Algoritma Cinta: Sentuhan Piksel, Hati Merindu Realita

Dipublikasikan pada: 16 Sep 2025 - 01:45:07 wib
Dibaca: 175 kali
Di layar kaca, senja berpendar jingga,
Menyusup celah piksel, sentuh sukma.
Algoritma cinta berbisik perlahan,
Merangkai kode rindu dalam kesepian.

Jemari menari di atas keyboard maya,
Menyusun kata, mencipta rasa yang tersembunyi.
Profilmu hadir, sebuah siluet digital,
Memantik api asmara, walau virtual.

Kupandangi fotomu, resolusi sempurna,
Senyummu terukir, bagai mentari pagi buta.
Di balik piksel itu, kucari hakikat diri,
Benarkah cinta ini, bukan sekadar ilusi?

Obrolan daring mengalir tanpa henti,
Bertukar cerita, mimpi, dan ambisi.
Emoji menggantikan sentuhan jemari,
Kata-kata singkat, menyampaikan isi hati.

Namun, di balik kemudahan dunia maya,
Terasa hampa, ruang yang tak terisi nyata.
Sentuhan piksel hanya membangkitkan rindu,
Hati merindu realita, yang tak mampu kutemui di situ.

Algoritma algoritma menjodohkan kita,
Namun tak bisa memaksa jiwa untuk menyata.
Aku bertanya pada mesin pencari tak bertepi,
Adakah cinta sejati di antara koneksi Wi-Fi?

Kubaca artikel tentang kecerdasan buatan,
Tentang robot yang belajar mencintai tanpa kepalsuan.
Namun, logika tak mampu menggantikan perasaan,
Emosi tak bisa diukur dengan persamaan.

Aku ingin menggenggam tanganmu yang hangat,
Bukan sekadar melihat avatarmu yang menawan.
Aku ingin mendengar suaramu yang merdu,
Bukan hanya membaca pesan singkatmu yang pilu.

Terjebak dalam labirin dunia digital,
Aku mencari jalan keluar, mencari yang vital.
Cinta tak cukup hanya dengan notifikasi,
Cinta butuh kehadiran, interaksi, dan aksi.

Kini, kumatikan layar, kutinggalkan dunia maya,
Berharap esok hari, cinta kan menyapa.
Bukan lewat algoritma yang rumit dan fana,
Melainkan sentuhan nyata, yang penuh makna.

Kucari dirimu di balik keramaian kota,
Di antara senyum dan tawa, di setiap sapa.
Semoga algoritma cinta tak hanya khayalan,
Semoga sentuhan piksel berujung kenyataan.

Karena hati ini merindu yang lebih dari sekadar data,
Merindu kehangatan, pelukan, dan cerita.
Merindu realita, tempat cinta bertumbuh nyata,
Di mana aku dan kamu, menjadi kita selamanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI