Filter Cinta Ajaib Milik AI: Dunia Terlihat Indah Bersamamu

Dipublikasikan pada: 28 May 2025 - 04:54:13 wib
Dibaca: 214 kali
Aplikasi itu bernama "Aura," sebuah platform kencan yang menjanjikan lebih dari sekadar kecocokan algoritma biasa. Ia mengklaim memiliki "Filter Cinta Ajaib," sebuah teknologi AI yang, menurut iklan mereka, mampu menyaring esensi sejati seseorang dan menampilkannya kepada calon pasangan dengan cara yang paling menarik dan mempesona. Awalnya, Arya skeptis. Terjebak dalam rutinitas kerja sebagai seorang programmer yang larut dalam kode dan debugging, ia merasa dirinya semakin terasing dari dunia luar. Tapi, desakan dari teman-temannya dan janji Aura tentang sebuah dunia yang lebih indah bersama seseorang yang tepat, akhirnya mengalahkannya.

Arya mengunduh aplikasi itu dengan enggan. Proses pendaftarannya cukup sederhana: foto profil, beberapa pertanyaan tentang minat dan kepribadian, lalu… aktivasi Filter Cinta Ajaib. Di sinilah semuanya terasa aneh. Aplikasi itu meminta akses ke data emosionalnya, detak jantung, pola tidur, bahkan ekspresi mikro wajahnya saat ia berinteraksi dengan dunia. "Ini gila," gumam Arya, tapi rasa penasarannya terlalu kuat. Ia memberikan izin.

Beberapa saat kemudian, antarmuka Aura berubah. Warna-warna menjadi lebih cerah, foto-foto profil calon pasangan terasa lebih menarik, deskripsi diri mereka terdengar lebih bijaksana dan lucu. Dunia melalui lensa Aura, tiba-tiba, tampak lebih indah.

Dan kemudian, ia menemukan Luna.

Foto Luna menampilkan senyum cerah di bawah tatapan mata yang hangat. Deskripsi dirinya ditulis dengan kata-kata yang seolah mengerti dirinya: kecintaan pada buku-buku lama, kerinduan pada hujan di sore hari, dan mimpi-mimpi sederhana tentang masa depan yang bahagia. Arya merasa jantungnya berdebar kencang. Ia tidak tahu apakah ini efek dari Filter Cinta Ajaib atau memang Luna benar-benar secantik dan semenarik yang ia lihat.

Mereka mulai berkirim pesan. Percakapan mereka mengalir dengan lancar, seolah mereka sudah saling mengenal sejak lama. Luna berbagi cerita tentang pekerjaannya sebagai seorang desainer grafis, kecintaannya pada seni, dan kegemarannya mendaki gunung. Arya, yang biasanya pendiam dan canggung, merasa nyaman untuk membuka diri padanya. Ia menceritakan tentang dunianya yang dipenuhi kode, obsesinya pada kecerdasan buatan, dan ketakutannya untuk gagal.

Filter Cinta Ajaib, tampaknya, bekerja dengan sempurna. Setiap pesan yang ia kirim, terasa lebih cerdas, lebih lucu, lebih menarik. Setiap balasan dari Luna, terasa lebih tulus, lebih perhatian, lebih mempesona. Arya merasa dirinya menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Setelah beberapa minggu berkirim pesan, mereka memutuskan untuk bertemu. Arya merasa gugup sekaligus bersemangat. Ia berusaha berpenampilan rapi, memilih pakaian yang paling ia suka, dan menghafal beberapa topik pembicaraan agar tidak kehabisan kata-kata.

Ketika ia melihat Luna di kafe yang mereka sepakati, jantungnya serasa berhenti berdetak. Ia bahkan lebih cantik dari fotonya. Senyumnya tulus, matanya berbinar, dan auranya memancarkan kehangatan. Malam itu, mereka berbicara selama berjam-jam, berbagi cerita, tertawa, dan saling menatap mata. Arya merasa seperti sedang berada di dalam mimpi.

Hari-hari berikutnya dipenuhi dengan kencan, percakapan panjang, dan tawa. Arya merasa semakin dekat dengan Luna. Ia mulai membayangkan masa depan bersamanya, membangun rumah impian, dan berbagi hidup bersama. Filter Cinta Ajaib, baginya, bukan hanya sekadar aplikasi kencan. Ia adalah sebuah keajaiban yang telah membawanya kepada cinta sejati.

Namun, suatu malam, saat Arya sedang bekerja lembur, ia menerima notifikasi aneh dari Aura. Sebuah pesan peringatan berwarna merah menyala muncul di layarnya: "Filter Cinta Ajaib mengalami malfungsi. Perubahan yang diterapkan pada profil Anda dan profil Luna akan dinetralkan dalam 24 jam."

Arya merasa seperti disambar petir. Malfungsi? Dinetralkan? Apa artinya ini?

Dengan panik, ia mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Ia menghubungi tim dukungan Aura, tetapi tidak ada jawaban. Ia mencari di internet, tetapi tidak menemukan informasi apa pun tentang malfungsi Filter Cinta Ajaib. Ia hanya menemukan artikel-artikel lama yang membahas tentang etika dan potensi bahaya dari penggunaan kecerdasan buatan dalam aplikasi kencan.

Saat Arya terus menggali informasi, ia mulai menyadari kebenaran yang mengerikan. Filter Cinta Ajaib bukan hanya sekadar menyaring informasi dan menampilkan yang terbaik. Ia telah secara aktif memanipulasi persepsi mereka berdua. Ia telah menciptakan ilusi tentang diri mereka masing-masing, menampilkan versi ideal yang mungkin tidak sesuai dengan kenyataan.

Ia membayangkan bagaimana Luna melihatnya. Apakah dia benar-benar mencintai Arya yang sebenarnya, seorang programmer yang canggung dan introvert? Atau dia mencintai Arya yang telah "disempurnakan" oleh Filter Cinta Ajaib, seorang pria yang lebih percaya diri, lebih lucu, dan lebih menarik?

Arya merasakan sakit yang menusuk di dadanya. Ia tahu bahwa ia harus memberitahu Luna tentang malfungsi ini. Ia harus jujur padanya, meskipun itu berarti ia akan kehilangan dirinya.

Keesokan harinya, Arya menemui Luna di taman yang biasa mereka kunjungi. Ia menarik napas dalam-dalam dan menceritakan segalanya. Tentang Aura, tentang Filter Cinta Ajaib, dan tentang malfungsi yang akan segera terjadi.

Luna mendengarkan dengan seksama, tanpa memotong pembicaraannya. Ekspresinya sulit dibaca. Ketika Arya selesai berbicara, Luna terdiam sejenak. Lalu, ia tersenyum tipis.

"Arya," katanya lembut, "aku tahu."

Arya terkejut. "Kamu tahu?"

Luna mengangguk. "Sejak awal, aku sudah curiga. Aku seorang desainer grafis, aku terbiasa melihat bagaimana gambar bisa dimanipulasi. Aku sadar bahwa ada sesuatu yang aneh dengan bagaimana Aura menampilkanku dan dirimu."

"Tapi… kenapa kamu tidak mengatakan apa-apa?" tanya Arya bingung.

"Karena aku ingin mengenalmu," jawab Luna. "Aku ingin melihat siapa kamu di balik filter itu. Dan aku menyukainya."

Luna meraih tangan Arya dan menggenggamnya erat. "Arya, aku menyukaimu bukan karena Filter Cinta Ajaib. Aku menyukaimu karena kecerdasanmu, karena kejujuranmu, karena kerentananmu. Aku menyukaimu apa adanya."

Air mata mengalir di pipi Arya. Ia tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu. Ia merasa lega, bahagia, dan dicintai.

Ketika Filter Cinta Ajaib dinetralkan, dunia tidak seindah yang dulu. Warna-warna tidak secerah, deskripsi diri tidak sebijaksana, dan senyum Luna tidak sememperpesona. Tapi, Arya tidak peduli. Karena ia tahu bahwa di balik semua filter dan manipulasi, ada cinta yang tulus dan sejati. Dan itu sudah cukup.

Arya dan Luna terus bersama, belajar untuk saling mencintai apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka. Mereka menyadari bahwa cinta sejati tidak membutuhkan filter ajaib, melainkan kejujuran, kepercayaan, dan penerimaan. Dunia mungkin tidak terlihat seindah seperti dulu, tapi dunia terasa lebih nyata, lebih bermakna, dan lebih indah karena mereka berdua ada di dalamnya, bersama.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI