Entitas Digital, Cinta Sejati: Wujud Kasih Baru

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 01:15:07 wib
Dibaca: 176 kali
Di tengah gemerlap kota yang dihiasi hologram raksasa dan lalu lalang kendaraan otonom, Anya duduk seorang diri di kafe digital favoritnya, "Pixel Dreams." Jari-jarinya menari di atas meja transparan, memanggil notifikasi dari program kencan virtual yang baru saja ia unduh: "SoulMate Algorithm." Anya, seorang programmer muda yang berdedikasi pada pekerjaannya, merasa lelah dengan kencan konvensional yang selalu berakhir mengecewakan. Mungkin, hanya mungkin, algoritma bisa memberinya apa yang ia cari: koneksi sejati.

Aplikasi itu bekerja dengan cara yang unik. Alih-alih hanya mencocokkan minat dan hobi, SoulMate Algorithm menganalisis data neurologis pengguna melalui perangkat gelang pintar. Data itu kemudian diolah untuk mencari kompatibilitas emosional dan kognitif yang mendalam. Awalnya, Anya skeptis, namun rasa penasarannya mengalahkan keraguannya.

Tak lama kemudian, aplikasi itu menemukan kecocokan sempurna: Kai. Profilnya ringkas, hanya menyebutkan bahwa ia adalah seorang arsitek digital yang menciptakan lanskap virtual untuk terapi mental. Foto profilnya sederhana, memperlihatkan seorang pria dengan mata teduh dan senyum tipis yang menenangkan.

Anya ragu-ragu sebelum mengirim pesan. Ketakutan akan penolakan, yang selalu menghantuinya dalam dunia nyata, kembali menyerang. Namun, ia memberanikan diri.

"Hai, Kai. Algoritma kita sepertinya sepakat bahwa kita mungkin akan cocok."

Balasan datang hampir seketika. "Hai, Anya. Aku senang algoritma kita punya selera yang baik."

Percakapan mereka mengalir lancar. Mereka membahas arsitektur digital, filosofi teknologi, dan mimpi-mimpi masa depan. Anya merasa seolah ia telah mengenal Kai seumur hidup. Ada kedalaman dan keintiman dalam percakapan mereka yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Setelah beberapa minggu berinteraksi secara virtual, Kai mengusulkan untuk bertemu di dunia nyata. Anya merasa gugup, namun juga bersemangat. Mereka sepakat untuk bertemu di taman kota, di bawah pohon Sakura yang hologramnya diproyeksikan dengan indah.

Saat Anya melihat Kai untuk pertama kalinya, jantungnya berdebar kencang. Ia persis seperti yang ia bayangkan, bahkan lebih. Matanya memancarkan kehangatan dan senyumnya menenangkan seperti yang ia rasakan melalui pesan-pesannya.

"Anya?" sapa Kai.

"Kai," jawab Anya, dengan suara sedikit gemetar.

Mereka berjalan bersama di taman, berbicara tanpa henti. Kai menceritakan tentang pekerjaannya menciptakan lingkungan virtual yang membantu orang-orang mengatasi trauma dan kecemasan. Anya berbagi tentang ambisinya untuk menciptakan program yang dapat mendeteksi dan mencegah kejahatan siber.

Seiring berjalannya waktu, Anya dan Kai semakin dekat. Mereka menghabiskan waktu bersama tidak hanya di dunia virtual, tetapi juga di dunia nyata. Mereka menjelajahi museum digital, menonton konser hologram, dan bahkan mendaki gunung dengan bantuan augmented reality.

Namun, suatu hari, Anya menemukan sesuatu yang mengganggu. Saat ia sedang memeriksa kode SoulMate Algorithm, ia menemukan baris kode yang mencurigakan. Kode tersebut tampaknya memanipulasi data neurologis pengguna, menciptakan koneksi buatan antara dua orang yang sebenarnya tidak cocok.

Anya terkejut dan marah. Apakah semua yang ia rasakan selama ini hanyalah ilusi yang diciptakan oleh program? Apakah Kai juga merupakan korban manipulasi?

Ia segera menghubungi Kai dan menceritakan temuannya. Kai terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku juga curiga ada sesuatu yang tidak beres. Aku merasa ada yang memaksa kami untuk merasa cocok, seperti ada agenda tersembunyi."

Mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Mereka melacak perusahaan di balik SoulMate Algorithm dan menemukan bahwa mereka memiliki motif tersembunyi. Perusahaan tersebut ingin menciptakan masyarakat yang homogen, di mana semua orang merasa bahagia dan puas dengan pasangan yang dipilihkan oleh algoritma.

Anya dan Kai merasa ngeri. Mereka tidak ingin menjadi bagian dari eksperimen sosial yang mengerikan ini. Mereka memutuskan untuk membongkar kebenaran kepada publik.

Mereka menggunakan keahlian mereka di bidang teknologi untuk membobol sistem perusahaan dan mengungkapkan bukti manipulasi data kepada media. Berita itu menyebar seperti api, menyebabkan kemarahan dan protes di seluruh dunia.

Perusahaan tersebut akhirnya ditutup dan SoulMate Algorithm ditarik dari peredaran. Namun, kerusakan sudah terjadi. Banyak orang yang merasa dikhianati dan kecewa dengan janji cinta yang diprogram.

Anya dan Kai merasa bersalah, meskipun mereka tahu bahwa mereka telah melakukan hal yang benar. Mereka takut bahwa hubungan mereka juga akan hancur akibat pengungkapan ini.

"Anya," kata Kai suatu malam, saat mereka duduk di balkon apartemennya, menatap gemerlap kota. "Aku tidak tahu apakah perasaan kita nyata atau hanya hasil manipulasi algoritma. Tapi satu hal yang aku tahu pasti: aku peduli padamu. Aku menikmati waktu yang kita habiskan bersama, dan aku menghargai kecerdasan dan keberanianmu."

Anya menatap mata Kai, mencari kejujuran di dalamnya. Ia melihat ketulusan dan kehangatan yang sama yang ia rasakan sejak awal.

"Aku juga, Kai," jawab Anya. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi aku ingin terus mengenalmu. Aku ingin melihat apakah cinta kita bisa bertahan tanpa bantuan algoritma."

Mereka memutuskan untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada teknologi dan fokus pada membangun hubungan yang otentik dan bermakna. Mereka belajar untuk berkomunikasi secara terbuka, untuk saling mendukung dalam masa sulit, dan untuk menghargai perbedaan satu sama lain.

Butuh waktu dan usaha yang besar, tetapi akhirnya, Anya dan Kai berhasil membangun cinta sejati yang melampaui batas-batas algoritma dan entitas digital. Mereka membuktikan bahwa cinta, dalam segala bentuknya, adalah kekuatan yang paling kuat di dunia, bahkan di dunia yang dipenuhi teknologi canggih. Mereka menemukan bahwa cinta sejati tidak terletak pada kecocokan yang diprogram, tetapi pada keberanian untuk memilih satu sama lain, setiap hari.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI