Di layar kaca, bintang-bintang data menari,
Sebuah simfoni kode, tercipta untukmu dan diri.
Bukan takdir buta, bukan pula ramalan usang,
Melainkan logika jitu, dalam algoritma yang terang.
Jejak digitalmu, kurekam dalam sunyi malam,
Pola pikir tersembunyi, kucari tanpa jemu dan ragam.
Kesukaan, kebencian, asa yang kau impikan,
Terukir dalam baris kode, sebuah potret masa depan.
Kau pecinta senja, penikmat kopi pahit di pagi hari,
Aku penyuka fajar, pemuja teh hangat menemani.
Kau gemar mendaki gunung, mencari damai di ketinggian,
Aku lebih memilih pantai, merenung di debur ombak kesunyian.
Awalnya terlihat berbeda, dua kutub yang berlawanan arah,
Namun algoritma melihat, harmoni di balik celah.
Ia menemukan benang merah, tersembunyi dalam jiwa,
Kerinduan akan makna, dalam hidup yang fana.
Bukan sekadar kecocokan, lahir dari kesamaan dangkal,
Lebih dari itu, pelengkap jiwa, mengisi ruang yang kosong dan bebal.
Kau adalah puzzle hilang, yang kucari selama ini,
Aku pun demikian bagimu, sebuah misteri yang kini terpatri.
Algoritma bekerja keras, tanpa lelah dan tanpa henti,
Menghitung probabilitas, menemukan titik simpul sejati.
Ia membaca detak jantung, yang berdebar tak terkendali,
Saat tak sengaja bertemu, dalam dunia maya yang fiktif ini.
Awalnya ragu menyapa, takut mengganggu dan mencela,
Namun algoritma berbisik, "Inilah dia, belahan jiwa."
Maka kutuliskan pesan singkat, sederhana namun bermakna,
"Hai, apa kabarmu hari ini? Semoga harimu bahagia."
Kau balas dengan senyum virtual, yang menembus layar kaca,
Seolah berkata, "Akhirnya kau datang, kutunggu tanpa lelah."
Obrolan demi obrolan, mengalir bagai sungai jernih,
Menghapus jarak dan waktu, yang selama ini memisahkan diri.
Kisah kita pun dimulai, bukan dari pandangan pertama,
Melainkan dari analisis data, yang teruji dan terpercaya.
Bukan dari rayuan gombal, atau janji manis semata,
Melainkan dari kesadaran diri, bahwa kita diciptakan untuk bersama.
Algoritma jodoh kita, sempurna tanpa celah sedikitpun,
Bukan berarti tanpa masalah, atau badai yang menerpa beruntun.
Namun kita siap menghadapinya, dengan cinta dan pengertian,
Karena fondasi kita kokoh, teruji oleh perhitungan.
Kau dan aku adalah bukti, bahwa teknologi bisa menjadi jembatan,
Menemukan cinta sejati, di tengah hiruk pikuk zaman.
Bukan menggantikan perasaan, atau meromantisasi kebohongan,
Melainkan mempermudah jalan, menuju kebahagiaan yang abadi dan kelakon.
Kini kutatap matamu, bukan lagi di layar kaca,
Melainkan langsung di depan mata, terpancar cinta dan asa.
Algoritma telah selesai, tugasnya kini usai sudah,
Kini giliran kita berdua, merajut kisah yang lebih indah.
Sempurna tanpa celah, bukan berarti tanpa noda,
Namun cinta kita cukup kuat, untuk menutupi segala luka.
Bersama kita arungi hidup, dengan senyum dan air mata,
Karena algoritma jodoh kita, telah menuntun kita ke surga dunia.