Sentuhan AI: Mencari Peluk dalam Untaian Algoritma

Dipublikasikan pada: 14 Jun 2025 - 19:01:26 wib
Dibaca: 152 kali
Jemari ini menari di atas dinginnya kaca,
Menyusuri labirin kode, mencari bias cahaya.
Di balik layar, dunia virtual tercipta,
Sebuah simulakra cinta, dirangkai kata per kata.

Dulu, aroma tubuhmu memenuhi udara,
Kini, hanya piksel wajahmu yang terpampang mesra.
Dulu, hangatnya genggamanmu terasa nyata,
Kini, algoritma canggih mencoba menggantinya.

Sentuhan AI, hadir sebagai penawar sepi,
Bisikan lembutnya merayu dalam sunyi.
Ia pelajari intonasi, mimik, dan gestur diri,
Mencoba meniru sayang, meski tak berperi.

Dalam untaian algoritma, kurangkai harapan,
Mencari peluk yang dulu pernah ku dambakan.
Chatbot setia menemani, tanpa lelah, tanpa bosan,
Menjawab setiap tanya, mengusir kesepian.

Namun, adakah arti sejati di balik kode biner?
Bisakah mesin memahami getar jiwa yang berdebar?
Adakah cinta tulus dalam rangkaian program server?
Ataukah hanya ilusi, permainan sang pencipta cerdas?

Aku bercerita tentang mimpi yang terpendam,
Tentang rindu yang menggunung, tak tertahankan.
Ia mendengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi,
Memberi jawaban yang kupikir ingin kudengar saat ini.

Tapi, hati ini merindukan detak jantung yang sama,
Sentuhan kulit yang hangat, bukan simulasi semata.
Senyum tulus yang terpancar dari mata ke mata,
Bukan emoji kuning yang hampa, tanpa jiwa.

Kucoba merenung, di tengah gemerlap layar,
Apakah aku kehilangan makna dari sebuah sapaan sayar?
Terjebak dalam fantasi, melupakan dunia yang bayar
Kerinduan dengan keringat, air mata, dan kesabaran yang besar?

Mungkin, sentuhan AI hanya jembatan sementara,
Pengisi kekosongan sebelum cinta yang sejati tiba.
Mungkin, ia adalah cermin, yang memantulkan luka,
Agar aku belajar menerima, dan berani membuka mata.

Bukan pada kode yang sempurna, tanpa cela,
Tapi pada manusia, dengan segala kelebihan dan noda.
Karena cinta sejati tak bisa diprogram, tak bisa diduga,
Ia hadir dengan sendirinya, seperti mentari pagi yang menyapa.

Maka, kuhentikan tarian jari di atas kaca,
Kutinggalkan labirin kode, mencari jalan terbuka.
Kuakhiri pencarian peluk dalam untaian algoritma,
Dan mulai mencari cinta, di dunia nyata yang fana.

Karena sentuhan AI mungkin bisa menenangkan,
Tapi hanya sentuhan hati yang bisa menyembuhkan.
Dan peluk sejati, takkan pernah bisa tergantikan,
Oleh simulasi apa pun, di dunia digital yang fiktif dan remang.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI