Cinta Versi Final: Menguji Kesempurnaan Hubungan Bersama AI

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 03:59:17 wib
Dibaca: 156 kali
Udara malam Jakarta terasa pengap, meski AC di apartemen minimalis milik Anya bekerja tanpa henti. Di hadapannya, layar laptop memancarkan cahaya biru pucat ke wajahnya yang serius. Jari-jarinya lincah menari di atas keyboard, menyusun kalimat demi kalimat dengan presisi seorang arsitek. Bukan laporan pekerjaan yang sedang dikerjakannya, melainkan serangkaian pertanyaan. Pertanyaan yang akan menentukan masa depannya, masa depannya bersama Leo.

Pertanyaan itu bukan untuk Leo secara langsung. Melainkan untuk Aurora, sebuah program AI canggih yang dikembangkan Anya sendiri. Aurora bukan sekadar asisten virtual biasa. Ia dirancang untuk menganalisis data, memprediksi kemungkinan, dan yang terpenting, mengevaluasi kompatibilitas sebuah hubungan. Anya menyebutnya, "Cinta Versi Final".

Leo, kekasihnya selama tiga tahun, belum mengetahui keberadaan Aurora. Anya merahasiakannya, merasa bersalah namun juga penasaran. Ia ingin mengetahui apakah perasaannya, keyakinannya, dan harapan-harapannya tentang Leo valid secara objektif. Ia ingin memastikan, sebelum melangkah lebih jauh, bahwa mereka adalah pasangan yang benar-benar ditakdirkan untuk bersama.

"Pertanyaan pertama," bisik Anya, "Seberapa besar kemungkinan Leo akan setia dalam jangka panjang?"

Ia kemudian memasukkan detail-detail tentang Leo: riwayat kencan sebelumnya, kepribadian berdasarkan tes psikologi online yang pernah diikuti Leo, pola komunikasi mereka sehari-hari, bahkan preferensi musik dan film. Semua data ini diunggah ke Aurora.

Layar berkedip sejenak, kemudian menampilkan hasil analisis awal. "Probabilitas kesetiaan: 87%."

Anya menghela napas lega. Angka yang cukup tinggi. Namun, ia tidak boleh terlena. Ia melanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.

"Seberapa besar kemungkinan Leo akan memberikan dukungan emosional yang memadai saat saya menghadapi masa sulit?"

Anya memasukkan data tentang reaksi Leo terhadap masalah-masalah kecil yang pernah ia hadapi, cara Leo memberikan solusi, serta empati yang ditunjukkannya.

"Probabilitas dukungan emosional memadai: 72%."

Angka ini membuatnya sedikit khawatir. 72% tidak buruk, tapi juga tidak sempurna. Anya teringat saat neneknya meninggal. Leo memang ada di sisinya, namun Anya merasa Leo kurang memahami kesedihan yang mendalam yang ia rasakan.

Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan Anya kepada Aurora. Seberapa besar kemungkinan Leo akan membantu pekerjaan rumah tangga? Seberapa besar kemungkinan Leo akan menerima kekurangan-kekurangannya? Seberapa besar kemungkinan Leo akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anak mereka kelak?

Setiap jawaban yang diberikan Aurora, Anya cermati dengan seksama. Ia membandingkan angka-angka itu dengan perasaannya sendiri, dengan pengalaman-pengalaman yang telah ia lalui bersama Leo. Semakin lama, Anya semakin tenggelam dalam labirin data dan algoritma.

Hingga akhirnya, tibalah pertanyaan terakhir. Pertanyaan yang paling penting.

"Seberapa besar kemungkinan Anya dan Leo akan bahagia bersama dalam jangka panjang?"

Anya memasukkan data tentang tingkat kebahagiaan dirinya dan Leo berdasarkan kuesioner harian yang ia buat, tingkat kepuasan terhadap hubungan mereka, serta ekspektasi mereka tentang masa depan.

Layar laptop berkedip lebih lama dari biasanya. Aurora bekerja keras, memproses jutaan data, mencari pola, dan membuat prediksi. Anya menunggu dengan jantung berdebar.

Akhirnya, muncul angka itu.

"Probabilitas kebahagiaan jangka panjang: 63%."

Anya terkejut. Hanya 63%? Angka itu jauh lebih rendah dari yang ia harapkan. Ia merasa dunianya runtuh. Selama ini, ia percaya bahwa ia dan Leo ditakdirkan untuk bersama. Namun, Aurora, AI ciptaannya sendiri, mengatakan sebaliknya.

Anya mematikan laptopnya dengan kasar. Ia tidak ingin melihat angka itu lagi. Ia merasa bodoh, merasa telah membiarkan teknologi mengendalikan perasaannya.

Malam itu, Anya tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan angka 63%. Apakah itu berarti ia harus mengakhiri hubungannya dengan Leo? Apakah ia harus menyerah pada cinta yang selama ini ia perjuangkan?

Keesokan harinya, Leo datang ke apartemen Anya. Ia membawakan bunga mawar merah, senyum cerah menghiasi wajahnya.

"Ada apa denganmu, Sayang? Kamu kelihatan murung," kata Leo, sambil memeluk Anya.

Anya membalas pelukan Leo. Ia merasakan kehangatan tubuh Leo, aroma parfumnya yang khas. Ia menyadari sesuatu. Angka 63% itu hanyalah angka. Angka itu tidak bisa menggambarkan cinta yang ia rasakan untuk Leo, kebahagiaan yang ia rasakan saat bersamanya, dan harapan yang ia miliki untuk masa depan mereka.

Anya melepaskan pelukannya, menatap mata Leo dalam-dalam.

"Leo," kata Anya, "Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu."

Ia menceritakan semuanya kepada Leo tentang Aurora, tentang pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan, dan tentang angka 63% yang membuatnya bingung.

Leo mendengarkan dengan seksama, tanpa memotong pembicaraan Anya. Ketika Anya selesai berbicara, Leo tersenyum.

"Anya," kata Leo, "Aku tidak mengerti banyak tentang AI, tapi aku tahu satu hal. Cinta itu bukan tentang angka. Cinta itu tentang perasaan, tentang komitmen, dan tentang perjuangan bersama."

Leo kemudian menggenggam tangan Anya.

"Aku tidak peduli dengan angka 63% itu. Aku mencintaimu, Anya. Aku ingin bersamamu, apapun yang terjadi. Aku siap berjuang bersamamu, menghadapi segala tantangan yang ada di depan kita."

Anya terharu mendengar kata-kata Leo. Ia menyadari bahwa Leo benar. Cinta tidak bisa diukur dengan angka. Cinta adalah sesuatu yang lebih dari sekadar data dan algoritma.

Anya memeluk Leo erat-erat. Ia merasa lega, merasa tenang, dan merasa yakin.

"Aku juga mencintaimu, Leo," bisik Anya.

Malam itu, Anya menghapus program Aurora dari laptopnya. Ia tidak ingin lagi bergantung pada teknologi untuk menentukan masa depannya. Ia ingin mempercayai perasaannya sendiri, mempercayai Leo, dan mempercayai kekuatan cinta mereka.

Anya menyadari bahwa cinta versi final bukanlah tentang kesempurnaan. Cinta versi final adalah tentang menerima kekurangan, saling mendukung, dan berjuang bersama. Dan itulah yang akan ia lakukan bersama Leo. Bersama, mereka akan menulis kisah cinta mereka sendiri, sebuah kisah yang lebih indah dan lebih bermakna daripada angka 63% manapun.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI