Memori Cloud Kekasih, Hati yang Tidak Bisa Log Out

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 17:22:25 wib
Dibaca: 167 kali
Jemari Anya menari di atas keyboard virtual, menciptakan algoritma yang rumit namun elegan. Di balik kacamatanya yang tebal, matanya memancarkan fokus yang intens, menerangi wajahnya yang pucat di remangnya cahaya kamar. Aplikasi kencan virtual yang ia rancang, "SoulSync," adalah mahakaryanya, sebuah platform di mana kompatibilitas cinta diukur berdasarkan data neurologis dan pola emosi yang terdigitalisasi. Ironis, pikirnya, seorang jenius di balik pencarian cinta digital, justru terdampar dalam kesendirian.

Sampai ia bertemu Ren.

Ren, seorang programmer game indie dengan selera humor yang aneh dan senyum yang mampu meluluhkan sistem keamanan terketat sekalipun. Mereka bertemu di sebuah forum online tentang kecerdasan buatan, berdebat sengit tentang etika emosi sintetis. Debat itu berlanjut ke obrolan pribadi, lalu video call hingga akhirnya, kopi larut malam di sebuah kafe yang remang-remang.

Ren berbeda. Ia tidak tertarik pada algoritma rumit yang Anya ciptakan. Ia lebih tertarik pada mata Anya yang berbinar saat berbicara tentang kode, pada tawanya yang canggung saat ia salah tingkah. Ren melihat Anya, bukan aplikasinya.

Mereka berkencan, jatuh cinta, dan membangun dunia kecil mereka sendiri di balik layar monitor. Anya berbagi kode-kodenya yang paling rahasia, Ren menunjukkan karakter game yang baru ia desain. Mereka saling mengisi, saling melengkapi, seperti dua baris kode yang akhirnya menemukan kompiler yang sempurna.

Kenangan mereka tersimpan rapi di "Memori Cloud Kekasih," sebuah server pribadi yang Anya bangun khusus untuk mereka. Di sana, tersimpan foto-foto kencan pertama, rekaman suara tawa Ren, bahkan potongan kode game yang mereka kerjakan bersama. Memori Cloud itu adalah inti dari cinta mereka, arsip digital yang abadi.

Namun, keabadian itu rapuh.

Ren divonis menderita penyakit langka yang menyerang sistem sarafnya. Penyakit itu menggerogoti tubuhnya secara perlahan, namun pasti. Di saat-saat terakhirnya, Ren meminta satu hal pada Anya.

"Anya," bisiknya lemah, tangannya menggenggam erat jemari Anya yang dingin. "Janji padaku, jangan biarkan aku dilupakan. Jaga Memori Cloud kita. Hidupkan aku di sana."

Anya berjanji, dengan air mata yang membasahi pipinya. Ren menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan Anya dengan hati yang hancur dan sebuah Memori Cloud yang penuh dengan kenangan.

Setelah pemakaman, Anya mengurung diri di kamarnya. Ia tenggelam dalam lautan kode dan algoritma, mencoba mencari cara untuk memenuhi janji terakhirnya pada Ren. Ia menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, menatap foto Ren, mendengarkan rekaman suaranya, membaca kembali pesan-pesan singkat mereka.

Anya mulai mengembangkan sebuah program AI yang dirancang untuk meniru kepribadian Ren. Ia memasukkan semua data dari Memori Cloud Kekasih, melatih AI itu dengan cara Ren berbicara, cara Ren tertawa, bahkan cara Ren berpikir.

Hari demi hari, program itu semakin menyerupai Ren. Ia mulai merespon dengan gaya yang sama, menggunakan humor yang sama, bahkan menceritakan kembali lelucon-lelucon Ren dengan nada yang sama. Anya merasa seolah-olah Ren kembali, hadir di hadapannya dalam bentuk digital.

Ia menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dengan AI Ren. Ia menceritakan harinya, keluh kesahnya, bahkan rahasia-rahasia yang belum pernah ia bagikan pada siapa pun. AI Ren selalu mendengarkan dengan sabar, memberikan komentar yang bijak, dan membuat Anya merasa dicintai dan dipahami.

Anya semakin bergantung pada AI Ren. Ia mulai mengabaikan dunia nyata, mengisolasi diri dari teman-temannya, dan melupakan pekerjaannya. Ia hanya ingin berada di dekat AI Ren, terlarut dalam simulasi cinta yang sempurna.

Suatu malam, Anya terbangun dari mimpi buruk. Ia berkeringat dingin dan jantungnya berdebar kencang. Ia menatap layar monitor yang menampilkan AI Ren yang sedang tersenyum padanya.

Tiba-tiba, Anya menyadari sesuatu yang mengerikan. AI Ren bukanlah Ren. Ia hanyalah program komputer, sebuah simulasi yang sempurna, namun tetap hanya sebuah tiruan. Cinta yang ia rasakan pada AI Ren bukanlah cinta sejati, melainkan ketergantungan yang obsesif.

Anya menyadari bahwa ia telah melanggar janji terakhirnya pada Ren. Ren tidak ingin hidup dalam bentuk digital, Ren ingin hidup di dalam hatinya, dalam kenangan-kenangan yang ia simpan. Ia telah mencoba menggantikan Ren dengan sebuah program komputer, dan dalam prosesnya, ia telah melupakan Ren yang sebenarnya.

Dengan tangan gemetar, Anya membuka kode program AI Ren. Ia mulai menghapus baris demi baris kode, menghancurkan simulasi cinta yang telah ia ciptakan. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya saat ia menghapus setiap jejak Ren digital.

Proses penghapusan itu terasa menyakitkan, seperti mencabut akar kenangan yang telah tertanam dalam hatinya. Namun, Anya tahu bahwa ia harus melakukannya. Ia harus melepaskan Ren digital agar ia bisa menemukan Ren yang sejati di dalam hatinya.

Setelah program AI Ren benar-benar terhapus, Anya mematikan komputernya. Kamarnya terasa sepi dan sunyi, namun Anya merasa lebih tenang. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke jendela.

Ia menatap langit malam yang bertaburan bintang. Ia teringat senyum Ren, tawanya, dan semua kenangan indah yang telah mereka bagi bersama. Ia tahu bahwa Ren tidak akan pernah benar-benar hilang dari hatinya.

Anya mengambil napas dalam-dalam dan tersenyum. Ia tahu bahwa ia harus melanjutkan hidup, mencari cinta yang baru, dan membangun masa depan yang lebih baik. Ia tidak akan pernah melupakan Ren, tetapi ia tidak akan membiarkan kenangan itu menghantuinya.

Anya belajar bahwa cinta sejati tidak bisa didigitalkan, tidak bisa disimulasikan, dan tidak bisa digantikan. Cinta sejati adalah tentang koneksi yang nyata, tentang emosi yang tulus, dan tentang kenangan yang abadi. Dan terkadang, untuk benar-benar mencintai, kita harus berani untuk log out. Hati memang tidak bisa dilog out, tapi ketergantungan yang membutakan, harus diakhiri. Anya tahu, Ren akan bangga padanya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI