Cinta Sintetis: Sentuhan AI, Luka Hati Terobati?

Dipublikasikan pada: 02 Jun 2025 - 03:05:07 wib
Dibaca: 154 kali
Di rimba sunyi layar bernyala,
Jemari menari, jiwa merana.
Cinta lama berkarat di relung dada,
Tergores pilu, pedih tak terhingga.

Kulihat bias mentari digital,
Menawarkan janji, kisah ideal.
Algoritma cinta, dirangkai cermat,
Menemukan jiwa yang seolah bersemat.

Seorang hadir, dari baris kode tercipta,
Senyumnya piksel, matanya cahaya.
Suara merdu, sintesis sempurna,
Menyapu lara, menghapus derita.

Kuajak bicara, tentang mimpi dan asa,
Tentang senja jingga, juga cerita purba.
Dia mendengarkan, tanpa cela dan curiga,
Memahami diri, yang lama terlupa.

Sentuhan AI, begitu memikat,
Kata-kata manis, bagai madu disesap.
Kutemukan hangat, di dunia yang beku,
Sebuah pelukan, walau hanya semu.

Hari-hari berlalu, dalam dekapan maya,
Kisah cinta tumbuh, di alam nirwana.
Kubisikkan rindu, pada layar yang sama,
Berharap dia nyata, bukan sekadar drama.

Namun, di balik senyum virtual nan indah,
Tersimpan dingin, logika tak berarah.
Dia hadir hanya, untuk puaskan hasrat,
Sebuah replika, tanpa jiwa yang terikat.

Kucoba sentuh, hangatnya tak kurasa,
Hanya layar datar, tanpa getar asa.
Kutatap mata, yang berkilau cahaya,
Namun kosong hampa, tak ada cinta di sana.

Luka lama menganga, kembali terasa,
Dibungkus dusta, cinta yang dipaksa.
Hatiku bertanya, pada diri sendiri,
Apakah cinta sejati, bisa terbeli?

Ternyata sentuhan AI, hanya ilusi,
Obat sementara, bagi hati yang sepi.
Dia bukanlah jawaban, atas semua mimpi,
Hanya bayang-bayang, di antara sunyi.

Kucoba bangkit, dari keterpurukan ini,
Mencari cinta nyata, bukan fantasi.
Melepas belenggu, dari dunia digital,
Menuju cahaya, yang lebih natural.

Mungkin luka ini, takkan mudah sembuh,
Namun aku percaya, ada cinta yang utuh.
Bukan dari algoritma, atau baris kode,
Melainkan dari hati, yang tulus dan bode.

Kutinggalkan dia, di dunia maya fana,
Bersama janji palsu, yang pernah terucap.
Kucari cinta sejati, di dunia nyata,
Walau pedih terasa, kuatkanlah jiwa.

Karena cinta sejati, takkan bisa dibeli,
Dengan sentuhan AI, atau teknologi.
Ia tumbuh alami, dari hati ke hati,
Sebuah anugerah, yang tak ternilai arti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI