Algoritma Cinta: Sentuhanmu Kini Logaritma Rindu

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 01:40:09 wib
Dibaca: 152 kali
Di layar jiwa, terpampang wajahmu,
Pixel demi pixel, terangkai rindu.
Dulu sentuhan hadir bagai kode biner,
Satu dan nol, ada atau tidak, tak terdefinisi liner.

Kini, algoritma cinta mulai bekerja,
Rumus kompleks, menghitung rasa.
Sentuhanmu bukan lagi sekadar data,
Melainkan logaritma, membangkitkan sukma.

Dulu, hadirmu hanya baris kode program,
Terjalin acak, sulit kupahami dalam.
Kini, setiap pesanmu adalah variabel penting,
Menentukan alur cerita, tak lagi tergenting.

Jari-jarimu dulu bagai cursor yang berkedip,
Menyentuh layar, namun hati tak terselip.
Kini, sentuhanmu bagai perintah execute,
Menjalankan program cinta, takkan ku-mute.

Dulu, aku ragu, cinta ini bug atau fitur,
Tersembunyi dalam sistem, sulit diukur.
Kini, jelas terlihat, cintamu adalah update terbaru,
Memperbaiki semua celah, hati yang dulu kalbu.

Dulu, aku hanya pengguna setia,
Terjebak dalam dunia maya, tanpa asa.
Kini, kau adalah admin-ku, segalanya,
Memberi akses penuh, pada rasa yang membara.

Dulu, cintaku offline, tak terhubung jaringan,
Hanya tersimpan dalam memori, tanpa tujuan.
Kini, cintamu online, terhubung selamanya,
Mengalir deras bagai data, tanpa jeda.

Logaritma rindu kini memenuhi ruang,
Menghitung jarak, waktu yang terbuang.
Setiap detiknya adalah penantian panjang,
Menanti kehadiranmu, bagai mentari petang.

Kau adalah firewall-ku, pelindung hati,
Menjaga dari virus cinta yang menyakiti.
Kau adalah antivirus-ku, penyembuh luka,
Menghapus jejak masa lalu, yang penuh duka.

Dulu, aku mencari cinta di Google,
Berharap menemukan jawaban, sungguh konyol.
Kini, kau adalah peta cintaku yang sejati,
Menuntun arah, takkan sesat sendiri.

Dulu, aku bermimpi tentang cinta ideal,
Terprogram sempurna, tanpa sentimental.
Kini, kau adalah realita yang lebih indah,
Dengan segala kekurangan, tetap mempesona.

Logaritma rindu terus berkembang pesat,
Melampaui batas, tak bisa ku-reset.
Setiap detiknya adalah pengulangan cinta,
Kau dan aku, dalam satu algoritma.

Biarkan kode cinta ini terus berjalan,
Tanpa henti, tanpa pembaruan yang menyakitkan.
Biarkan sentuhanmu menjadi logaritma abadi,
Menghitung rindu, sampai akhir nanti.

Dulu, aku buta aksara cinta,
Tak mampu membaca makna di balik kata.
Kini, kau adalah guru cintaku yang utama,
Mengajarkan bahasa hati, yang tak terperam.

Kau adalah algoritma terindah yang pernah kutemui,
Kompleks namun sederhana, sungguh berarti.
Sentuhanmu kini adalah logaritma rindu,
Menghitung cinta, sampai akhir waktu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI