AI: Memori Mantan Terhapus, Cinta Baru Terbarui?

Dipublikasikan pada: 27 Oct 2025 - 00:00:13 wib
Dibaca: 147 kali
Aroma kopi robusta menyeruak memenuhi apartemen minimalis milik Arya. Di balik monitor lengkung berukuran 34 inci, wajahnya tampak serius. Jari-jarinya menari di atas keyboard, mengetik baris demi baris kode. Ia seorang programmer handal, spesialisasi kecerdasan buatan, atau yang lebih dikenal dengan AI. Pekerjaannya adalah menciptakan algoritma yang mampu memprediksi perilaku manusia, sebuah ironi mengingat ia sendiri kesulitan memahami perasaannya.

Malam ini, Arya sedang mengerjakan proyek ambisiusnya: "Chronos". Sebuah AI yang dirancang untuk mengelola dan memanipulasi memori manusia. Bukan untuk menghapus trauma atau menanamkan ingatan palsu, melainkan lebih sederhana: membantunya melupakan Maya, mantannya.

Sudah enam bulan sejak Maya meninggalkannya. Enam bulan penuh kesengsaraan, diisi dengan lagu-lagu melankolis, foto-foto lama yang terus dilihat, dan harapan kosong bahwa Maya akan kembali. Logikanya sebagai seorang ilmuwan mengatakan, Maya sudah bahagia dengan pilihannya. Namun, hatinya menolak keras. Ia ingin menghapus setiap keping memori tentang Maya, seperti menghapus file sampah di komputer.

"Chronos, aktifkan," gumam Arya, menekan tombol enter. Sebuah prompt muncul di layar, meminta identifikasi target memori. Dengan ragu, Arya mengetik: "Maya Adiningrat. Semua data terkait."

Proses kalibrasi berjalan. Layar monitor menampilkan diagram kompleks yang memetakan aktivitas otak manusia. Arya tahu, ini hanya simulasi, sebuah representasi visual dari proses yang terjadi di dalam algoritmanya. Chronos bekerja dengan menganalisis pola aktivitas neuron yang berkaitan dengan memori Maya. Kemudian, secara bertahap, ia menetralkan koneksi antar neuron tersebut, melemahkan ingatan hingga akhirnya menghilang.

Setelah beberapa jam, proses selesai. Chronos menampilkan notifikasi: "Operasi berhasil. Memori target berhasil dinetralkan."

Arya menarik napas dalam-dalam. Ia merasakan keanehan. Seperti ada bagian dari dirinya yang hilang, bagian yang dulunya penuh dengan cinta dan kenangan indah. Namun, di saat yang sama, ia juga merasa lega. Sebuah beban berat telah diangkat dari pundaknya.

Keesokan harinya, Arya memutuskan untuk memulai lembaran baru. Ia membersihkan apartemennya, membuang semua barang yang mengingatkannya pada Maya. Ia bahkan mengubah gaya rambutnya. Hari ini, ia akan menghadiri konferensi AI tahunan. Sebuah kesempatan untuk bertemu dengan kolega, bertukar pikiran, dan mungkin, menemukan inspirasi baru.

Di konferensi, Arya mempresentasikan Chronos. Presentasinya mendapat sambutan yang luar biasa. Banyak yang tertarik dengan potensi AI ini, terutama untuk membantu orang-orang mengatasi trauma. Namun, ada satu orang yang lebih menarik perhatian Arya.

Namanya, Aira. Seorang ilmuwan muda yang bekerja di sebuah perusahaan rintisan bidang neuroteknologi. Ia memiliki mata yang cerdas, senyum yang menawan, dan ketertarikan yang tulus pada pekerjaan Arya.

"Presentasi Anda sangat menarik, Arya," kata Aira setelah presentasi. "Saya selalu percaya bahwa AI dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental manusia."

Arya tersenyum. "Terima kasih, Aira. Saya juga percaya begitu."

Mereka berbicara berjam-jam, membahas potensi dan tantangan AI di masa depan. Arya terkesan dengan wawasan Aira. Ia merasa ada koneksi yang kuat di antara mereka.

Beberapa minggu kemudian, Arya dan Aira semakin dekat. Mereka sering makan siang bersama, menonton film, dan bahkan bekerja sama dalam sebuah proyek penelitian. Arya mulai melupakan kesedihannya. Ia menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan dengan Aira.

Suatu malam, saat mereka sedang makan malam di sebuah restoran Italia, Aira bertanya kepada Arya tentang masa lalunya.

"Saya tahu Anda dulu memiliki hubungan yang serius," kata Aira. "Apa yang terjadi?"

Arya terdiam sejenak. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan ini. Seharusnya, ia tidak merasakan apa-apa lagi tentang Maya. Tapi, entah kenapa, bayangan Maya masih menghantuinya.

"Itu rumit," jawab Arya akhirnya. "Kami tidak cocok. Kami berpisah."

Aira menatap Arya dengan penuh perhatian. "Saya mengerti. Tapi, saya percaya bahwa masa lalu adalah bagian dari diri kita. Itu membentuk siapa kita hari ini."

Kata-kata Aira menyentuh hati Arya. Ia menyadari, menghapus memori tentang Maya tidak membuat perasaannya hilang sepenuhnya. Justru, itu membuatnya merasa kehilangan sesuatu yang berharga.

"Anda benar, Aira," kata Arya. "Masa lalu adalah bagian dari diri kita. Kita tidak bisa menghapusnya, tapi kita bisa belajar darinya."

Malam itu, Arya kembali ke apartemennya dengan perasaan yang campur aduk. Ia membuka laptopnya dan melihat kembali kode Chronos. Ia menyadari, ada yang salah dengan algoritmanya. Ia hanya menghapus memori, bukan mengatasi akar masalahnya.

Keesokan harinya, Arya menemui Aira. Ia menceritakan semuanya tentang Maya, tentang Chronos, dan tentang perasaannya yang masih tersisa.

Aira mendengarkan dengan sabar. Setelah Arya selesai berbicara, ia tersenyum.

"Arya," kata Aira. "Saya tahu ini sulit bagi Anda. Tapi, saya percaya bahwa Anda bisa mengatasi ini. Anda tidak perlu menghapus masa lalu Anda. Anda hanya perlu belajar untuk menerimanya."

Aira menggenggam tangan Arya. "Saya akan membantu Anda. Bersama, kita akan menghadapi masa lalu Anda dan membangun masa depan yang lebih baik."

Arya menatap mata Aira. Ia melihat ketulusan, kepercayaan, dan cinta. Ia menyadari, Aira adalah orang yang tepat untuknya.

"Terima kasih, Aira," kata Arya. "Saya mencintai Anda."

Aira tersenyum. "Saya juga mencintai Anda, Arya."

Arya dan Aira berpelukan. Di bawah cahaya bulan, mereka berjanji untuk saling mendukung dan mencintai selamanya. Arya tahu, ia tidak bisa menghapus masa lalunya, tapi ia bisa belajar darinya. Ia juga tahu, ia telah menemukan cinta baru yang lebih kuat dan lebih bermakna. Chronos mungkin telah menghapus memori tentang Maya, tapi Aira telah memperbarui cinta di hatinya. Cinta yang tulus, cinta yang abadi, cinta yang akan selalu bersamanya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI