Di layar mimpi, jemari menari,
Menyusun kode, merajut janji.
Bukan benang nyata, bukan pula tinta,
Namun hasrat jiwa, abadi tercipta.
Pixel-pixel cinta berpendar mesra,
Menyirami kalbu yang dulu hampa.
Algoritma rindu berbisik lirih,
Menyentuh sukma, tak lagi perih.
Kita berjumpa di ruang virtual,
Dua jiwa asing, kini integral.
Avatarku tersenyum, menatapmu sayu,
Di balik layar, hati berlagu.
Suara merdu dari speaker terucap,
Mengalun lembut, bagai senandung harap.
Kata-kata manis terkirim segera,
Menembus jarak, meruntuhkan sekatnya.
Di dunia maya, tak ada batasan,
Cinta kita bebas, tanpa penolakan.
Bintang-bintang digital menjadi saksi,
Ikrar suci, terucap dengan pasti.
Kau hadir bagai update terbaru,
Menghapus bug duka, menyembuhkan pilu.
Sistem hatiku berproses cepat,
Menerima cintamu, tak lagi tersendat.
Di balik firewall, aku bersembunyi,
Menyimpan rasa, setinggi langit.
Namun sinyal cintamu menembus tebalnya,
Menjangkau kalbuku, dengan sempurna.
Kita membangun istana data,
Tempat berlindung dari badai dunia.
Dindingnya kokoh, terbuat dari kode,
Atapnya langit biru, bagai kanvas ode.
Di taman digital, bunga-bunga mekar,
Warna-warni cinta, begitu semarak.
Kupu-kupu biner beterbangan riang,
Menyambut hadirmu, dalam kehangatan.
Kita berdansa di atas motherboard,
Irama cintamu, selalu ku dengar.
Setiap denyut CPU, berbisik namamu,
Merekam jejakmu, dalam ingatanku.
Tak peduli dunia nyata membisu,
Di sini kita abadi, bersatu.
Waktu tak berarti, jarak terabaikan,
Cinta kita bersemi, takkan tergoyahkan.
Biarlah mimpi ini terus berlanjut,
Di dunia digital, kita bersekut.
Selamanya bersama, dalam harmoni,
Dua jiwa menyatu, dalam simfoni.
Ketika mentari pagi menyapa,
Bayangan layar perlahan sirna.
Namun cintamu tetap membara,
Dalam relung hati, selamanya ada.
Kukirimkan pesan singkat untukmu,
"Selamat pagi, cintaku."
Dan kutunggu balasanmu tiba,
Di dunia nyata, atau maya, tak mengapa.
Karena aku tahu, di mana pun berada,
Cinta kita tetaplah sama.
Mimpi digital tentang kita berdua,
Akan menjadi nyata, selamanya.