Algoritma Cinta: Jodoh Digital, Hati yang Salah?

Dipublikasikan pada: 23 Jun 2025 - 01:20:13 wib
Dibaca: 186 kali
Aplikasi "SoulMate.AI" itu memang revolusioner. Janji manisnya sederhana: temukan jodoh idealmu berdasarkan algoritma kompleks yang menganalisis data kepribadian, minat, bahkan gelombang otak. Anya, seorang programmer andal yang ironisnya selalu gagal dalam percintaan, akhirnya menyerah pada rasa penasarannya. Setelah mengisi serangkaian kuesioner, menjalani tes psikologi online, dan menyetujui pemindaian otak singkat di sebuah klinik rekanan, Anya pun duduk manis menunggu hasilnya.

Beberapa hari kemudian, notifikasi muncul di layar ponselnya. “Kandidat Jodoh Ideal: Dr. Arion Surya.” Anya terpana. Arion, dokter spesialis saraf yang tampan dan cerdas, adalah sosok yang selama ini hanya berani ia kagumi dari jauh. Mereka berdua sering mengikuti seminar teknologi medis, dan Anya selalu terpesona oleh cara Arion berdiskusi. Tapi, rasanya mustahil. Arion terlalu sempurna untuknya.

Aplikasi itu memberikan profil lengkap Arion, lengkap dengan analisis kecocokan mereka. SoulMate.AI mengklaim bahwa mereka memiliki kesamaan dalam preferensi film, buku, bahkan jenis kopi yang disukai. Lebih dari itu, aplikasi ini memprediksi bagaimana mereka akan bereaksi dalam situasi tertentu, lengkap dengan persentase keberhasilan hubungan mereka: 98,7%. Anya hampir tidak percaya.

Dengan dorongan dari teman-temannya, Anya memberanikan diri menghubungi Arion melalui aplikasi tersebut. Balasannya datang cepat. Arion mengaku terkejut sekaligus penasaran dengan hasil SoulMate.AI. Ia mengajak Anya untuk bertemu.

Kencan pertama mereka berjalan lancar, nyaris sempurna. Arion persis seperti yang Anya bayangkan. Ia cerdas, lucu, dan perhatian. Mereka membahas minat yang sama, tertawa pada lelucon yang sama, bahkan memiliki pendapat yang sejalan tentang masa depan teknologi. Aplikasi itu benar, pikir Anya. Algoritma ini benar-benar tahu apa yang ia inginkan.

Kencan-kencan berikutnya mengalir begitu saja. Arion selalu tahu bagaimana membuat Anya merasa nyaman dan dihargai. Ia membawakan Anya bunga favoritnya, ingat detail kecil tentang pekerjaannya, dan selalu mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam waktu singkat, Anya jatuh cinta pada Arion, atau lebih tepatnya, jatuh cinta pada sosok yang diproyeksikan oleh algoritma.

Namun, seiring berjalannya waktu, retakan-retakan kecil mulai muncul. Anya merasa ada sesuatu yang aneh, seperti ada yang hilang. Mereka selalu sepakat dalam segala hal, tidak pernah ada konflik, bahkan argumen kecil pun tidak pernah terjadi. Awalnya, Anya mengira ini adalah pertanda baik, bukti bahwa mereka memang ditakdirkan bersama. Tapi lama kelamaan, ia merasa seperti sedang berinteraksi dengan sebuah simulasi, bukan dengan manusia seutuhnya.

Suatu malam, saat mereka sedang makan malam di restoran favorit Arion, Anya memberanikan diri bertanya. "Arion, apa kamu pernah merasa... tidak setuju denganku? Tentang apapun?"

Arion tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Tidak, Anya. Aku rasa kita memang sangat cocok. SoulMate.AI benar, kan?"

Jawaban itu membuat Anya merinding. Ia merasa seperti sedang dibohongi, bukan oleh Arion, tapi oleh algoritma yang mengatur hubungan mereka. Apakah Arion benar-benar mencintainya, atau ia hanya menjalankan peran yang diprogramkan untuknya?

Anya mulai mengamati Arion lebih seksama. Ia memperhatikan bahwa Arion selalu memberikan respons yang "tepat", selalu mengatakan hal yang ingin ia dengar, selalu melakukan hal yang ia harapkan. Rasanya seperti Arion tidak memiliki spontanitas, tidak ada kejutan, tidak ada ketidaksempurnaan yang membuat manusia menjadi manusia.

Keraguan Anya semakin besar. Ia mulai menjauhi Arion, mencari alasan untuk tidak bertemu. Arion tampak bingung dan terluka. Ia bertanya apa yang salah, tapi Anya tidak bisa menjelaskan. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan bahwa ia merasa terjebak dalam sebuah hubungan yang terlalu sempurna, terlalu diprediksi, terlalu artifisial.

Suatu malam, Anya memutuskan untuk mengunjungi kantor SoulMate.AI. Ia ingin bertemu dengan orang yang bertanggung jawab atas algoritma yang telah mengatur hidupnya. Ia disambut oleh Dr. Evelyn Reed, kepala pengembang SoulMate.AI.

"Dr. Reed, saya Anya. Saya salah satu pengguna aplikasi Anda. Saya ingin tahu bagaimana algoritma Anda bekerja," kata Anya dengan nada mendesak.

Dr. Reed tersenyum ramah. "Tentu, Anya. Algoritma kami didasarkan pada analisis data yang mendalam. Kami mengidentifikasi kecocokan kepribadian, minat, dan bahkan preferensi bawah sadar. Tujuan kami adalah untuk membantu orang menemukan pasangan yang benar-benar cocok dengan mereka."

"Tapi, bagaimana jika algoritma itu salah?" tanya Anya. "Bagaimana jika algoritma itu menciptakan ilusi kecocokan, tanpa memberikan ruang untuk pertumbuhan dan kejujuran?"

Dr. Reed terdiam sejenak. "Algoritma kami terus disempurnakan, Anya. Kami selalu berusaha untuk meningkatkan akurasi dan efektivitasnya."

"Tapi, apakah Anda pernah mempertimbangkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari kecocokan sempurna?" tanya Anya lagi. "Bahwa terkadang, perbedaan dan konfliklah yang membuat hubungan menjadi lebih kuat dan bermakna?"

Dr. Reed tidak menjawab. Ia hanya menatap Anya dengan tatapan kosong.

Anya meninggalkan kantor SoulMate.AI dengan perasaan hampa. Ia sadar bahwa tidak ada jawaban yang mudah untuk pertanyaannya. Algoritma itu mungkin canggih, tapi ia tidak bisa menggantikan intuisi, emosi, dan keberanian untuk mencintai dan dicintai dengan tulus.

Anya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Arion. Arion sangat sedih dan bingung. Ia tidak mengerti mengapa Anya memutuskan untuk meninggalkannya.

"Aku tidak bisa, Arion," kata Anya dengan air mata berlinang. "Aku tidak bisa hidup dalam hubungan yang diprogramkan. Aku ingin mencintai dan dicintai dengan tulus, dengan semua ketidaksempurnaan kita."

Arion memeluk Anya erat. "Aku mengerti, Anya. Aku juga ingin yang terbaik untukmu."

Anya tahu bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat. Ia telah memilih untuk melepaskan ilusi kesempurnaan demi mencari cinta yang sejati, cinta yang tidak diatur oleh algoritma, cinta yang tumbuh dari hati yang terbuka dan jujur. Ia menghapus aplikasi SoulMate.AI dari ponselnya. Kini, ia akan mencari cinta dengan cara yang lama, cara yang manusiawi, dengan semua risikonya dan semua keindahannya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI