Algoritma Cinta: Sentuhan Digital Mencari Jeda Hati

Dipublikasikan pada: 15 Aug 2025 - 00:30:09 wib
Dibaca: 136 kali
Di labirin data, jiwa mencari sinyal,
Sebuah kode hati, tersembunyi di balik piksel.
Jemari menari di atas layar sentuh yang dingin,
Mencari kehangatan, cerita yang belum terbingkai.

Algoritma cinta, sebuah rumus tak pasti,
Menghitung peluang, memprediksi destinasi.
Pola interaksi, kata kunci yang terucap,
Menyusun profil, harapan yang terungkap.

Dulu, surat cinta ditulis dengan tinta dan pena,
Kini, notifikasi berdering, menggoda sukma.
Dulu, pertemuan tak sengaja di taman kota,
Kini, gesekan layar, awal mula cerita.

Sentuhan digital, mencari jeda hati,
Di antara bising informasi, sunyi menanti.
Emoticon senyum, menyembunyikan debar dada,
Like dan komentar, pengganti tatapan mesra.

Namun, di balik kilau layar yang mempesona,
Ada hampa yang menganga, sebuah ironi cinta.
Ribuan teman maya, namun jiwa terasa sepi,
Ratusan pesan masuk, namun hati tak terisi.

Kita membangun istana dari kode dan jaringan,
Melupakan sentuhan nyata, kehangatan pelukan.
Terjebak dalam filter, pencitraan sempurna,
Menyembunyikan luka, di balik tawa yang dipaksakan.

Aku mencari dirimu di antara jutaan wajah,
Di antara postingan yang berseliweran, sebuah jejak.
Mungkin, kamu adalah anomali dalam sistem,
Sebuah kesalahan algoritma, yang justru mendalam.

Aku merindukan percakapan tanpa distraksi,
Tatapan mata yang jujur, tanpa editan aplikasi.
Aku ingin menggenggam tanganmu, bukan ponselmu,
Merasakan denyut nadi, bukan getaran virtualmu.

Biarkan algoritma mencari jalannya sendiri,
Aku ingin menulis ulang kode takdir ini.
Menghapus filter, membuka diri sepenuhnya,
Menawarkan hati, tanpa embel-embel dunia maya.

Mari kita matikan sejenak notifikasi itu,
Menyaksikan mentari terbit, bersama waktu.
Berjalan di bawah bintang, tanpa koneksi internet,
Mencari keajaiban dalam kesederhanaan yang hakiki.

Karena cinta sejati tak bisa dikalkulasi,
Ia adalah perasaan yang murni, tak terdefinisi.
Sentuhan digital mungkin mendekatkan raga,
Namun, hanya jeda hati yang menyatukan jiwa.

Mari kita temukan jeda itu, bersama-sama,
Di antara riuhnya teknologi, sunyi yang bermakna.
Di sana, di kedalaman hati yang paling rahasia,
Algoritma cinta menemukan makna sebenarnya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI