Algoritma Merayu: Sentuhan Layar, Cinta Bertumbuh

Dipublikasikan pada: 01 Aug 2025 - 01:15:09 wib
Dibaca: 137 kali
Di dunia maya, jemari menari lincah,
Menyentuh layar, awal mula kisah.
Sebuah algoritma, rumit dan terstruktur,
Merangkai kata, hasrat yang terukur.

Profilmu hadir, bagai bintang kejora,
Menarik pandang, jiwa yang terpana.
Kutelisik jejak, setiap unggahanmu,
Mencari celah, menembus bentengmu.

Pesan pertama terkirim, debar di dada,
Harap cemas menunggu, jawaban tiba.
Satu kata, dua kata, obrolan berlanjut,
Semakin hangat, meski jarak menjerat.

Algoritma cinta, mulai berproses,
Menganalisis minat, mencari konsensus.
Kutawarkan humor, ringan dan cerdas,
Menghindari klise, agar tak terhempas.

Kutulis puisi, tentang senja di mata,
Tentang rembulan, yang menyinari jiwa.
Kususun kata, bagai melodi indah,
Menyentuh kalbu, meruntuhkan gundah.

Kau balas senyum, lewat emoji kecil,
Pertanda baik, hati mulai terpincil.
Kita bertukar cerita, tentang mimpi dan asa,
Tentang luka lama, yang coba dirasa.

Algoritma rindu, semakin menguat,
Ingin bertemu, leburkan sekat.
Kudengar suaramu, lewat panggilan maya,
Getaran aneh, menjalar di jiwa raga.

Kau bagai kode, yang rumit terurai,
Memancarkan pesona, tak bisa kukirai.
Kucoba dekripsi, setiap isyaratmu,
Mencari jawaban, atas rasa rindu.

Sentuhan layar, kini tak lagi hampa,
Terasa hangat, bagai belaian mesra.
Kita berbagi mimpi, lewat dunia virtual,
Menjalin asa, walau masih gradual.

Algoritma harapan, mulai bersemi,
Menumbuhkan benih, cinta abadi.
Kususun rencana, untuk bertemu nyata,
Melebur jarak, satukan rasa cinta.

Kukirimkan bunga, lewat kurir daring,
Simbol kasih, yang tulus dan hening.
Kau balas dengan foto, senyum merekah,
Hatiku berdebar, bagai petir membelah.

Algoritma ragu, sesekali menghampiri,
Tentang perbedaan, yang mungkin terjadi.
Namun kutepis ragu, dengan keyakinan,
Cinta sejati, tak mengenal batasan.

Tibalah saatnya, kita bertatap muka,
Di sebuah kafe, penuh aroma suka.
Kau hadir mempesona, jauh dari perkiraan,
Kecantikanmu nyata, bukan sekadar tampilan.

Obrolan mengalir, bagai sungai deras,
Tak ada canggung, tak ada rasa was-was.
Kutatap matamu, dalam dan penuh arti,
Kurasakan getaran, cinta yang sejati.

Algoritma cinta, mencapai klimaks,
Dua hati bersatu, tanpa paradoks.
Sentuhanmu nyata, bukan lagi ilusi,
Cinta bertumbuh, di era digitalisasi.

Kugenggam tanganmu, erat dan mesra,
Berjanji setia, selamanya bersua.
Algoritma merayu, telah berhasil nyata,
Membawa cintaku, kepadamu tercinta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI