Hati Digital: Unduh Cinta, Install Luka, Update Bahagia?

Dipublikasikan pada: 17 Aug 2025 - 03:40:11 wib
Dibaca: 137 kali
Jemari Aina menari di atas keyboard virtual. Layar holografik di hadapannya menampilkan barisan kode yang rumit, bahasa yang paling ia pahami di dunia maya. Sebagai seorang programmer andal di usia 25 tahun, Aina merasa lebih nyaman berinteraksi dengan algoritma daripada manusia. Dunia nyata, dengan segala kompleksitas emosionalnya, seringkali membuatnya kewalahan.

Namun, malam ini berbeda. Aplikasi kencan revolusioner bernama "SoulSync" yang sedang ia uji coba terasa…menarik. SoulSync menjanjikan kecocokan sempurna berdasarkan analisis data otak, bukan sekadar foto profil dan bio klise. Aina awalnya skeptis, tapi rasa penasaran programmer dalam dirinya mendorongnya untuk mencoba.

Setelah memindai gelombang otaknya selama beberapa jam, SoulSync menemukan satu kandidat dengan tingkat kecocokan 98%. Namanya, Liam. Profil holografiknya menampilkan seorang pria dengan senyum hangat dan mata yang berbinar. Liam adalah seorang arsitek lanskap, profesi yang bertolak belakang dengan dunianya yang serba digital.

"Kurasa…aku akan mencobanya," gumam Aina, menekan tombol "Unduh Cinta" dengan ragu.

Beberapa hari kemudian, Aina dan Liam bertemu di sebuah kafe bernuansa alam. Suasana kaku di awal perlahan mencair ketika mereka berbicara tentang minat masing-masing. Liam terpesona dengan kecerdasan Aina dalam dunia teknologi, sementara Aina kagum dengan cara Liam melihat keindahan dalam hal-hal sederhana seperti daun yang gugur dan aliran sungai.

Kencan-kencan berikutnya terasa seperti mimpi. Liam membawanya ke taman-taman rahasia di sudut kota, menceritakan kisah tentang setiap tanaman dan pepohonan. Aina, sebaliknya, mengenalkan Liam pada keajaiban virtual reality, menunjukkan padanya dunia-dunia fantastis yang bisa diciptakan hanya dengan beberapa baris kode.

Mereka saling melengkapi, seperti dua sisi mata uang yang berbeda namun saling membutuhkan. Aina merasa lebih hidup, lebih bahagia daripada sebelumnya. Hatinya, yang selama ini terkunci rapat dalam benteng digital, mulai terbuka untuk Liam. Ia mulai percaya bahwa SoulSync mungkin benar. Cinta memang bisa ditemukan dalam data.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Suatu malam, saat mereka sedang makan malam romantis di sebuah restoran mewah, ponsel Liam berdering. Liam menjawabnya dengan gugup, lalu meminta izin untuk pergi sebentar. Aina memperhatikannya dengan curiga.

Ketika Liam kembali, raut wajahnya berubah. "Aina, ada yang ingin kukatakan," ucapnya dengan suara lirih. "Sebelum aku bertemu denganmu, aku…aku sudah bertunangan."

Dunia Aina runtuh seketika. Kata-kata Liam menghantamnya seperti petir. Seluruh kebahagiaan yang ia rasakan selama ini terasa palsu, dibangun di atas kebohongan.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?" tanya Aina dengan suara bergetar.

"Aku…aku takut kehilanganmu," jawab Liam dengan nada menyesal. "Aku tahu ini salah, tapi aku benar-benar mencintaimu."

"Cinta?" Aina tertawa sinis. "Kau tidak tahu apa itu cinta, Liam. Kau hanya tahu bagaimana cara membuatku percaya pada ilusi."

Aina bangkit dari kursinya dan pergi meninggalkan Liam. Air mata mengalir deras di pipinya. Hatinya hancur berkeping-keping, seperti program yang tiba-tiba mengalami error dan tak bisa diperbaiki.

Malam itu, Aina kembali ke dunianya yang sunyi. Ia duduk di depan layar holografiknya, menatap barisan kode dengan pandangan kosong. SoulSync, aplikasi yang seharusnya membawanya pada cinta sejati, justru memberikan luka yang mendalam.

Ia ingin menghapus semua kenangan tentang Liam, mengembalikannya ke dunia digital dan melupakannya selamanya. Tapi, rasa sakit itu terlalu nyata. Kenangan tentang senyum Liam, sentuhan lembutnya, dan tawa mereka bersama, semuanya terukir jelas di benaknya.

Aina tahu, cinta memang bukan sekadar algoritma. Cinta itu rumit, tidak terduga, dan seringkali menyakitkan. Tapi, di balik semua rasa sakit itu, ada juga keindahan yang tak ternilai harganya.

Setelah beberapa hari mengurung diri, Aina memutuskan untuk bangkit. Ia menghapus aplikasi SoulSync dari perangkatnya, bukan karena membencinya, tapi karena ia ingin mencari cinta dengan caranya sendiri, tanpa bantuan teknologi.

Aina mulai keluar rumah, berinteraksi dengan orang-orang, dan membuka hatinya untuk kemungkinan-kemungkinan baru. Ia bergabung dengan komunitas pecinta alam, belajar tentang berkebun, dan menikmati keindahan dunia yang selama ini ia abaikan.

Suatu hari, saat sedang menanam bibit pohon di sebuah taman kota, ia bertemu dengan seorang pria bernama Rio. Rio adalah seorang relawan yang memiliki semangat yang sama dengan Aina untuk melestarikan lingkungan. Mereka mulai berbicara, berbagi cerita, dan menemukan kesamaan dalam banyak hal.

Rio tidak tahu tentang masa lalu Aina dengan Liam, dan Aina tidak berniat untuk menceritakannya. Ia hanya ingin memulai babak baru dalam hidupnya, dengan hati yang terbuka dan pikiran yang jernih.

Rio membuktikan bahwa cinta sejati tidak membutuhkan algoritma atau aplikasi canggih. Cinta sejati tumbuh secara alami, dari rasa hormat, pengertian, dan dukungan yang tulus.

Aina menyadari bahwa luka yang ia alami dengan Liam adalah bagian dari proses pendewasaan. Luka itu membuatnya lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih menghargai cinta yang sebenarnya.

Aina belajar bahwa cinta bukan tentang mengunduh kebahagiaan instan, melainkan tentang menginstal komitmen, memperbaiki kesalahan, dan terus meng-update diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Mungkin, hati digitalnya tidak bisa diprogram untuk mencintai. Tapi, hati manusianya mampu belajar, tumbuh, dan akhirnya menemukan kebahagiaan yang abadi.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI