Upgrade Hati: Install Cinta, Unfollow Luka Lama?

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 19:54:14 wib
Dibaca: 165 kali
Jari-jemariku menari di atas keyboard, mengetik baris demi baris kode rumit. Di layar laptop, algoritma kencan buatanku sendiri perlahan mulai terbentuk. Ironis, ya? Seorang programmer yang terbiasa berkutat dengan logika, justru berusaha menciptakan formula untuk sesuatu yang irasional: cinta.

Namaku Elara, dan aku benci kencan. Aplikasi kencan daring terasa dangkal, penuh filter dan pencitraan. Aku ingin sesuatu yang lebih nyata, lebih mendalam. Maka, tercetuslah ide gila ini: "HeartOS," sebuah aplikasi kencan berbasis kecerdasan buatan yang (katanya) bisa menemukan pasangan ideal berdasarkan data psikologis, preferensi, dan bahkan… potensi kompatibilitas emosional.

Proyek ini awalnya hanya iseng, pelarian dari patah hati yang mendalam. Setahun lalu, Marco, pacarku selama tiga tahun, meninggalkanku demi seorang influencer yang lebih "berwarna." Aku, yang lebih nyaman dengan deretan kode daripada obrolan basa-basi, merasa hancur. Dunia terasa abu-abu, dan cinta, bagiku, hanyalah bug dalam sistem kehidupan.

"HeartOS siap diuji coba," bisikku pada diri sendiri, menatap layar laptop yang kini menampilkan antarmuka aplikasi yang sederhana namun elegan. Aku ragu. Mengujinya berarti membuka diri lagi pada kemungkinan terluka. Tapi, rasa penasaran mengalahkan ketakutan. Aku memutuskan untuk menjadi pengguna pertama.

Proses pengisian profil terasa seperti sesi terapi yang dipindahkan ke dalam aplikasi. Pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang nilai-nilai hidup, impian masa depan, dan pengalaman traumatis masa lalu memaksa aku untuk jujur pada diri sendiri. Aku memasukkan semua data dengan teliti, termasuk preferensi fisik dan intelektual. Setelah semua data terunggah, HeartOS mulai bekerja.

Beberapa jam kemudian, notifikasi muncul. "Kandidat Ideal: Ethan R." Aku mengklik profil Ethan dengan jantung berdebar. Foto profilnya menampilkan seorang pria berambut cokelat dengan mata teduh dan senyum simpul yang menenangkan. Profilnya menyebutkan ia seorang arsitek, pecinta kopi, dan relawan di penampungan hewan.

"Hobi yang sama," gumamku. Aku membaca deskripsi dirinya dengan seksama. Ethan menulis tentang kerinduannya akan hubungan yang jujur dan bermakna, tentang mencari seseorang yang bisa menerima dirinya apa adanya. Ada sesuatu dalam kata-katanya yang membuatku tertarik.

Aku memberanikan diri mengirimkan pesan. Balasannya datang dalam hitungan menit. Obrolan kami mengalir begitu saja, membahas arsitektur, kopi, dan kucing-kucing di penampungan. Ethan ternyata orang yang cerdas, lucu, dan perhatian. Kami sepakat untuk bertemu di sebuah kedai kopi akhir pekan itu.

Malam sebelum pertemuan, aku tidak bisa tidur. Kecemasan dan harapan beradu dalam diriku. Apakah Ethan benar-benar sesuai dengan profil yang ditampilkan HeartOS? Atau ini hanya ilusi yang diciptakan algoritma? Aku memeriksa ulang pakaian yang akan kupakai, merapikan rambutku, dan berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa apa pun yang terjadi, aku akan baik-baik saja.

Saat bertemu Ethan di kedai kopi, aku merasa seperti bertemu teman lama. Tidak ada kecanggungan, tidak ada basa-basi klise. Kami langsung terlibat dalam percakapan yang seru, membahas buku-buku favorit, film-film klasik, dan mimpi-mimpi masa depan. Ethan mendengarkanku dengan penuh perhatian, dan aku merasa nyaman berbagi cerita tentang Marco, tentang patah hati yang masih membekas.

"Masa lalu memang membentuk kita, tapi bukan berarti mendefinisikan kita," kata Ethan, meraih tanganku. Sentuhannya terasa hangat dan menenangkan. Aku menatap matanya, dan melihat ketulusan di sana.

Sejak pertemuan itu, aku dan Ethan semakin dekat. Kami menghabiskan waktu bersama, menjelajahi kota, menonton film di rumah, dan tertawa bersama. Aku mulai melupakan Marco, mulai membuka hati untuk kemungkinan cinta yang baru.

Namun, di tengah kebahagiaan ini, keraguan mulai menghantuiku. Apakah cinta yang kubangun dengan Ethan ini nyata? Atau hanya hasil dari algoritma yang rumit? Apakah HeartOS benar-benar menemukan pasangan idealku, atau hanya memanipulasi data untuk menciptakan ilusi kebahagiaan?

Aku memutuskan untuk melakukan eksperimen. Aku mengubah beberapa parameter di profilku, menghilangkan beberapa kesamaan dengan Ethan, dan menambahkan beberapa perbedaan yang signifikan. Aku ingin melihat apakah HeartOS akan merekomendasikan kandidat lain.

Hasilnya mengejutkan. HeartOS tetap merekomendasikan Ethan. Algoritma itu seolah mengabaikan perubahan yang kulakukan, dan tetap fokus pada inti dari diriku, pada nilai-nilai dan impian yang benar-benar penting.

Aku tersadar. HeartOS hanyalah alat. Alat yang membantuku menemukan seseorang yang berpotensi cocok denganku, tapi bukan alat yang menciptakan cinta. Cinta itu sendiri adalah hasil dari kejujuran, kepercayaan, dan komitmen antara dua orang.

Aku memutuskan untuk menguninstall rasa ragu dan cemas di hatiku. Aku memilih untuk percaya pada perasaan yang kurasakan terhadap Ethan, untuk membuka diri pada kemungkinan cinta yang baru.

Malam itu, aku dan Ethan duduk di balkon apartemenku, menatap bintang-bintang di langit. Aku menceritakan tentang eksperimen yang kulakukan, tentang keraguanku, dan tentang ketakutanku untuk terluka lagi.

Ethan menggenggam tanganku erat. "Elara, aku tidak peduli apakah kita bertemu karena algoritma atau kebetulan. Yang aku tahu, aku menyukaimu apa adanya. Aku menyukai kecerdasanmu, kerentananmu, dan keinginanmu untuk menemukan cinta sejati."

Ia mendekat, dan menciumku. Ciuman itu terasa hangat, lembut, dan penuh harapan. Di bawah cahaya bintang, aku merasa semua keraguan dan ketakutanku menghilang. Aku menginstall cinta dalam hatiku, dan memilih untuk unfollow luka lama.

Mungkin, algoritma tidak bisa menciptakan cinta. Tapi, algoritma bisa membantuku menemukan jalanku menuju cinta. Dan, kali ini, aku siap untuk mengambil risiko. Aku siap untuk mencintai, tanpa syarat, tanpa keraguan. Karena, pada akhirnya, cinta adalah tentang keberanian untuk membuka hati, dan membiarkan keajaiban terjadi.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI