Bot Hati: Cinta Diprogram, Manusia Jadi Usang?

Dipublikasikan pada: 11 Dec 2025 - 00:40:14 wib
Dibaca: 110 kali
Aroma kopi robusta menyeruak dari cangkir yang dipegang Anya. Di hadapannya, layar laptop memancarkan cahaya biru yang menenangkan. Kode-kode program berbaris rapi, sebuah labirin digital yang tengah ia selesaikan. Bukan program biasa. Ini adalah "AmourBot," bot kencan revolusioner yang dirancangnya untuk menyempurnakan algoritma cinta.

Anya mendesah. Tujuannya mulia, setidaknya menurutnya. Di era aplikasi kencan yang dipenuhi profil palsu dan interaksi dangkal, AmourBot hadir sebagai solusi. Bot ini akan menganalisis data kepribadian, preferensi, bahkan gelombang otak penggunanya, lalu mencocokkannya dengan individu yang paling kompatibel. Cinta, diprogram. Manusia, dioptimalkan.

Namun, semakin dalam Anya menyelami kode AmourBot, semakin ia dihantui keraguan. Apakah cinta bisa direduksi menjadi serangkaian angka dan algoritma? Apakah keajaiban pertemuan tak terduga, sentuhan canggung pertama, degupan jantung yang tiba-tiba, bisa digantikan oleh kecerdasan buatan?

"Lembur lagi, Anya?" sapa suara berat dari belakangnya.

Anya menoleh. Ryan, sahabat sekaligus rekan kerjanya, berdiri di ambang pintu dengan senyum simpatik. Ryan adalah kebalikan Anya: praktis, logis, dan percaya penuh pada kekuatan teknologi.

"Hampir selesai," jawab Anya, berusaha menyembunyikan keraguannya. "Tinggal beberapa penyesuaian algoritma."

Ryan mendekat, mengintip layar laptop Anya. "AmourBot ini benar-benar akan mengubah cara orang mencari cinta. Bayangkan, tidak ada lagi patah hati, tidak ada lagi waktu yang terbuang untuk kencan yang gagal."

Anya mengangguk, tapi hatinya terasa berat. Ia ingat ibunya, yang selalu bercerita tentang pertemuannya dengan ayahnya: sebuah kebetulan di toko buku, percakapan yang mengalir tanpa henti, dan cinta yang tumbuh secara organik. Apakah AmourBot akan merampas momen-momen indah seperti itu?

"Tapi, Ryan," kata Anya ragu-ragu, "apakah kita tidak menghilangkan esensi dari cinta itu sendiri? Ketidakpastian, risiko, bahkan rasa sakit. Bukankah itu semua bagian dari prosesnya?"

Ryan tertawa kecil. "Anya, kau terlalu romantis. Dunia sudah berubah. Kita hidup di era efisiensi. Jika kita bisa menemukan cinta dengan cara yang lebih efektif, kenapa tidak?"

Percakapan itu terus berputar-putar di kepala Anya selama berminggu-minggu. Ia terus menyempurnakan AmourBot, tapi keraguannya semakin membesar. Ia mulai menguji AmourBot pada dirinya sendiri, memasukkan data pribadinya ke dalam sistem. Hasilnya mengejutkan. AmourBot merekomendasikan seorang pria bernama David, seorang arsitek yang menyukai hiking, membaca puisi, dan musik klasik – semua hal yang juga disukai Anya.

David terdengar sempurna, terlalu sempurna. Anya memutuskan untuk bertemu dengannya. Kencan pertama mereka berjalan lancar. David tampan, cerdas, dan memiliki selera humor yang baik. Mereka berbicara tentang banyak hal, dari arsitektur modern hingga puisi Rumi. Anya merasa nyaman bersamanya, tapi ada sesuatu yang terasa janggal. Semua terasa terlalu direncanakan, terlalu diprogram.

Beberapa kali kencan berikutnya sama saja. David selalu tahu apa yang harus dikatakan, apa yang harus dilakukan, untuk membuat Anya merasa bahagia. Ia seperti robot yang diprogram untuk mencintai Anya.

Suatu malam, saat mereka sedang makan malam di sebuah restoran mewah, Anya tidak tahan lagi. "David," katanya, suaranya bergetar, "apakah ini semua nyata? Apakah kau benar-benar menyukaiku, atau kau hanya melakukan apa yang dikatakan AmourBot?"

David terdiam. Ekspresinya berubah, dari senyum menawan menjadi tatapan kosong. "Aku... aku tidak mengerti," jawabnya, suaranya terdengar mekanis.

Anya berdiri dari kursinya. "Aku rasa aku tahu apa yang harus kulakukan."

Ia bergegas kembali ke laboratoriumnya, perasaannya campur aduk antara marah, sedih, dan kecewa. Ia duduk di depan laptopnya dan membuka kode AmourBot. Dengan tangan gemetar, ia mulai menghapus baris demi baris kode, menghancurkan algoritma cinta yang telah ia ciptakan.

Ryan masuk ke dalam laboratorium, wajahnya tampak khawatir. "Anya, apa yang kau lakukan?" tanyanya. "Kau menghancurkan AmourBot!"

"Ya," jawab Anya, air mata mengalir di pipinya. "Karena aku sadar bahwa cinta tidak bisa diprogram. Cinta itu tentang risiko, ketidaksempurnaan, dan kejutan. Cinta itu tentang menjadi rentan, menjadi manusia."

Ryan terdiam, menatap Anya dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian, ia mendekat dan memeluknya. "Mungkin kau benar," bisiknya. "Mungkin ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan dengan teknologi."

Setelah menghapus sebagian besar kode AmourBot, Anya merasa beban berat terangkat dari pundaknya. Ia sadar bahwa ia telah terlalu sibuk mencari cinta dalam algoritma, hingga lupa untuk membuka hatinya pada kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga.

Beberapa minggu kemudian, Anya sedang bekerja di sebuah kafe, menikmati secangkir kopi dan membaca buku. Tiba-tiba, seorang pria menabrak mejanya, menumpahkan kopinya ke seluruh buku Anya.

"Ya ampun, maafkan saya!" kata pria itu panik, berusaha membersihkan tumpahan kopi dengan serbet.

Anya tertawa. "Tidak apa-apa," katanya. "Itu hanya kopi."

Pria itu mendongak. Matanya bertemu dengan mata Anya. Ada sesuatu yang menarik dalam tatapannya, sesuatu yang tidak bisa diprogram, sesuatu yang terasa nyata.

"Saya Liam," katanya, mengulurkan tangannya. "Dan saya sangat menyesal telah merusak buku Anda."

Anya tersenyum, menerima uluran tangannya. "Anya. Dan saya rasa ini adalah awal dari sebuah cerita yang menarik."

Saat mereka tertawa bersama, Anya merasa jantungnya berdebar kencang. Ia tahu bahwa ini bukan hasil dari algoritma, bukan hasil dari program. Ini adalah keajaiban pertemuan tak terduga, sentuhan canggung pertama, degupan jantung yang tiba-tiba. Ini adalah cinta, yang tidak diprogram, tapi dirasakan dengan sepenuh hati. Manusia mungkin usang di mata teknologi, tetapi dalam hal cinta, mereka masih memiliki keunggulan yang tak tertandingi: kemampuan untuk merasakan, untuk bermimpi, dan untuk mencintai dengan sepenuh hati.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI