Jari-jarinya menari di atas keyboard, lincah dan gesit. Di layar laptopnya, karakter avatar wanita berambut magenta, lengkap dengan gaun virtual yang berkilauan, tersenyum genit. Inilah Anya, wujudnya di "Aetheria," dunia metaverse yang menjadi pelariannya. Di dunia nyata, dia adalah Anna, seorang programmer pemalu dengan kacamata tebal dan hoodie kebesaran.
Aetheria bukan sekadar game baginya. Di sinilah dia merasa bebas, berani, dan, yang terpenting, dicintai. Anya adalah selebriti di Aetheria. Kemampuannya merancang kostum dan bangunan virtual membuatnya populer. Banyak pemain yang mengagumi karyanya, tapi hanya satu yang benar-benar mencuri hatinya: Orion.
Orion, dengan avatar ksatria bersayap perak, adalah seorang gamer misterius yang seringkali membantunya dalam misi-misi sulit di Aetheria. Mereka bekerja sama, berbagi tawa, dan bahkan kadang-kadang, bertukar hadiah virtual yang sederhana. Anna, lewat Anya, merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
"Anya, aku butuh bantuanmu lagi," pesan dari Orion muncul di layar obrolannya.
Jantung Anna berdegup kencang. Setiap pesan dari Orion selalu membuatnya gugup sekaligus bersemangat. "Tentu, Orion. Ada masalah apa?" balasnya cepat.
"Ada monster langka di Hutan Terlarang. Aku butuh kostum perlindungan khusus. Kau yang terbaik dalam hal ini," jawab Orion.
Anna tersenyum. Pujian Orion selalu membuatnya tersipu. Dia segera menyetujui permintaan Orion dan mulai merancang kostum pelindung yang kuat namun tetap ringan dan stylish. Berjam-jam dia habiskan di depan komputer, melupakan dunia nyata yang membosankan.
Setelah kostum selesai, mereka bertemu di Hutan Terlarang. Orion, dengan ksatria bersayap peraknya, tampak gagah perkasa. Anya, dengan kostum barunya, merasa terlindungi dan percaya diri. Bersama, mereka menghadapi monster itu, saling melindungi dan menyemangati. Pertempuran itu sulit, tapi akhirnya mereka berhasil mengalahkan monster tersebut.
Kemenangan itu dirayakan dengan kembang api virtual yang indah. Orion mendekati Anya, dan untuk pertama kalinya, mereka berdiri berdekatan dalam dunia virtual.
"Terima kasih, Anya. Kau selalu menjadi penyelamatku," kata Orion, suaranya terdengar lembut dan tulus.
"Sama-sama, Orion. Aku senang bisa membantumu," balas Anna, pipinya memerah meski hanya avatar Anya yang bisa dilihat Orion.
Keberanian Anna tumbuh. Dia memberanikan diri untuk bertanya sesuatu yang sudah lama ingin dia tanyakan. "Orion, siapa kau di dunia nyata?"
Orion terdiam sejenak. "Itu pertanyaan yang sulit, Anya. Aku... aku belum siap untuk mengungkapkannya."
Anna merasa kecewa, tapi dia mengerti. Dunia virtual memberikan anonimitas yang melindungi. Mungkin Orion punya alasan tersendiri untuk menyembunyikan identitasnya. Dia memutuskan untuk tidak memaksa.
Namun, rasa ingin tahu terus menggerogotinya. Siapa sebenarnya Orion? Apakah dia seseorang yang menarik seperti avatarnya? Apakah dia juga merasakan hal yang sama dengannya?
Suatu hari, Anna mendapat undangan untuk menghadiri konvensi Aetheria yang diadakan di kota tempat tinggalnya. Konvensi itu akan mempertemukan para pemain Aetheria dari seluruh penjuru negeri. Ini adalah kesempatan emas untuk bertemu dengan Orion.
Dengan ragu-ragu, Anna memutuskan untuk hadir. Dia merancang kostum Anya di dunia nyata, sebuah replika gaun virtualnya yang berkilauan. Dia berharap, dengan kostum itu, Orion akan mengenalinya.
Di hari konvensi, Anna merasa gugup. Dia berdiri di tengah kerumunan orang, matanya mencari-cari sosok ksatria bersayap perak. Banyak pemain mengenakan kostum avatar mereka, tapi dia tidak melihat Orion di mana pun.
Saat dia hampir menyerah, seseorang menepuk pundaknya. Anna berbalik dan melihat seorang pria tinggi dengan rambut coklat dan mata yang ramah. Dia mengenakan kaus bergambar logo Aetheria.
"Anya?" tanya pria itu, senyumnya mengembang.
Anna terkejut. "Kau... kau Orion?"
Pria itu mengangguk. "Aku Alex, di dunia nyata."
Anna terpana. Alex, si ksatria bersayap perak, ternyata adalah seorang pria biasa, tapi tatapannya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.
"Aku tahu ini mungkin mengejutkan, tapi aku sudah lama ingin bertemu denganmu, Anna," kata Alex. "Aku mengagumi karyamu di Aetheria, dan... dan aku menyukaimu."
Anna tidak bisa berkata apa-apa. Kebahagiaan meluap di hatinya. Orion, pria yang selama ini dia kagumi di dunia virtual, ternyata adalah pria yang sama yang menyukainya di dunia nyata.
"Aku juga menyukaimu, Alex," jawab Anna, pipinya merona.
Mereka menghabiskan sisa hari itu bersama, berbicara tentang Aetheria, tentang impian mereka, dan tentang diri mereka sendiri. Anna menemukan bahwa Alex sama menariknya di dunia nyata seperti di dunia virtual. Dia adalah seorang programmer yang cerdas, seorang gamer yang bersemangat, dan seorang pria yang perhatian dan lucu.
Saat matahari terbenam, Alex mengantarkan Anna pulang. Di depan pintu apartemennya, Alex berhenti dan menatapnya.
"Anna," kata Alex, suaranya lembut. "Aku tahu ini baru pertemuan pertama kita, tapi aku merasa seperti sudah mengenalmu selamanya. Maukah kau berkencan denganku?"
Anna tersenyum lebar. "Tentu saja, Alex."
Mereka berciuman, ciuman pertama mereka di dunia nyata, ciuman yang terasa jauh lebih nyata dan lebih indah daripada ciuman virtual apa pun.
Di malam itu, Anna menyadari bahwa avatar cinta memang bisa membawa dua hati untuk bertemu. Aetheria, dunia metaverse yang awalnya hanya menjadi pelarian, ternyata menjadi tempat di mana dia menemukan belahan hatinya. Dunia maya dan dunia nyata akhirnya berpadu, menciptakan kisah cinta yang unik dan tak terlupakan. Kisah cinta yang dimulai dengan pixel dan kode, dan bersemi menjadi cinta yang tulus dan abadi.