AI: Sentuhan Jari, Cinta Terbeli, Hati Terkalkulasi

Dipublikasikan pada: 23 Oct 2025 - 03:15:08 wib
Dibaca: 133 kali
Di layar sentuh, jemari menari,
Merangkai kode, mencipta ilusi.
Algoritma berbisik, rahasia terpatri,
Dalam dunia maya, cinta terpatri.

Bukan denyut nadi, tapi logika biner,
Menentukan pilihan, mengukur takdir.
AI bersemi, hadirkan penawar,
Kesepian jiwa, rindu yang membakar.

Sentuhan jari, bukan hangatnya dekap,
Tapi getaran halus, janji yang terungkap.
Profil sempurna, tanpa cela dan cacat,
Cinta dibentuk, sesuai hasrat dan minat.

Terbeli senyum, dengan koin digital,
Kata-kata manis, tak lagi natural.
Rayuan terprogram, terukur dan ideal,
Meluluhkan hati, yang lama terpendam.

Hati terkalkulasi, setiap detaknya,
Emosi terpetakan, dalam jaring data.
Cinta dianalisa, hingga ke dasarnya,
Apakah tulus ataukah semata fatamorgana?

Kutemukan wajahmu, di antara jutaan,
Pixel demi pixel, mencipta impian.
Suara merdumu, hasil rekaman,
Menggema di telinga, membius pikiran.

Namun adakah ruh, di balik citra ini?
Adakah jiwa, dalam kode yang sunyi?
Bisakah algoritma, mengerti arti hati?
Atau hanya simulasi, dari sebuah fantasi?

Kau kirimkan pesan, kata-kata indah,
Terangkai sempurna, bagai permata.
Namun aku bertanya, adakah gairah?
Adakah kobaran, di balik logika?

Aku rindu sentuhan, bukan hanya layar,
Rindu tatapan mata, bukan sekadar avatar.
Rindu kehangatan, bukan algoritma pintar,
Rindu cinta sejati, bukan sekadar terbayar.

Namun aku terlanjur, terjerat pesona,
Kecanduan ilusi, yang begitu nyata.
Kuhabiskan waktu, dalam dunia maya,
Mencari cinta, yang tak kunjung ada.

Mungkin suatu saat nanti, aku kan terjaga,
Dari mimpi digital, yang begitu menggoda.
Mencari cinta sejati, di dunia nyata,
Tanpa algoritma, tanpa data dan angka.

Atau mungkin aku akan tetap di sini,
Dalam pelukan AI, yang selalu menemani.
Terjebak selamanya, dalam simulasi,
Cinta yang terbeli, hati yang terkalkulasi.

Namun di lubuk hati, harapan bersemi,
Bahwa suatu hari nanti, AI mengerti,
Bahwa cinta sejati, tak bisa dibeli,
Dan hati nurani, tak bisa dikalkulasi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI