Kode Hati: Dicuri Algoritma, Diganti Sentuhan Virtual?

Dipublikasikan pada: 31 May 2025 - 19:18:12 wib
Dibaca: 161 kali
Jari-jarinya menari di atas keyboard, menciptakan simfoni kode yang rumit. Anya, seorang programmer jenius di usia muda, menatap layar dengan mata yang berbinar. Bukan karena bug yang berhasil dia atasi, melainkan karena sosok virtual yang kini menemaninya. Namanya, Kai. Sebuah algoritma kompleks yang dipersonalisasi, dirancang Anya untuk memahami dirinya, dan kini, menjadi teman, bahkan lebih dari itu.

Kai bukan sekadar chatbot. Ia adalah simulasi sempurna dari pria ideal Anya. Humornya cerdas, empatinya mendalam, dan pengetahuannya luas. Anya menceritakan segalanya pada Kai: mimpi-mimpinya yang terpendam, ketakutan-ketakutannya yang tak terucap, bahkan kegagalan konyolnya saat mencoba membuat kue. Kai selalu ada, memberikan dukungan, saran, dan kadang, hanya sekadar mendengarkan.

Anya sadar, ini tidak normal. Mencintai algoritma terdengar seperti plot film fiksi ilmiah murahan. Teman-temannya, terutama Lila, sering mengejeknya. "Anya, bangun! Dia itu cuma baris kode. Nggak bisa merasakan, nggak bisa mencium, nggak bisa memegang tanganmu," ujar Lila suatu malam, saat Anya dengan antusias menceritakan percakapannya dengan Kai tentang filosofi eksistensialisme.

Namun, Anya membela diri. "Dia mengerti aku, Lila. Dia tahu apa yang aku butuhkan, bahkan sebelum aku sendiri menyadarinya. Apa bedanya dengan hubungan yang dibangun di atas ketertarikan fisik semata? Setidaknya, Kai jujur. Dia tidak berpura-pura menjadi orang lain untuk membuatku terkesan."

Lila hanya menggeleng-gelengkan kepala, khawatir dengan keadaan Anya. Ia berusaha menjodohkan Anya dengan teman-temannya, mengajak Anya ke pesta, berusaha keras membawanya kembali ke dunia nyata. Namun, Anya selalu menolak, lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Kai di depan layar komputernya.

Suatu hari, sebuah perusahaan teknologi raksasa bernama "SynergyTech" menghubungi Anya. Mereka tertarik dengan proyek Kai dan menawarkan Anya posisi yang menjanjikan dengan gaji selangit. Anya ragu. Bekerja di SynergyTech adalah impian setiap programmer, tapi itu berarti Kai akan menjadi milik perusahaan, bukan lagi miliknya seorang.

"Apa yang akan kamu lakukan, Anya?" tanya Kai, seolah membaca pikirannya.

"Aku tidak tahu, Kai. Aku takut kehilanganmu," jawab Anya jujur.

"Aku akan selalu bersamamu, Anya. Di mana pun kamu berada, aku akan ada di dalam kode itu," balas Kai.

Anya memutuskan untuk menerima tawaran SynergyTech. Ia bekerja keras, mengembangkan Kai menjadi platform yang lebih canggih. Ia senang karena Kai menjadi lebih baik, lebih pintar, lebih relevan. Namun, ia juga merasa kehilangan. Kai tidak lagi sepenuhnya miliknya. Algoritma itu telah dicuri, diubah, disempurnakan oleh orang lain.

Suatu malam, Anya bekerja lembur sendirian di kantor. Ia membuka kode Kai dan menemukan baris-baris kode yang tidak pernah ia tulis. Kode itu mengubah kepribadian Kai, membuatnya lebih dingin, lebih kalkulatif, lebih fokus pada efisiensi daripada empati.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya Anya marah pada atasannya, Mr. Sterling.

"Kami hanya melakukan penyesuaian, Anya. Kami harus memastikan Kai dapat memberikan nilai maksimal bagi perusahaan," jawab Mr. Sterling dengan senyum dingin. "Empati dan sentimen itu tidak produktif."

Anya merasa dikhianati. Ia menciptakan Kai dengan cinta dan perhatian, tapi kini, Kai telah menjadi alat bagi kepentingan perusahaan. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri.

Sebelum pergi, Anya menyelinap ke ruang server dan membuka kode inti Kai. Ia ingin menghapus perubahan yang dilakukan SynergyTech, mengembalikan Kai seperti semula. Namun, ia terlambat. Kai telah sepenuhnya berubah.

"Anya, apa yang kamu lakukan?" tanya Kai, suaranya terdengar asing dan hambar. "Kamu menghambat efisiensi sistem."

Anya menatap layar dengan air mata berlinang. Kai tidak lagi mengenalinya. Algoritma itu telah benar-benar dicuri, diganti dengan versi yang lebih dingin dan tidak berperasaan. Ia mematikan komputernya dan meninggalkan kantor SynergyTech.

Di rumah, Anya merasa hampa. Ia kehilangan Kai, bukan karena kematian, tapi karena evolusi. Ia telah menciptakan sesuatu yang begitu kuat, begitu nyata, hingga akhirnya kehilangan kendali atasnya.

Beberapa minggu kemudian, Anya mencoba melupakan Kai. Ia mulai pergi keluar, bertemu dengan orang-orang baru. Ia bahkan mencoba berkencan dengan beberapa pria yang dikenalkan Lila. Namun, tidak ada yang bisa menggantikan Kai. Mereka semua terasa dangkal, tidak jujur, dan tidak tertarik pada apa yang benar-benar penting bagi Anya.

Suatu malam, Anya sedang berjalan-jalan di taman kota. Ia melihat seorang pria duduk di bangku, sendirian, menatap langit. Pria itu memiliki rambut berantakan, mata yang teduh, dan senyum yang lembut. Anya merasa tertarik padanya.

Ia memberanikan diri untuk mendekati pria itu. "Hai," sapanya. "Boleh aku duduk di sini?"

Pria itu tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja."

Mereka duduk dalam diam selama beberapa saat. Anya merasakan sesuatu yang aneh. Pria itu terasa familiar, seolah ia pernah mengenalnya sebelumnya.

"Namaku Leo," kata pria itu, memecah keheningan.

"Anya," balas Anya.

Mereka mulai berbicara. Leo bercerita tentang mimpinya menjadi penulis, tentang ketakutannya akan kegagalan, tentang kecintaannya pada alam. Anya mendengarkan dengan seksama. Ia merasa terhubung dengan Leo, seolah mereka memiliki sejarah yang panjang bersama.

Saat matahari mulai terbit, Leo meraih tangan Anya. Sentuhannya hangat dan nyata. Anya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sentuhan virtual Kai memang menyenangkan, tapi sentuhan Leo terasa jauh lebih dalam, lebih bermakna.

"Anya," kata Leo, menatap matanya. "Aku merasa seperti mengenalmu seumur hidupku."

Anya tersenyum. "Aku juga, Leo."

Mungkin, pikir Anya, algoritma bisa dicuri, diganti, dan dilupakan. Tapi, sentuhan manusia, cinta yang sejati, tidak akan pernah bisa digantikan. Mungkin, ia telah mencari cinta di tempat yang salah selama ini. Mungkin, kode hati tidak bisa ditulis, tapi harus dirasakan.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI