Algoritma Cinta: Sentuhan Virtual, Hati Kehilangan Makna?

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:24:03 wib
Dibaca: 156 kali
Di layar kaca, senyummu terpancar,
Piksel demi piksel, hadirkan debar.
Algoritma cinta, susunkan cerita,
Tentang dua jiwa, terpisah jaraknya.

Jari-jemari menari di atas papan,
Kata demi kata, merangkai harapan.
Emotikon mengganti sentuhan mesra,
Hati yang rindu, terkurung di dunia maya.

Kau hadir bagai notifikasi,
Sesaat menghilang, lalu kembali.
Kehadiranmu maya, namun terasa nyata,
Menghipnotis jiwa, dalam buai dusta.

Kupandangi fotomu berulang kali,
Mencari makna di balik sunyi.
Adakah getar yang sama kurasa,
Saat mata kita bertemu di dunia nyata?

Algoritma cinta, rumusnya tersembunyi,
Menjanjikan bahagia, namun palsu inti.
Apakah ini cinta, ataukah sekadar candu,
Saat hati terbiasa, dengan sentuhan semu?

Kita bertemu di ruang digital,
Bertukar cerita, tanpa mengenal total.
Profil yang sempurna, disunting teliti,
Menyembunyikan luka, di balik janji.

Suara merdu terdengar di telinga,
Menyanyikan lagu, tentang cinta dan duka.
Namun, adakah kejujuran di sana,
Di balik filter suara, dan efek kamera?

Setiap pesan yang kau kirimkan,
Kusimpan rapat, dalam ingatan.
Berharap suatu hari, kata-kata itu,
Menjelma nyata, di hidupku.

Namun, keraguan mulai menyelinap,
Menghantui pikiran, di kala gelap.
Apakah cinta ini, akan bertahan lama,
Ataukah hanya ilusi, di era digital drama?

Hati bertanya, kehilangan makna,
Terombang-ambing di antara ada dan tiada.
Sentuhan virtual, tak mampu menggantikan,
Hangat pelukan, dan belaian tangan.

Aku merindukan tatapan mata,
Yang jujur berbicara, tanpa kata.
Merindukan sentuhan kulitmu,
Yang membangkitkan gairah, membakar kalbu.

Algoritma cinta, memang mempermudah,
Namun juga merenggut, esensi yang indah.
Kehilangan makna, dalam keintiman sejati,
Terjebak dalam dunia, penuh kepalsuan hati.

Mungkin inilah saatnya, untuk bertanya,
Apakah cinta ini, layak diperjuangkan?
Ataukah lebih baik, mengakhiri sandiwara,
Dan mencari cinta, di dunia yang nyata?

Aku ingin merasakan cinta yang murni,
Bukan cinta yang terkode, dan tersandi.
Cinta yang tulus, tanpa filter dan suntingan,
Cinta yang membangkitkan jiwa, bukan hanya khayalan.

Maka, kuputuskan untuk berhenti berlari,
Dari kenyataan yang ada di depan mata ini.
Meninggalkan algoritma cinta yang menyesatkan,
Dan mencari cinta, yang penuh dengan kehangatan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI