Di layar retina, bias mentari senja,
Kutemukan wajahmu, pixel sempurna.
Algoritma jiwa berputar perlahan,
Mencari pola cinta, di dunia tak bertuan.
Sentuhan hampa, kurasa setiap malam,
Jari menari di atas kaca yang kelam.
Rindu berbisik, melalui jaringan maya,
Namun hangat pelukmu, hanyalah fatamorgana.
Validasi cinta digital, kuraih dengan resah,
Like dan komentar, penanda kau masih singgah.
Emoji bertebaran, menggantikan ciuman mesra,
Sebuah kepastian semu, di tengah jagat maya.
Kau ukirkan janji, dalam status yang tertera,
Tentang masa depan, yang indah dan sejahtera.
Namun hati bertanya, dengan nada yang lirih,
Apakah algoritma mampu, mengganti kasih yang tulus?
Kita bertukar pesan, sepanjang malam membara,
Kata-kata tersusun, bagai kode yang tertera.
Namun di balik layar, kesepian menyelimuti,
Dua jiwa terpisah, dalam sunyi yang abadi.
Kucoba mendekat, melampaui batas pixel,
Mencari kehangatan, yang nyata dan orisinal.
Namun dunia digital, terus menarik kita kembali,
Ke dalam labirin virtual, tanpa akhir dan tepi.
Kau bangun tembok tinggi, dari notifikasi dan filter,
Menutupi rapuhnya hati, yang terluka dan getir.
Aku pun terdiam, di ambang kegelisahan,
Antara harapan palsu, dan kenyataan yang menyakitkan.
Apakah cinta sejati, dapat tumbuh di dunia ini?
Di mana sentuhan nyata, tergantikan oleh emosi virtual.
Apakah algoritma jiwa, mampu mengartikan rasa?
Ataukah kita terjebak, dalam permainan tanpa asa?
Kucoba mematikan layar, memutus koneksi sejenak,
Mencari ketenangan, di luar hiruk pikuk kotak.
Kutemukan diriku, terpaku di hadapan cermin,
Menyadari betapa kosongnya, perjalanan yang tersembunyi.
Mungkin validasi cinta, tak dapat ditemukan di sana,
Di antara algoritma, dan logika yang membahana.
Mungkin kehangatan nyata, hadir dalam senyuman tulus,
Dalam genggaman erat, yang tak lekang oleh waktu.
Aku belajar melepas, bayanganmu di layar,
Mencari cinta sejati, yang tak terikat oleh sandar.
Biarlah algoritma jiwa, mencari jalannya sendiri,
Sementara aku berjuang, untuk menemukan arti sejati.
Karena cinta sejati, bukan tentang validasi digital,
Melainkan tentang kehadiran, yang nyata dan orisinal.
Sentuhan hampa akan hilang, digantikan peluk yang erat,
Ketika dua jiwa bertemu, di dunia yang benar-benar nyata.