanya baru saja dimulai. Dan ia berjanji pada dirinya sendiri, ia akan belajar mencintai dengan sepenuh hati, tanpa parameter, tanpa batasan, dan tanpa rumus matematika. Karena cinta sejati, pikirnya, adalah sesuatu yang tidak bisa diukur, tapi hanya bisa dirasakan. Dan terkadang, cinta sejati itu ada tepat di depan mata, dalam senyuman seorang teman lama.