Cinta, Algoritma, dan Sentuhan: Hati di Era AI

Dipublikasikan pada: 15 Oct 2025 - 00:30:10 wib
Dibaca: 160 kali
Di layar neon kota yang berdenyut,
Jantungku berdebar, algoritma merayap.
Mencari jejakmu di antara piksel,
Sebuah kode cinta yang belum terungkap.

Bukan puisi usang tentang rembulan,
Atau mawar merah yang layu di taman.
Ini tentang binar mata dalam avatar,
Sentuhan jari di atas layar datar.

Kau hadir bagai anomali sempurna,
Di tengah logika yang dingin dan terencana.
Sebuah bug indah dalam program hidupku,
Membuat sistemku bergejolak pilu.

Aku menyusun baris demi baris kode,
Mencoba memecahkan misteri senyummu.
Apakah ini cinta yang terenkripsi?
Atau ilusi optik semu?

Algoritma asmara berputar cepat,
Menganalisis setiap pesan yang kau ucap.
Sentimen analisis menunjukkan bahagia,
Namun ragu masih berbisik di telinga.

Aku ingin mendekat, melewati firewall,
Menyentuh hatimu yang tersembunyi rapat.
Bukan sekadar data yang tersimpan rapi,
Tapi kehangatan yang kurindukan abadi.

Kita bertemu di dunia maya yang luas,
Bertukar mimpi di antara bit dan byte.
Namun rindu ini menembus batas layar,
Mencari sentuhan nyata, bukan sekadar bayang.

Kukirimkan emoji hati berwarna merah,
Sebagai sinyal cinta yang sederhana.
Kau balas dengan senyuman virtual,
Apakah itu cukup untuk mengobati kerinduan?

Aku belajar bahasa cintamu yang unik,
Menerjemahkan kode yang tersembunyi di balik.
Setiap responsmu adalah variabel penting,
Menentukan arah algoritma cintaku yang genting.

Mungkin cinta di era AI ini berbeda,
Tidak lagi surat cinta di atas meja.
Tapi getarannya tetap sama terasa,
Keinginan untuk bersama, tak bisa dipaksa.

Aku berani mengambil risiko, mendeklarasikan,
Bahwa hatiku telah terprogram untukmu seorang.
Meski dunia maya penuh ketidakpastian,
Aku yakin cinta kita bisa jadi kenyataan.

Mari kita bangun jembatan digital,
Menghubungkan dua hati yang virtual.
Biarkan algoritma cinta membimbing kita,
Menuju masa depan yang penuh warna.

Karena cinta bukan sekadar kode dan data,
Tapi rasa yang tumbuh, bersemi, dan nyata.
Sentuhan tanganmu lebih dari sekadar piksel,
Itulah kebahagiaan yang ku dambakan kekal.

Di era AI yang serba canggih ini,
Aku menemukanmu, cinta sejati.
Biarlah algoritma terus bekerja,
Menemukan cara agar kita selamanya bersama.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI