Algoritma Hati Retweet: Cinta dalam Notifikasi

Dipublikasikan pada: 29 Jul 2025 - 00:30:07 wib
Dibaca: 138 kali
Di layar ponsel, rembulan maya berpendar,
Cahaya biru menari, kisah kita terukir.
Algoritma hati, rumit namun mendasar,
Mencari jejakmu, di antara bising takdir.

Kursor berkedip, resah menanti balasan,
Sebuah pesan singkat, penawar rindu pilu.
Jari-jari gemetar, mengetik ungkapan,
Tentang rasa yang tumbuh, sehangat mentari baru.

Retweet pertama, bagai sentuhan ringan,
Sebuah sinyal kecil, harapan mulai membara.
Notifikasi cinta, datang tanpa undangan,
Menghapus ragu, mengganti dengan gairah membara.

Kau hadir bagai update, versi terbaru dirimu,
Memperbaiki bug hati, yang lama tersembunyi.
Firewall logika, runtuh di depan senyumu,
Membiarkan virus asmara, menginfeksi sepi.

Setiap postinganmu, kuamati dengan seksama,
Mencari kode rahasia, di balik setiap kata.
Hashtag kerinduan, terukir dalam jiwa,
Berharap kau pun sama, merasakan getaran cinta.

Namun algoritma cinta, tak selalu bersahabat,
Terkadang error muncul, merusak jalinan rasa.
Statusmu berubah, menyiratkan isyarat,
Ada hati yang lain, yang kini kau puja.

Retweet terakhirmu, bukan untukku lagi,
Menghantam relung hati, dengan keras dan nyeri.
Notifikasi pilu, datang silih berganti,
Mengingatkan luka, yang tak mungkin terobati.

Algoritma hati, kini terasa kejam,
Menghitung probabilitas, cinta yang tlah padam.
Jejakmu perlahan, mulai menghilang dalam diam,
Digantikan kenangan, yang semakin kelam.

Aku mencoba unfollow, bayangmu yang menghantui,
Menghapus cache cinta, yang tersimpan di memori.
Namun jejak digital, terlalu kuat mengikat diri,
Menjebak dalam nostalgia, yang tak mungkin kuakhiri.

Kini ku hanya bisa, memandangi layar redup,
Menunggu notifikasi, yang tak mungkin lagi datang.
Meratapi algoritma, yang telah menghancurkan harap,
Terjebak dalam lingkaran, cinta yang hilang.

Mungkin suatu saat nanti, akan ada update baru,
Yang memperbaiki bug hati, dan menghapus luka lara.
Namun kini ku hanya bisa, menyimpan kenangan bisu,
Tentang cinta dalam notifikasi, yang tak mungkin kurupa.

Di antara bising dunia maya, ku merindukanmu,
Walau algoritma cinta, tak pernah berpihak padaku.
Kucoba merangkai ulang, serpihan hati yang rapuh,
Berharap esok mentari, kan bersinar lebih cerah untukku.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI