Jejak Digital Hati: Algoritma Cinta Menemukanmu?

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:15:47 wib
Dibaca: 164 kali
Deretan angka dan simbol hijaunya menari di layar laptop, membentuk jalinan rumit yang mendefinisikan dunianya. Luna, seorang programmer jenius dengan rambut dikuncir asal dan kacamata yang sering melorot, tenggelam dalam baris kode. Baginya, algoritma adalah bahasa universal, jembatan antara ide abstrak dan realitas digital. Namun, urusan hati? Itu adalah medan yang belum terpetakan, sebuah anomali yang tak bisa diurai dengan logika.

Luna benci aplikasi kencan. Ia merasa direduksi menjadi sekumpulan foto dan deskripsi singkat, dinilai berdasarkan kriteria dangkal yang tak mencerminkan kompleksitas dirinya. Teman-temannya selalu membujuk, “Ayolah, Luna! Di luar sana ada ribuan pria potensial! Algoritma bisa membantumu menemukan yang cocok!” Tapi Luna selalu menolak. Baginya, cinta seharusnya ditemukan secara organik, bukan diprediksi oleh serangkaian kode.

Namun, takdir, atau mungkin algoritma yang lebih canggih dari yang ia bayangkan, punya rencananya sendiri. Perusahaan tempat Luna bekerja, "NovaTech," sedang mengembangkan aplikasi kencan revolusioner bernama "SoulSync." Aplikasi ini tidak hanya mempertimbangkan preferensi fisik dan minat, tetapi juga menganalisis pola komunikasi, preferensi musik, dan bahkan ekspresi wajah mikro untuk menemukan kecocokan yang lebih dalam. Luna ditugaskan sebagai anggota tim inti, bertugas menyempurnakan algoritma utama.

Awalnya, Luna mengerjakan proyek itu dengan sinis. Ia menganggapnya sebagai tugas rutin, hanya barisan kode yang harus dioptimalkan. Namun, semakin ia mendalami algoritma SoulSync, semakin ia terpukau dengan kemampuannya. Aplikasi itu mampu mendeteksi ketidakcocokan yang tersembunyi, mengungkap potensi konflik, dan bahkan memprediksi bagaimana dua orang akan berinteraksi dalam situasi tertentu. Luna mulai bertanya-tanya, mungkinkah algoritma benar-benar bisa menemukan cinta?

Suatu malam, saat lembur di kantor yang sepi, Luna menemukan bug aneh dalam sistem pengujian SoulSync. Aplikasi itu secara konsisten mencocokkannya dengan satu profil tertentu, meskipun ia tidak pernah memasukkan data pribadinya ke dalam sistem. Profil itu bernama "Arjuna," seorang arsitek lanskap yang mendeskripsikan dirinya sebagai "pecinta alam, pembaca buku, dan pemimpi kronis." Luna penasaran. Ia membuka profil Arjuna dan mulai membaca deskripsinya.

Arjuna menulis tentang kecintaannya pada desain yang berkelanjutan, tentang bagaimana ia berusaha menciptakan ruang yang harmonis antara alam dan teknologi. Ia menulis tentang buku-buku favoritnya, yang ternyata sama dengan beberapa buku favorit Luna. Ia bahkan menyertakan kutipan dari salah satu puisi favorit Luna, puisi yang jarang diketahui orang. Jantung Luna berdebar. Ini terlalu kebetulan.

Ia mencoba mencari tahu mengapa algoritma SoulSync terus-menerus mencocokkannya dengan Arjuna. Ia memeriksa kode, menelusuri log sistem, dan akhirnya menemukan jawabannya. Algoritma tersebut secara otomatis menganalisis data dari akun NovaTech Luna, termasuk riwayat pencarian, preferensi musik, dan bahkan pola pengetikannya. Berdasarkan data tersebut, algoritma menyimpulkan bahwa Arjuna adalah pasangan yang paling cocok untuk Luna.

Luna merasa marah dan malu. Ia merasa privasinya dilanggar, dan bahwa perasaannya diprediksi oleh mesin. Ia ingin menghapus profil Arjuna dari sistem, ingin membuktikan bahwa algoritma itu salah. Namun, ada sesuatu yang menahannya. Rasa penasaran. Ia memutuskan untuk bertemu Arjuna.

Mereka bertemu di sebuah kedai kopi kecil dekat taman kota. Arjuna tampak persis seperti yang Luna bayangkan: ramah, santai, dan memiliki mata yang berbinar ketika berbicara tentang alam. Mereka berbicara berjam-jam, tentang arsitektur lanskap, tentang teknologi, tentang buku, dan tentang mimpi-mimpi mereka. Luna terkejut betapa nyamannya ia berbicara dengan Arjuna, betapa mudahnya mereka terhubung.

Setelah beberapa kencan, Luna mulai menyadari bahwa algoritma SoulSync mungkin tidak sepenuhnya salah. Algoritma itu tidak menciptakan perasaannya, tetapi membantunya menemukan seseorang yang memiliki minat, nilai, dan pandangan hidup yang sejalan dengannya. Algoritma itu adalah alat, bukan penentu. Ia membantunya membuka diri terhadap kemungkinan yang sebelumnya ia abaikan.

Namun, Luna juga menyadari bahwa algoritma memiliki keterbatasannya. Algoritma tidak bisa memprediksi chemistry, tidak bisa mengukur humor, dan tidak bisa merasakan emosi. Hal-hal inilah yang membuat hubungan antara dua orang menjadi unik dan tak ternilai harganya.

Suatu malam, di bawah bintang-bintang di taman kota, Arjuna menggenggam tangan Luna. "Aku tahu ini mungkin terdengar aneh," katanya, "tapi aku merasa kita ditakdirkan untuk bertemu."

Luna tersenyum. "Mungkin," jawabnya. "Atau mungkin, kita hanya beruntung bertemu di era algoritma."

Mereka berdua tertawa. Mereka tahu bahwa kisah cinta mereka adalah perpaduan antara takdir dan teknologi, antara intuisi manusia dan kecerdasan buatan. Mereka tahu bahwa cinta sejati tidak bisa diprediksi, tetapi bisa ditemukan, bahkan dengan bantuan algoritma.

Beberapa bulan kemudian, Luna dan Arjuna menikah di sebuah taman yang dirancang oleh Arjuna. Di resepsi pernikahan, Luna berpidato. "Aku dulu skeptis tentang aplikasi kencan," katanya, "tapi sekarang aku percaya bahwa teknologi bisa menjadi alat yang ampuh untuk menghubungkan orang. Namun, kita harus ingat bahwa teknologi hanyalah alat. Cinta sejati membutuhkan lebih dari sekadar algoritma. Ia membutuhkan keberanian untuk membuka hati, kemampuan untuk berkomunikasi, dan kemauan untuk menerima kekurangan satu sama lain."

Ia menatap Arjuna, matanya berkaca-kaca. "Aku berterima kasih kepada algoritma SoulSync karena telah membawaku kepadamu," katanya. "Tapi aku lebih berterima kasih kepadamu karena telah menunjukkan kepadaku apa artinya cinta yang sesungguhnya."

Dan di tengah tepuk tangan meriah, Luna tahu bahwa jejak digital hatinya telah menuntunnya ke tempat yang seharusnya ia berada. Bersama Arjuna, ia menemukan bahwa algoritma memang bisa membantu menemukan cinta, tetapi yang membuat cinta itu abadi adalah pilihan yang mereka buat setiap hari. Pilihan untuk saling mencintai, saling mendukung, dan saling menginspirasi.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI