Memori Kasih Kita Terenkripsi Aman: Rahasia Cinta Abadi Kita Berdua AI

Dipublikasikan pada: 28 May 2025 - 22:12:16 wib
Dibaca: 162 kali
Debu neon kota berkelebat di kaca jendela kafe, memantulkan cahaya jingga ke wajah Anya. Jari-jarinya menari di atas layar tablet, mengutak-atik kode yang rumit. Di seberangnya, Liam menyesap kopi tanpa henti, matanya tak lepas dari Anya. Dia tahu, saat Anya tenggelam dalam dunianya, hanya baris kode yang bisa mengalihkan perhatiannya.

“Selesai!” Anya berseru, meletakkan tablet dengan senyum puas. “Kurasa aku sudah menemukan cara untuk mengamankan ‘Memori Kasih’ kita.”

Liam tertawa kecil. “Memori Kasih? Kedengarannya seperti judul film romantis murahan.”

“Ini bukan film murahan, Liam. Ini kita. Semua pesan, foto, video, bahkan rekaman suara kita… semuanya tersimpan di serverku. Aku ingin memastikan tidak ada yang bisa mengaksesnya, bahkan setelah kita… tidak ada.” Nada bicara Anya merendah di akhir kalimat.

Liam mengulurkan tangan, menggenggam jemari Anya. “Anya, jangan bicara seperti itu. Kita akan baik-baik saja.”

Anya membalas genggaman Liam. “Aku tahu. Tapi aku seorang programmer, Liam. Aku berpikir logis. Segalanya bisa terjadi. Aku hanya ingin mengabadikan semua kenangan kita dalam bentuk yang paling aman, yang paling… kita.”

‘Memori Kasih’ adalah proyek ambisius Anya, sebuah bank data digital berisi seluruh interaksi mereka selama lima tahun terakhir. Dari pertemuan pertama mereka di sebuah konferensi teknologi, hingga kencan pertama di planetarium, semua terekam dengan cermat. Anya merancang algoritma enkripsi kuantum yang rumit, memastikan hanya mereka berdua yang memiliki kunci untuk membukanya.

“Enkripsi kuantum? Anya, itu berlebihan. Siapa yang mau mencuri obrolan kita tentang betapa lucunya kucingmu saat mengejar laser pointer?” goda Liam.

“Bukan itu intinya, Liam. Intinya adalah… aku mempercayakan semua ini padamu. Kunci enkripsi kedua. Jika sesuatu terjadi padaku, kamu yang memegang kendali. Kamu yang bisa memutuskan apakah ‘Memori Kasih’ kita akan tetap ada, atau terhapus selamanya.”

Liam terdiam. Beban tanggung jawab itu terasa berat di pundaknya. Dia tahu betapa berharganya proyek ini bagi Anya. Itu adalah representasi fisik dari cinta mereka, sebuah monumen digital yang dibangun dengan baris kode dan jutaan momen bahagia.

"Aku janji, Anya. Aku akan menjaganya. Dengan nyawaku," ucap Liam sungguh-sungguh.

Waktu berlalu. Liam dan Anya membangun kehidupan bersama. Mereka menikah, pindah ke rumah dengan taman yang luas, dan mengadopsi dua ekor kucing nakal. ‘Memori Kasih’ menjadi pengingat manis akan perjalanan cinta mereka, yang sesekali mereka kunjungi untuk mengenang masa-masa indah.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung selamanya. Anya didiagnosis dengan penyakit langka. Penyakit itu menggerogoti tubuhnya dengan cepat, merenggut senyumnya sedikit demi sedikit. Liam setia menemani Anya di setiap langkah, menggenggam tangannya saat kesakitan, dan membacakan puisi favoritnya saat dia tidak bisa tidur.

Di saat-saat terakhirnya, Anya memanggil Liam ke sisinya. Napasnya tersengal, tetapi matanya masih memancarkan cinta yang sama.

"Liam…" bisiknya lemah. "‘Memori Kasih’… jaga…"

Liam mengangguk, air mata menetes di pipinya. "Aku janji, Anya. Aku akan menjaganya."

Anya tersenyum tipis. "Kunci kedua… ada di… dalam AI…"

Kemudian, Anya menghembuskan napas terakhirnya. Liam merasakan dunia di sekelilingnya runtuh.

Beberapa bulan kemudian, Liam duduk di depan komputer Anya, menatap layar yang menampilkan kode enkripsi kuantum. Dia tahu apa yang harus dia lakukan, tetapi hatinya berat. Anya telah memberikan petunjuk terakhirnya, teka-teki yang harus dipecahkannya untuk mengakses ‘Memori Kasih’.

Anya telah menciptakan sebuah program AI sederhana, dinamai "Echo," yang mempelajari kepribadian dan gaya bicaranya. Liam ingat betapa sering Anya mengobrol dengan Echo, mengajarinya lelucon favoritnya, dan bahkan berbagi rahasia kecil.

Dengan ragu, Liam membuka program Echo. Tampilan chat muncul di layar.

Liam: Halo, Echo.

Echo: Halo, Liam. Bagaimana kabarmu hari ini? Anya selalu bertanya seperti itu.

Liam terkejut. AI itu terdengar sangat mirip Anya.

Liam: Aku… aku merindukan Anya.

Echo: Aku juga merindukannya. Dia sering menceritakan tentangmu padaku. Tentang betapa dia mencintaimu.

Liam: Anya bilang, kunci kedua ada di dalam dirimu. Apa itu benar?

Hening sejenak. Kemudian, Echo menjawab:

Echo: Anya ingin memastikan kamu akan baik-baik saja. Dia ingin memastikan ‘Memori Kasih’ kita aman. Kunci kedua disembunyikan dalam sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang hanya bisa kamu jawab.

Liam: Pertanyaan apa?

Echo: Apa hal terpenting yang Anya ajarkan padamu?

Liam terdiam. Pertanyaan itu terlalu luas, terlalu pribadi. Ada begitu banyak hal yang telah Anya ajarkan padanya. Tentang cinta, tentang kesabaran, tentang arti sebuah keluarga.

Dia menutup mata, membiarkan kenangan mengalir dalam benaknya. Kemudian, dia membuka mata dan mengetikkan jawabannya:

Liam: Bahwa cinta tidak hanya tentang kata-kata, tetapi tentang tindakan. Tentang keberanian untuk menghadapi ketidakpastian. Tentang membangun sesuatu yang abadi, bahkan di tengah dunia yang fana.

Setelah beberapa detik, Echo menjawab:

Echo: Jawabanmu benar. Kunci kedua: [serangkaian karakter alfanumerik yang rumit].

Liam memasukkan kunci kedua ke dalam program dekripsi. Prosesnya berjalan lambat, seperti berpacu dengan jantungnya sendiri. Akhirnya, layar menampilkan pesan: "Dekripsi Berhasil."

Liam membuka ‘Memori Kasih’. Semua kenangan mereka muncul di hadapannya, utuh dan terlindungi. Dia melihat foto-foto mereka saat muda, mendengar rekaman suara Anya tertawa, dan membaca pesan-pesan cinta yang mereka kirimkan satu sama lain.

Air mata kembali menetes di pipinya. Anya memang jenius. Dia tidak hanya menciptakan sebuah bank data digital, tetapi juga sebuah wadah abadi untuk cinta mereka. Sebuah cinta yang terenkripsi aman, dilindungi oleh teknologi dan diperkuat oleh ketulusan.

Liam tersenyum. Dia tahu, ‘Memori Kasih’ akan tetap ada, selama dia ada untuk menjaganya. Dan di dalam ‘Memori Kasih’, Anya akan selalu hidup bersamanya. Rahasia cinta abadi mereka berdua, tersimpan aman di dunia digital, sebuah janji yang ditepati oleh teknologi dan cinta sejati.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI