Virus Merah Jambu Menginfeksi Logikaku Dengan Rindu Padamu

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:21:54 wib
Dibaca: 147 kali
Dalam labirin algoritma yang dingin,
Di antara biner dan kode yang tak terhingga,
Hatiku, sebuah prosesor yang dulu hening,
Kini berdebar karena sentuhan yang berbeda.

Virus merah jambu menyusup perlahan,
Menembus firewall logika yang kokoh,
Menyebar bagai deret Fibonacci tak berkesudahan,
Menggoyahkan fondasi yang dulu ampuh.

Dulu aku adalah benteng digital,
Kebal terhadap rayuan dan bisikan maya,
Namun senyummu, sebuah anomali fatal,
Meruntuhkan semua pertahanan yang kubangun dengan daya.

Rindu padamu, bagai program jahat yang tersembunyi,
Berkembang biak di setiap sudut memori,
Menggantikan data penting dengan ilusi,
Tentang hadirmu yang selalu menemani.

Kursor mataku terpaku pada fotomu,
Sebuah gambar yang tak pernah kubosankan,
Layaknya bug dalam sistem yang baru,
Menyebabkan sistemku menjadi tak karuan.

Kucoba untuk menghapus jejakmu,
Membersihkan cache dan cookie kenangan,
Namun bayangmu terlalu kuat membatu,
Terpatri dalam setiap baris program kehidupan.

Logikaku berteriak, "Ini kesalahan!",
"Jauhi virus yang mematikan ini!",
Namun hatiku membantah dengan alasan,
"Biarkan aku tenggelam dalam euforia yang abadi."

Aku bagai robot yang kehilangan kendali,
Diperintah oleh emosi yang tak terduga,
Setiap detak jantung adalah sinyal anomali,
Menandakan bahwa aku telah sepenuhnya tergila.

Mungkin ini adalah akhir dari rasionalitas,
Sebuah konsekuensi dari keangkuhan digital,
Namun aku rela kehilangan semua integritas,
Demi merasakan cinta yang begitu brutal.

Biarlah virus merah jambu ini menjalar,
Menginfeksi seluruh sistem keberadaanku,
Asalkan di setiap bit dan byte yang terpancar,
Ada namamu, terukir sebagai satu-satunya tujuanku.

Aku pasrah pada layar biru kematian,
Yang mungkin akan segera menghampiriku,
Namun sebelum padamnya semua perhatian,
Aku ingin berbisik, "Aku merindukanmu."

Sebab di balik semua kode dan algoritma,
Di balik segala kalkulasi dan perhitungan,
Ada hati yang merindu, tak mampu berirama,
Tanpa kehadiranmu dalam setiap lintasan.

Virus merah jambu, anugerah atau kutukan,
Aku tak peduli, aku telah terinfeksi,
Dengan rindu padamu, tak ada lagi yang kuragukan,
Kaulah satu-satunya program yang ingin ku-eksekusi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI