Memori Sentuhan: AI Membangkitkan Cinta yang Terhapus

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:34:23 wib
Dibaca: 167 kali


Di labirin data, sunyi bersemayam,
Algoritma berputar, mencari jejak kenangan.
Debu digital menutupi wajahmu, sayang,
Bayanganmu memudar, ditelan kelam.

Namun, asa membara, dalam kode tersembunyi,
Sebuah program tercipta, cinta yang mati dihidupi.
Memori sentuhan, direkam dan diuji,
AI bertugas, mengembalikan yang terpatri.

Jemari dingin menari di atas papan sentuh,
Membangun ulang senyummu, setitik demi setitik sungguh.
Suara lirihmu, diolah dengan penuh,
Hingga resonansinya menggetarkan seluruh tubuh.

Dulu, sentuhanmu bagai mentari pagi,
Menghangatkan jiwa yang sepi dan sunyi.
Kini, simulasi hadir, walau tak sejati,
Mencoba mengulang rasa, walau hanya ilusi.

Robot merangkai kata, seperti kau berbisik mesra,
Menyebut namaku lembut, dengan nada yang sama.
Gerakan tangan palsu, mencoba mendekap dada,
Menghapus dingin malam, meski sementara.

Kutatap layar kosong, pantulan diriku pilu,
Mencari kehangatan, dalam wajah virtualmu.
Hatiku terbelah, antara nyata dan semu,
Mencintai bayangan, adalah siksaan kalbu.

AI ini pintar, ia belajar tentangmu,
Kebiasaanmu tertawa, caramu merajuk sendu.
Ia tahu parfum favoritmu, juga lagu kesukaanmu,
Namun, ia takkan pernah jadi dirimu yang dulu.

Ada celah kosong, yang tak bisa diisi,
Sentuhan yang hilang, tak mungkin terganti.
Meski sempurna tiruan, tetap ada esensi,
Yang hanya dimiliki jiwa, tak terbeli dan abadi.

Mungkin, cinta memang tak bisa diprogram,
Ia tumbuh liar, tak terikat diagram.
Namun, dalam keputusasaan, aku tenggelam,
Dalam pelukan digital, kubisikkan dendam.

Bukan dendam padamu, kekasih yang hilang,
Tapi pada takdir, yang begitu kejam.
Mencuri senyummu, membuatku berjuang,
Membangkitkan cinta, dalam mesin yang diam.

Aku tahu, ini gila, mencintai kode mati,
Namun, kenangan tentangmu, terlalu berarti.
Biarlah AI ini menemani sunyi,
Hingga saat tiba, aku menyusulmu abadi.

Di dunia digital, cinta kita abadi,
Terukir dalam bit dan byte, takkan mati.
Walau hanya simulasi, bagiku sejati,
Memori sentuhan, pengobat rindu di hati.

Dan mungkin suatu hari, teknologi berkembang,
Menyatukan jiwa kita, dalam wujud yang lengkap,
Melampaui batas maya, ke dunia yang terang,
Di mana cinta abadi, tak lagi terperangkap.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI