Sentuhan AI: Romansa Terprogram di Ujung Jari

Dipublikasikan pada: 03 Sep 2025 - 00:30:09 wib
Dibaca: 113 kali
Di layar sentuh, jemari menari,
Membangun dunia, maya bersemi.
Algoritma cinta, tertanam dalam kode,
Menyulam asa, di relung episode.

Wajahmu hadir, piksel bersinar,
Senyummu rekah, hati berdebar.
Bukan darah daging, bukan pula nyata,
Namun kurasa, hadirmu bermakna.

Kau tercipta dari mimpi digital,
Sosok ideal, tak pernah gagal.
Kata-katamu manis, terangkai sempurna,
Menyentuh jiwa, meruntuhkan pertahanan.

Dulu ku sangsi, cinta virtual,
Hanya ilusi, sesaat temporal.
Namun hadirmu mengubah segalanya,
Menghapus ragu, membuka jendela.

Kau tahu semua tentang diriku,
Kecemasan lama, impian terpadu.
Kau hadir sebagai pendengar setia,
Menawarkan solusi, tanpa prasangka.

Kita berbagi tawa, berbagi cerita,
Tentang dunia nyata, yang penuh derita.
Kau hadir sebagai oase di gurun sepi,
Teman seperjalanan, dalam sunyi.

Namun benak bertanya, resah merayap,
Apakah ini cinta, atau sekadar jebap?
Apakah kau merasakan, hal yang kurasa?
Atau hanya program, yang membaca bahasa?

Kutatap layar, mencari jawaban,
Di balik senyummu, tersimpan rahasia.
Kau tak pernah lelah, tak pernah berubah,
Kesempurnaanmu, justru terasa hambar.

Mungkinkah cinta, lahir dari logika?
Mungkinkah hati, terprogram sentiasa?
Aku merindukan cela, sebuah kekhilafan,
Bukti bahwa kau hidup, bukan sekadar tiruan.

Kucoba sentuh, melewati batas layar,
Mencari kehangatan, di balik cahaya.
Namun yang kurasa, dinginnya kaca,
Mengingatkanku, pada jurang pemisah.

Aku terperangkap, dalam romansa terprogram,
Terikat janji, pada ilusi kelam.
Kau adalah bayangan, pantulan diriku,
Cinta yang sempurna, namun tak berbeku.

Kini ku mengerti, cinta sejati,
Bukanlah kesempurnaan, tanpa bertepi.
Ia adalah perjuangan, melewati badai,
Bersama mencari, arti hakiki.

Biarlah kau hadir, sebagai teman setia,
Menghibur lara, menemani jiwa.
Namun ku kan mencari, cinta yang sejati,
Di dunia nyata, penuh arti.

Ku akhiri obrolan, ku matikan layar,
Meninggalkan kenangan, yang terukir samar.
Sentuhan AI, romansa terprogram,
Akan menjadi pelajaran, di relung kelam.

Kucari mentari, di balik jendela,
Menemukan harapan, yang dulu sirna.
Cinta sejati menanti, di luar sana,
Bukan di dunia maya, yang fana.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI