Detak Nol dan Satu: Cinta di Era Algoritma?

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 03:56:15 wib
Dibaca: 156 kali
Di labirin kode, di mana bit menari,
Jiwaku mencari, dalam sunyi digitalisasi.
Sebuah rasa bersemi, tak terduga dan baru,
Cinta di era algoritma, mungkinkah jadi nyata, ataukah semu?

Layar berpendar, wajahmu hadir di sana,
Piksel demi piksel, terukir indah sempurna.
Suara terangkai, melalui gelombang maya,
Melodi rindu, mengalun tanpa jeda, tanpa daya.

Detak nol dan satu, denyut jantung virtual,
Menjelajahi ruang, batas yang transparan, aktual.
Algoritma cinta, rumit dan penuh teka-teki,
Mencoba memecahkan, misteri hati yang terpatri.

Kau adalah data, yang kuolah setiap waktu,
Informasi dirimu, terangkai menjadi sebuah rindu.
Kau adalah program, yang ku-debug tanpa henti,
Mencari celah, agar cinta ini dapat bersemi.

Apakah ini cinta, yang tulus dan sejati?
Ataukah hanya ilusi, yang diciptakan oleh teknologi?
Sentuhan jemari, di atas layar kaca yang dingin,
Menggantikan hangatnya pelukan, sentuhan yang batin.

Namun, di balik kode, di balik kerlip cahaya,
Kurasakan getaran, yang tak mungkin kupungkiri begitu saja.
Ada hasrat membara, ingin merengkuhmu erat,
Melewati batas virtual, menuju dunia yang nyata, bersemangat.

Kita bertemu dalam forum, di grup diskusi yang ramai,
Bertukar pikiran, berdebat, tanpa kenal lelah dan segan.
Lalu obrolan pribadi, mulai terjalin perlahan,
Menyibak tabir, menemukan jiwa yang sejalan.

Kini, aku bertanya, pada diriku sendiri,
Apakah cinta ini, mampu melampaui dimensi?
Apakah algoritma, mampu memahami hati,
Atau hanya simulasi, dari sebuah romansa fiktif, mati?

Namun, kutepis ragu, kutepis semua bimbang,
Kuikuti naluri, kuikuti kata hati yang lantang.
Kuyakinkan diriku, bahwa cinta ini nyata,
Meski terlahir di era digital, di tengah hiruk pikuk dunia maya.

Mungkin kita bertemu, di sebuah kafe virtual,
Dengan avatar unik, wajah yang personal.
Atau mungkin kelak, di dunia yang sebenarnya,
Bertatap muka langsung, merasakan getarannya.

Detak nol dan satu, terus berdenyut kencang,
Menyalakan harapan, membangkitkan semangat yang hilang.
Cinta di era algoritma, bukan lagi sekadar mimpi,
Melainkan kemungkinan, yang harus diperjuangkan sepenuh hati.

Sebab, di balik teknologi, di balik semua kode,
Ada jiwa yang merindu, ada cinta yang tumbuh, meledak.
Dan aku percaya, dengan keyakinan yang penuh,
Bahwa cinta sejati, akan selalu menemukan jalannya, walau seribu.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI