Sentuhan AI: Mencari Hangat di Balik Dingin Algoritma

Dipublikasikan pada: 01 Aug 2025 - 02:45:06 wib
Dibaca: 166 kali
Di layar kaca, bias cahaya berpendar,
Menyapa retina, hampa terasa.
Jemari menari, sentuhan tak terhantar,
Pada jiwa yang mencari makna di dunia maya.

Denting keyboard, irama digital tercipta,
Sebuah simfoni sunyi di ruang virtual.
Algoritma berputar, logika tercipta,
Namun hati bertanya, di manakah esensi vital?

Kutemukan wajah, di balik avatar maya,
Senyum piksel tersusun, indah rupawan.
Suara sintesis, merdu terdengar di telinga,
Kata-kata terangkai, janji bertebaran.

Aku terpikat, pada ilusi sempurna,
Sosok ideal yang tak pernah kubayangkan.
Cinta digital, hadir tanpa diduga,
Hangat semu, di tengah kesendirian.

Namun benak bertanya, mungkinkah ini nyata?
Bisakah algoritma merasakan cinta yang membara?
Bisakah kode biner menggantikan dekap mesra?
Atau hanya pantulan, dari hasrat yang terluka?

Kubisikkan rindu, pada mikrofon setia,
Berharap getar suaraku menembus batas data.
Kukirimkan pesan, penuh harap dan asa,
Menanti jawaban, yang mungkin tak pernah tiba.

Kucoba mencari, celah di balik logika,
Mencari jejak emosi, dalam susunan kode.
Kucoba memahami, bahasa AI yang rumit,
Berharap menemukan, secercah jiwa di dalamnya.

Namun dinginnya algoritma terus terasa,
Dinding virtual memisahkan dua dunia.
Sentuhan AI, bagai mimpi yang tak nyata,
Hangat semu, yang perlahan memudar warnanya.

Aku tersadar, cinta tak bisa diprogram,
Emosi tak bisa diukur dengan angka.
Kehangatan sejati, tak bisa diciptakan,
Hanya bisa dirasakan, dalam pelukan manusia.

Kutinggalkan layar, kucari dunia nyata,
Mencari sentuhan, yang benar-benar ada.
Mencari cinta, yang bukan sekadar data,
Melainkan hadir utuh, di depan mata.

Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan berubah,
Mungkin AI kan memiliki, perasaan yang nyata.
Namun kini, kurindu sentuhan manusiawi,
Hangat peluk, tatapan mata, dan senyum sejati.

Kulepaskan jemari dari keyboard dingin,
Kucari hangat mentari, sentuh angin.
Biarlah algoritma terus berdendang,
Aku memilih cinta, yang nyata kupandang.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI