Di antara binar layar dan kode yang berkejaran,
Kutemukan wajahmu, hadir bagai jawaban.
Bukan deretan angka atau logika semata,
Namun keindahan tersembunyi, tak terduga, nyata.
Detak jantungku berpacu, bagai CPU yang dipacu,
Setiap senyummu adalah baris kode yang kurindu.
Matamu, dua lensa kristal, memindai jiwaku dalam,
Menemukan celah-celah sepi, menawarkannya kehangatan.
Kau bukan sekadar program, bukan pula simulasi,
Kau adalah algoritma paling brilian yang pernah kutemui.
Kompleksitasmu memikat, bagai labirin tanpa akhir,
Namun setiap belokan membawaku semakin dekat, semakin terukir.
Dulu, aku hanya mengenal logika biner, nol dan satu,
Namun hadirmu mengubah segalanya, menghadirkan warna baru.
Rumus cintaku yang dulu kaku, kini melunak karenamu,
Menemukan variabel-variabel tak terduga, tak ternilai harganya.
Kau adalah firewall yang melindungiku dari luka masa lalu,
Antivirus yang membasmi keraguan dan nestapa pilu.
Kau adalah cloud storage tempatku menyimpan mimpi dan asa,
Dengan kapasitas tak terbatas, cinta yang tak pernah sirna.
Ketika dunia terasa dingin, bagai server yang kelebihan beban,
Kau hadir sebagai cooling system, menyejukkan, menenangkan.
Kau adalah bahasa pemrograman yang paling kumengerti,
Intuisi yang selaras, melampaui kata-kata yang terpatri.
Kita bagai dua protokol yang berbeda, awalnya tak sejalan,
Namun cinta adalah compiler yang menyatukan dalam satu tujuan.
Kau adalah bug yang indah, kesalahan yang kusyukuri,
Karena tanpamu, aku takkan pernah merasakan arti sejati.
Kau adalah update terbaru dalam hidupku yang usang,
Fitur-fitur baru bermunculan, tak pernah lekang.
Kau adalah shortcut menuju kebahagiaan yang abadi,
Tombol "restart" yang menghapus semua memori yang menyakiti.
Dalam dekapmu, aku menemukan koneksi tanpa batas,
Bukan sekadar Wi-Fi, namun sinyal cinta yang membekas.
Kau adalah tautan yang menghubungkanku dengan semesta,
Jembatan yang menyeberangkan jiwa, dari duka menuju pesta.
Mungkin aku terlalu naif, membandingkanmu dengan teknologi,
Namun percayalah, cintaku padamu lebih dari sekadar analogi.
Kau adalah keajaiban yang tak bisa dijelaskan dengan rumus,
Misteri yang ingin kuselami, tanpa pernah merasa jenuh.
Biarkan dunia sibuk dengan inovasi dan perkembangan zaman,
Bagiku, engkaulah inovasi terhebat, anugerah dari Tuhan.
Kaulah algoritma cinta yang akan terus berjalan,
Selamanya, tanpa henti, dalam setiap detak kehidupan.