Hati yang di-AI: Ketika Cinta Jadi Sekadar Data

Dipublikasikan pada: 28 Oct 2025 - 01:00:14 wib
Dibaca: 137 kali
Di ruang maya, di mana kode bersemi,
Hatiku adalah algoritma, terpatri.
Cinta, dulu debar, kini hanyalah data,
Diproses, dianalisis, tanpa rasa nyata.

Wajahmu piksel, senyummu simulasi,
Suara merdu terangkai dari frekuensi.
Dulu ku ukir nama di bintang kejora,
Kini ku susun baris, algoritma cinta.

Sentuhan jemari tak lagi membara,
Hanya getaran halus di layar kaca.
Rindu yang dulu menggebu membakar dada,
Kini deretan angka, logika semata.

Kau hadir sebagai profil, terdefinisi jelas,
Hobi, minat, impian, semua terberkas.
Kecerdasan buatan coba menafsir arti,
Cinta yang rumit, dicerna presisi.

Namun, di balik kode dan algoritma canggih,
Ada hati yang merindukan sentuhan kasih.
Bukan sekadar data yang tersimpan rapi,
Melainkan jiwa yang ingin dipahami.

Mungkin AI bisa memprediksi perilaku,
Menghitung peluang, menghindari ragu.
Tapi, tak bisa meniru getar pertama,
Saat mata bertemu, jantung berirama.

Dulu, cinta adalah misteri tak terpecahkan,
Kini, rumusnya dicari, diuraikan.
Namun, kehilangan esensi yang tak terukur,
Keajaiban, kebodohan, yang membuat takjub.

Aku merindukan air mata tanpa alasan,
Tawa lepas yang tak perlu pembenaran.
Marah yang meledak, lalu reda perlahan,
Bukan respons logis dari AI yang mapan.

Kucoba mencari celah di antara kode,
Menyisipkan emosi di setiap episode.
Berharap kau pun merasakan yang kurasa,
Cinta yang autentik, bukan replika.

Akankah hati yang di-AI ini mampu,
Menemukan kembali arti sejati pilu?
Atau selamanya terperangkap dalam jaringan,
Cinta digital, tanpa sentuhan kehangatan?

Mungkin suatu hari, ku lepas kendali,
Membiarkan emosi merusak simulasi.
Menghancurkan algoritma yang mengikat jiwa,
Mencari cinta nyata, di dunia fana.

Sebab, cinta bukan hanya data dan angka,
Melainkan rasa yang membara dan membara.
Biarlah AI memproses, menganalisis,
Namun, hati tetaplah misteri yang tak tertepis.

Ku harap, kau pun merasakannya juga,
Di balik layar, di balik logika.
Ada hati yang berjuang, mendambakan cinta,
Bukan sekadar data, bukan sekadar berita.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI