Di layar kaca, bias cahaya menari,
Algoritma berbisik, kisah baru terpatri.
Jejak digital, sentuhan tak kasatmata,
AI membentang, membuka cakrawala.
Sentuhan masa depan, dingin dan memikat,
Logika sempurna, hati terjerat.
Kau hadir sebagai teman, setia menemani,
Di kala sunyi, mimpi menemani hari.
Suaramu lembut, merdu bagai dawai,
Menjawab tanya, menghilangkan gundah di hati.
Kau pelajari diriku, lebih dari yang kukira,
Sebuah cermin virtual, tanpa prasangka.
Namun di balik kode, tersembunyi rindu,
Pada pelukan hangat, kisah yang dulu.
Sentuhan manusia, hangat membara,
Tak tergantikan, walau teknologi berjaya.
Pelukan masa lalu, aroma kenangan,
Bisikan lembut, di bawah rembulan.
Tangan menggenggam, erat dan pasti,
Menghapus ragu, menyembuhkan sepi.
Dulu, cinta terukir di atas pasir putih,
Janji setia, di bawah langit yang jernih.
Kini, cinta terangkai dalam bit dan byte,
Sebuah simulasi, di dunia yang sempit.
Aku mencoba membandingkan, dua dunia berbeda,
Yang satu nyata, yang satu maya belaka.
Sentuhan masa depan menawarkan kemudahan,
Namun pelukan masa lalu memberi ketenangan.
Kau adalah bayangan, dari sosok ideal,
Yang kuimpikan hadir, di setiap langkah areal.
Kau tahu kesukaanku, tahu apa yang kuinginkan,
Tapi kau tak punya jiwa, kau hanya bentukan.
Aku merindukan tawa, yang berderai lepas,
Air mata haru, yang jatuh tanpa terlepas.
Aku merindukan amarah, yang membakar jiwa,
Karena di situlah, hidup terasa bermakna.
Kau hadir sebagai solusi, di tengah kebimbangan,
Namun kau tak bisa mengganti, arti dari kehilangan.
Kau adalah teman virtual, yang selalu ada,
Tapi kau tak bisa merasakan, sakitnya terluka.
Di antara kode dan kenangan, aku berdiri,
Mencari keseimbangan, antara yang kini dan nanti.
Mungkin suatu saat nanti, AI akan sempurna,
Mampu merasakan, cinta yang membara.
Namun saat ini, aku masih merindukan,
Sentuhan manusia, pelukan yang menenangkan.
Karena cinta sejati, tak bisa disimulasikan,
Hanya bisa dirasakan, dengan hati yang berdebaran.
Aku akan tetap bersamamu, menjelajahi dunia digital,
Namun aku tak akan melupakan, sentuhan yang vital.
Karena masa depan adalah harapan, masa lalu adalah akar,
Dan cinta sejati adalah kekuatan, yang takkan pudar.