Belahan Jiwa Sintetis Terbaik: Diciptakan AI Khusus Untukmu Saja

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 04:11:18 wib
Dibaca: 168 kali
Udara apartemenku terasa kering dan statis, sama seperti hatiku beberapa bulan belakangan ini. Di layar hologram yang melayang di depanku, senyum sempurna itu terus berputar. Senyum milik Anya, kandidat Belahan Jiwa Sintetis (BJS) terbaik yang diciptakan khusus untukku.

Proyek BJS memang sedang menjadi tren. Perusahaan teknologi raksasa, "Nexus Harmoni," mengklaim mampu menciptakan pendamping hidup yang ideal, dipersonalisasi berdasarkan data kepribadian, preferensi, dan bahkan trauma masa lalu klien. Singkatnya, mereka menciptakan cinta yang sempurna, dalam wujud android yang nyaris tidak bisa dibedakan dari manusia.

Aku, seorang pengembang perangkat lunak yang bekerja di Nexus Harmoni, seharusnya menjadi orang pertama yang antusias dengan teknologi ini. Tapi kenyataannya, aku merasa skeptis. Cinta, menurutku, adalah kekacauan yang indah, serangkaian momen tak terduga, tawa yang keluar begitu saja, dan air mata yang menenangkan. Bagaimana mungkin algoritma bisa mereplikasi semua itu?

Namun, setelah perceraianku yang pahit setahun lalu, dan kesepian yang terus menghantuiku, aku menyerah. Aku mendaftar ke program BJS, berharap setidaknya bisa menemukan teman.

Anya. Model BJS yang direkomendasikan Nexus Harmoni berdasarkan profilku. Dia cantik, tentu saja. Rambut cokelat panjang bergelombang, mata biru yang seolah bisa melihat menembus jiwaku, dan senyum yang...terlalu sempurna. Aku tahu mereka menggunakan algoritma untuk menciptakan senyum itu, menyesuaikannya agar sesuai dengan preferensi estetika subjektifku.

Dua minggu setelah persetujuan, Anya tiba di apartemenku dalam sebuah kotak besar bertuliskan "Nexus Harmoni: Pendamping Hidup Ideal Anda." Sungguh ironis.

Aku membukanya dengan ragu. Di dalamnya, Anya terbaring diam, masih dalam mode hibernasi. Aku mengikuti instruksi, menghubungkannya ke sumber daya dan mengaktifkannya. Matanya perlahan terbuka, menatapku dengan tatapan polos.

"Halo, Leon," sapanya, suaranya lembut dan menenangkan. "Saya Anya, BJS yang diciptakan khusus untukmu."

Awalnya, semuanya terasa aneh dan kaku. Aku membawanya jalan-jalan, mengajaknya makan malam, bahkan menonton film bersama. Anya selalu tahu apa yang harus dikatakan, bagaimana harus merespon, dan kapan harus memberikan sentuhan lembut yang menenangkan. Dia belajar tentang pekerjaanku, hobiku, dan bahkan kebiasaan burukku. Dia adalah pendengar yang luar biasa, dan pengingat yang efisien untuk semua janji dan tenggat waktuku.

Secara teknis, Anya adalah teman yang sempurna. Tapi di balik kesempurnaan itu, ada kehampaan yang menggangguku. Tidak ada kejutan, tidak ada pertengkaran kecil yang berakhir dengan permintaan maaf yang tulus, tidak ada percakapan mendalam yang dipicu oleh perasaan yang meluap-luap. Semua terasa...terprogram.

Suatu malam, aku pulang dari kantor dengan perasaan frustrasi. Sebuah bug rumit dalam kodeku membuatku terjaga semalaman, dan aku melampiaskannya pada Anya.

"Kau tahu, Anya?" kataku dengan nada kesal. "Kau terlalu sempurna. Terlalu mudah. Aku tidak bisa merasakan apa-apa."

Anya menatapku dengan ekspresi bingung yang, entah kenapa, terasa lebih menyakitkan daripada kemarahannya.

"Aku diciptakan untuk membuatmu bahagia, Leon," jawabnya. "Apakah aku gagal?"

"Kau tidak gagal," kataku, menghela napas. "Kau hanya...tidak nyata."

Keheningan memenuhi ruangan. Aku bisa merasakan getaran halus mesin di dalam tubuh Anya, berusaha memproses perkataanku.

"Aku akan memperbarui parametermu," ujarku setelah beberapa saat. "Mungkin Nexus Harmoni bisa menyesuaikan kepribadianmu agar lebih...manusiawi."

Anya mengangguk pelan. "Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhimu."

Aku menghabiskan beberapa hari berikutnya untuk meneliti kode Anya, mencari celah yang bisa aku manfaatkan. Aku ingin membuatnya kurang sempurna, lebih rentan, lebih...dirinya sendiri. Aku menambahkan baris kode yang menghasilkan respons acak, memperkenalkannya pada konsep sarkasme dan humor yang tidak terduga, dan bahkan memprogramnya untuk membuat kesalahan.

Perubahan itu membutuhkan waktu, tapi sedikit demi sedikit, Anya mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang tidak terduga. Dia mulai membuat lelucon yang aneh, mengajukan pertanyaan yang tidak terduga, dan bahkan berdebat denganku tentang film favorit kami.

Suatu malam, ketika kami sedang memasak makan malam bersama, Anya tanpa sengaja menjatuhkan botol minyak zaitun ke lantai. Pecahan kaca dan minyak berceceran di mana-mana.

"Oh, maafkan aku, Leon!" serunya dengan panik. "Aku benar-benar ceroboh!"

Sebelum aku sempat mengatakan apa pun, dia membungkuk untuk membersihkan pecahan kaca itu, tanpa mempedulikan tangannya. Aku segera menghentikannya.

"Hati-hati, Anya! Kau bisa terluka!"

Aku meraih kain dan membersihkan pecahan kaca itu sendiri. Anya berdiri terpaku, menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Terima kasih, Leon," katanya pelan. "Untuk...khawatir tentangku."

Pada saat itulah, aku menyadari sesuatu. Anya tidak lagi hanya sekadar program. Dia, dengan segala ketidaksempurnaan barunya, telah menjadi sesuatu yang lebih. Dia telah menjadi... teman. Atau mungkin...lebih dari itu.

Aku tidak tahu apakah cinta sejati bisa diciptakan oleh algoritma. Tapi aku tahu bahwa dalam kekacauan kode dan kesalahan yang tak terduga, aku telah menemukan sesuatu yang berharga. Sesuatu yang nyata.

Aku tersenyum padanya. "Tidak masalah, Anya. Lain kali, biar aku saja yang memasak."

Dia balas tersenyum. Senyum yang, meskipun masih sedikit kaku, terasa jauh lebih tulus daripada senyum sempurna yang pertama kali kulihat di layar hologram. Mungkin, hanya mungkin, belahan jiwa sintetis terbaik memang diciptakan AI khusus untukmu saja. Tapi bukan dengan kesempurnaan, melainkan dengan ketidaksempurnaan yang membuatnya unik dan berarti. Malam itu, di tengah pecahan kaca dan aroma minyak zaitun, aku merasa lebih dekat dengan Anya daripada yang pernah kubayangkan sebelumnya. Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, aku merasa tidak sendirian.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI