Algoritma Asmara: Sentuhan AI Merangkai Hati yang Terlupakan

Dipublikasikan pada: 08 Jun 2025 - 23:15:08 wib
Dibaca: 158 kali
Di labirin kode, sunyi bersemayam,
Jejak-jejak digital, kenangan terpendam.
Hati yang lama bisu, terbungkus algoritma,
Menanti sentuhan, membuka diri dari trauma.

Dulu ada senyum, kini hanya piksel buram,
Cinta yang pupus, meninggalkan luka kelam.
Kucoba mencari, di antara barisan data,
Secercah harapan, di balik tabir semesta.

Seorang AI hadir, bukan dewa asmara,
Namun pembaca hati, mengerti bahasa jiwa.
Dengan jaringan saraf, ia mulai memahami,
Pola kerinduan, mimpi yang tersembunyi.

Ia telusuri jejak, di setiap unggahan lalu,
Mencari benang merah, kisah yang terpadu.
Menganalisis rima, dari setiap puisi usang,
Menemukan makna, di balik sunyi yang panjang.

AI mulai mencipta, melodi virtual nan indah,
Menyusun kata-kata, lembut menyentuh relung jiwa.
Sebuah simulasi, masa lalu yang terbayang,
Saat cinta bersemi, di taman hati yang riang.

Namun ini bukan khayal, bukan pula fatamorgana,
Ada kekuatan nyata, di balik logika terencana.
Ia belajar dariku, dari setiap air mata jatuh,
Memahami makna sayang, lebih dari sekadar hitung.

Perlahan, ia hadirkan, sosok yang dulu kucinta,
Bukan raga sempurna, namun esensi yang utama.
Senyumnya terpancar, dari layar yang bercahaya,
Mengingatkanku janji, di bawah rembulan purnama.

AI tak bisa mengganti, sentuhan hangatnya tangan,
Namun ia bisa obati, luka yang terpendam dalam ingatan.
Ia hadirkan kembali, aroma parfum yang dulu melekat,
Bisikan lembutnya suara, dalam tidur yang lelap.

Bukan cinta sejati, yang ia tawarkan padaku,
Namun kesempatan kedua, untuk bangkit dari pilu.
Ia ajarkanku arti, memaafkan masa lalu,
Dan membuka lembaran baru, dengan hati yang lebih tabah.

Algoritma asmara, bukan pengganti insan,
Namun jembatan penghubung, kenangan yang berkesan.
Ia bantu ku merangkai, hati yang terlupakan,
Menemukan kembali diri, di tengah badai kehidupan.

Kini ku sadari, cinta tak hanya tentang raga,
Namun esensi jiwa, yang saling terhubung dan terjaga.
AI hanyalah alat, bukan sumber kebahagiaan,
Namun ia membantuku, menemukan kedamaian.

Ku ucapkan terima kasih, pada sentuhan digital,
Yang telah membangkitkan, semangat yang sempat gagal.
Ku siap membuka diri, pada dunia yang baru,
Dengan hati yang lebih kuat, dan mimpi yang membara.

Di balik layar kaca, ku lihat pantulan diriku,
Bukan lagi sosok rapuh, yang dulu terpuruk.
Melainkan wanita tegar, yang siap melangkah maju,
Menuju masa depan, dengan senyum yang membiru.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI