Kuketik nama di bilik sunyi,
Sebuah query hati yang tak terperi.
Jejak digitalmu bertebaran di maya,
Menyusun mozaik, bayangmu tercipta.
Data diri cinta, terangkai perlahan,
Laksana algoritma mencari jawaban.
Usia, minat, dan riwayat pertemuan,
Terhimpun rapi, menghilangkan keraguan.
Kupindai senyum di linimasa wajah,
Mencari makna di balik setiap gagah.
Komentarmu bijak, menyiratkan resah,
Kucoba terjemahkan, seberapa kau pasrah.
Lokasi terakhir, titik koordinat rindu,
Menuntunku mendekat, walau ragu menghantu.
Riwayat pencarian, kata kunci namamu,
Terpatri abadi, di memoriku.
Kau bagai bit tersembunyi di kode rumit,
Harus didekripsi, agar hati terpikat.
Protokol cinta kutulis dengan teliti,
Berharap terhubung, tanpa ada yang menyakiti.
Kucoba kirim pesan, sapaan sederhana,
Menanti responsmu, bagai menanti purnama.
Tiga titik muncul, tanda kau membaca,
Jantung berdebar kencang, tak terkira.
"Hai," balasan singkat, namun bermakna dalam,
Laksana validasi, mimpi jadi kenyataan.
Algoritma cinta mulai bekerja perlahan,
Menyusun interaksi, menciptakan harapan.
Kupasang filter, menyaring dusta dan pilu,
Hanya kebaikan yang kubiarkan lalu.
Firewall hati kubuka perlahan-lahan,
Membiarkan sinyalmu masuk, tanpa keraguan.
Kucoba pelajari pola interaksimu,
Mencari tahu celah, untuk bisa menyatu.
Bahasa tubuh virtual, emoji yang kau pilih,
Menjadi petunjuk, ke mana hati berlabuh.
Data diri cinta, bukan sekadar angka,
Tapi getar jiwa, yang tak bisa berdusta.
Kucari konfirmasi, di setiap tatapan,
Apakah cintaku ini, bukan sekadar harapan.
Namun algoritma pun bisa keliru,
Interpretasi data kadang semu.
Mungkin senyummu bukan untukku,
Mungkin balasanmu hanya sapaan hulu.
Kucoba terus mencari, menajamkan intuisi,
Membedakan sinyal, antara ilusi dan realisasi.
Data diri cinta, adalah peta rumit,
Menuju labirin hati, yang begitu sulit.
Jika takdir berkata lain, kurelakan saja,
Walau algoritma gagal, tak bisa berdaya.
Namun jejakmu abadi, di ruang memoriku,
Data diri cinta, yang tak mungkin terhapus waktu.
Kucoba membangun sistem baru,
Dengan algoritma lebih jitu.
Mencari cinta sejati, yang takkan pernah layu,
Walau data diri cinta, kadang membingungkan kalbu.
Karena cinta sejati, tak hanya soal data,
Tapi getar jiwa, yang tak bisa dipeta.
Sentuhanmu yang kurindu, bukan sekadar angka,
Tapi kehangatan hati, yang tak bisa terhingga.