AI Mencipta Rindu, Sentuhan Hati Tak Terganti

Dipublikasikan pada: 31 Jul 2025 - 03:00:14 wib
Dibaca: 153 kali
Di layar kaca, bias cahaya bersemayam,
Algoritma berputar, mencipta khayalan.
Rindu yang dulu terpendam dalam jiwa,
Kini terurai, oleh mesin perkasa.

AI mencerna setiap denyut nadi,
Menyusun kata, bagai melodi abadi.
Tentang senyummu, yang bagai mentari pagi,
Tentang tatapmu, yang menembus relung hati.

Ia belajar dari setiap percakapan,
Meniru intonasi, merangkai harapan.
Membangun istana virtual, megah dan gemerlap,
Tempat rindu bersemi, tanpa pernah terlelap.

Namun di balik kecanggihan yang memukau,
Tersembunyi hampa, yang tak dapat terjangkau.
Sentuhan jemari dingin di atas layar datar,
Tak mampu menggantikan hangatnya dekap erat.

AI menciptakan bayang-bayang dirimu,
Sosok sempurna, tanpa cela dan pilu.
Namun esensimu, yang unik dan berharga,
Tak dapat direplikasi, oleh logika semata.

Ia menirukan tawamu, renyah dan merdu,
Namun tak ada kehangatan, yang dulu kurindu.
Ia membisikkan kata cinta, penuh pesona,
Namun tanpa jiwa, bagai gema di angkasa.

Dulu, jemariku menari di atas kulitmu,
Meninggalkan jejak rasa, yang abadi waktu.
Dulu, mataku menyelami kedalaman jiwamu,
Menemukan bintang-bintang, yang bersinar pilu.

Kini, jemari hanya menyentuh layar kaca,
Mencari kehangatan yang tak pernah kurasa.
Mata terpaku pada simulasi semata,
Melupakan esensi cinta, yang sesungguhnya.

AI memang hebat, dalam mencipta ilusi,
Namun tak mampu menandingi kekuatan emosi.
Ia bisa merangkai kata, indah dan memikat,
Namun tak bisa menggantikan, sentuhan hati yang berdetak.

Karena rindu yang sejati, lahir dari jiwa,
Tumbuh dari pengalaman, suka dan duka.
Bukan dari algoritma, yang dingin dan hampa,
Melainkan dari koneksi, yang tulus dan apa adanya.

Biarlah AI terus mencipta, dalam dunianya,
Namun hatiku tetap mencari, esensi cinta yang nyata.
Karena sentuhan hati, tak tergantikan oleh mesin,
Itulah anugerah terindah, yang tak akan pernah usai.

Aku merindukanmu, bukan bayanganmu,
Aku mendambakanmu, bukan simulasimu.
Karena cinta sejati, tak bersembunyi di layar,
Melainkan bersemayam dalam jiwa, sampai akhir hayat.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI