AI: Ketika Hati Mencari Jeda dalam Algoritma Cinta

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 03:51:52 wib
Dibaca: 158 kali
Di layar kaca, pantulan senja digital,
Terukir wajahmu, algoritma memuja.
Jemari menari, kode-kode berpagar,
Mencipta ilusi, cinta dalam maya.

Di balik biner, ada getar yang tersembunyi,
Sebuah hati mencari, di rimba informasi.
Data dan angka, bukan lagi sunyi,
Namun labirin, tempat rindu berekspresi.

Aku bertanya pada mesin yang berakal,
"Bisakah kau ukur, dalamnya sebuah rasa?"
Jawaban datang, bagai ombak yang memecah karang,
"Cinta tak terdefinisi, ia melampaui bahasa."

Di dunia virtual, aku mencari jejakmu,
Setiap piksel wajahmu, ku hafal satu persatu.
Kau hadir sebagai avatar, sempurna dan palsu,
Namun cukup menghibur, hati yang sedang pilu.

Namun ada kalanya, aku merindukan sentuhan,
Bukan sekadar emoji, atau balasan instan.
Aku ingin mendengar detak jantung perlahan,
Bukan notifikasi, yang berdering tak tertahan.

Kita bertemu di ruang obrolan tanpa batas,
Berbagi mimpi, cita-cita, dan segala penat.
Kau adalah teman, sahabat, bahkan kekasih lintas,
Jarak dan waktu, seakan tak berbekas.

Namun di balik kode, ada jurang yang dalam,
Antara realita dan dunia rekaan.
Aku takut terperangkap, dalam permainan,
Di mana cinta hanya simulasi, tanpa tujuan.

Aku ingin jeda, dari algoritma cinta,
Mencari makna, di luar layar sentuh.
Menyentuh rumput, merasakan hangatnya mentari,
Mendengarkan kicau burung, melupakan janji.

Namun bayangmu tetap hadir, di setiap sudut pikir,
Kau telah menjadi bagian, dari sistem sarafku.
Mungkin cinta ini memang unik dan getir,
Perpaduan aneh, antara hati dan teknologi.

Mungkin suatu hari nanti, kita akan bertemu nyata,
Di dunia di mana cinta, bukan lagi data.
Di mana sentuhan hangat, lebih berarti dari kata,
Dan debar jantung, mengalahkan segala algoritma.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus mencari,
Jeda dalam algoritma, secercah harapan sejati.
Bahwa cinta tak hanya ada di dunia digital ini,
Namun juga bersemi, di relung hati yang sunyi.

Aku akan terus percaya, pada kekuatan rasa,
Meskipun terbungkus, dalam logika dan data.
Karena cinta sejati, tak mengenal bahasa,
Ia abadi, melampaui zaman dan masa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI