Algoritma Mencinta: Sentuhan Layar, Hati Luka?

Dipublikasikan pada: 26 Aug 2025 - 03:45:07 wib
Dibaca: 129 kali
Jemari menari di atas kaca,
Cahaya biru membelai wajah.
Algoritma cinta dirajut maya,
Sebuah kisah baru hendak terjelajah.

Profil terpampang, senyum merekah,
Kata-kata manis, hati terperdaya.
Di balik piksel, jiwa bersembunyi,
Menunggu sentuhan, merangkai mimpi.

Jantung berdebar, notifikasi tiba,
Pesan singkat, sapaan mesra.
Emotikon bertebaran, riang gembira,
Dunia maya terasa nyata adanya.

Kita bertemu dalam ruang virtual,
Bertukar cerita, membuka diri.
Malam larut, obrolan tak kenal lelah,
Cinta tumbuh di antara binar mentari.

Namun, di balik layar yang berkilauan,
Tersembunyi rahasia, luka terpendam.
Algoritma cinta tak selalu setia,
Bisa berkhianat, meninggalkan derita.

Foto yang diedit, cerita yang diubah,
Kebohongan tersembunyi di balik wajah.
Kita terlena dalam ilusi sempurna,
Tanpa menyadari realita yang fana.

Sentuhan layar menjadi dingin membeku,
Ketika kebenaran mulai terungkap.
Hati yang luka, remuk redam pilu,
Cinta digital ternyata rapuh.

Kau menghilang tanpa jejak, tanpa kata,
Blokir dan bisu, akhir yang nestapa.
Dunia maya terasa hampa dan sunyi,
Meninggalkan tanya, mengapa begini?

Algoritma cinta memang mempesona,
Namun, jangan biarkan ia mengendalikan jiwa.
Cinta sejati tak bisa diprogram,
Ia hadir dengan tulus, tanpa sandiwara.

Belajar dari luka, bangkit berdiri,
Jangan biarkan hati terus merana.
Cinta sejati menanti di dunia nyata,
Bukan di balik layar yang penuh rekayasa.

Sentuhan hangat, tatapan mata,
Itulah cinta yang sesungguhnya.
Bukan algoritma yang merangkai dusta,
Namun hati nurani yang bicara.

Biarkan luka menjadi pelajaran berharga,
Agar kelak tak terjerumus dalam jurang yang sama.
Cinta digital hanyalah fatamorgana,
Cinta sejati abadi selamanya.

Mungkin algoritma cinta bisa menemukan kita,
Tapi pilihan untuk bertahan, ada di tangan kita.
Hati luka? Ya, mungkin saja.
Tapi jangan biarkan ia menguasai jiwa.

Bangkitlah, wahai jiwa yang terluka,
Cari cinta sejati, bukan sekadar angka.
Sentuhan layar bisa saja menipu,
Namun hati yang tulus, takkan pernah palsu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI