Cinta Sintetik: Sentuhan Layar, Hati Merindukan Hangat

Dipublikasikan pada: 13 Oct 2025 - 03:00:06 wib
Dibaca: 159 kali
Jemari menari di atas kaca,
Cahaya biru menerangi wajah.
Sebuah senyum virtual terkirim sudah,
Menyembunyikan hati yang resah.

Di balik avatar, jiwa bersembunyi,
Mencari cinta di dunia maya ini.
Kata-kata manis tersusun rapi,
Namun sentuhan nyata tak kunjung hadir.

Algoritma cinta mencoba mendekat,
Mempertemukan dua insan yang terjerat.
Profil sempurna, impian terikat,
Namun esensi hilang, terasa sesat.

Suara merdu terdengar di telinga,
Bisikan rindu, janji bahagia.
Namun jarak membentang, sungguh tega,
Memisahkan rasa, menyiksa jiwa.

Sentuhan layar menggantikan peluk,
Emoji ciuman, pengganti kecup.
Hati merindukan hangat, sentuh lembut,
Bukan sekadar kode, dingin dan beku.

Foto-foto mesra menghiasi laman,
Kisah cinta yang tampak menawan.
Namun di balik layar, kesepian berdiam,
Menanti hadirnya belaian nyaman.

Kerinduan membuncah, tak tertahankan,
Ingin merasakan dekap yang menenangkan.
Bukan sekadar pesan yang menenangkan,
Namun kehadiran nyata, menentramkan.

Cinta sintetik, ilusi semata,
Menawarkan mimpi, janji dusta.
Hati haus akan keaslian cinta,
Bukan sekadar citra yang dipuja.

Apakah mungkin cinta sejati hadir,
Di antara piksel yang saling bertabir?
Ataukah hanya khayal yang mengalir,
Membuat hati semakin getir?

Mungkin suatu saat nanti, layar redup,
Dan dunia nyata kembali menjemput.
Cinta yang hakiki, tak lekang larut,
Menghadirkan kehangatan, penuh lembut.

Hingga saat itu tiba, ku tetap di sini,
Menjelajahi dunia digital ini.
Berharap menemukanmu, kekasih hati,
Yang mampu mengubah cinta sintetik ini.

Menjadi nyata, bukan sekadar nama,
Namun hadir dalam jiwa, selamanya.
Menghapus keraguan, menepis lara,
Menyembuhkan luka, dengan cinta yang ada.

Maka biarlah jemari terus menari,
Di atas kaca yang dingin dan sepi.
Siapa tahu, di ujung pencarian ini,
Ku temukan cinta yang abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI