Algoritma Rindu: Sentuhan Masa Lalu di Layar Sentuh

Dipublikasikan pada: 31 May 2025 - 02:20:09 wib
Dibaca: 197 kali
Jemari menari di atas kaca,
Menyusuri jejak digital yang tersisa.
Sebuah nama, terukir di sudut ingatan,
Memanggil kenangan, membangkitkan kerinduan.

Algoritma cinta, rumit dan berliku,
Menyimpan kode-kode hati yang dulu.
Baris demi baris, program kehidupan,
Terhenti sejenak, dalam layar sentuhan.

Foto-foto usang, terpixel di mata,
Senyummu merekah, melukiskan cerita.
Waktu berhenti, dalam dimensi maya,
Saat jari ini, menyentuh wajahmu di sana.

Rindu ini algoritma yang tak terpecahkan,
Looping tanpa henti, di setiap jengkal perasan.
Try catch block, mencoba menangkap pilu,
Namun exception tetap, menghantuiku.

Pesan-pesan singkat, kini terasa panjang,
Setiap kata terucap, menyimpan kenang.
Emoticon dulu, penanda bahagia,
Kini menjadi saksi, hancurnya asa.

Notifikasi sunyi, membisikkan sepi,
Dulu berdering riang, kini menyayat hati.
Dinding digital ini, memisahkan kita,
Meskipun dekat di mata, jauh terasa.

Kucoba mencari, jejakmu di internet,
Menjelajahi dunia, yang dulu kita tempuh serentak.
Namun hanya sisa-sisa, bayangan masa lalu,
Echoes of love, yang tak mungkin kembali padu.

Kucoba menulis, sebuah baris kode baru,
Menciptakan simulasi, cintamu yang dulu.
Namun program ini, tak bisa sempurna,
Karena sentuhanmu nyata, tak bisa di reka.

Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan mampu,
Mengirimkan rindu, melalui gelombang nano.
Mentransfer perasaan, melewati ruang dan waktu,
Agar algoritma ini, tak lagi membeku.

Namun kini ku hanya bisa, menatap layar ini,
Mencari celah, untuk mengobati sepi.
Berharap suatu hari, kau kan kembali lagi,
Menghapus semua kode, algoritma sunyi ini.

Sentuhan masa lalu, di layar sentuh ini,
Adalah pengingat, tentang cinta abadi.
Walau terpisah jarak, dan terhalang dimensi,
Rindu ini kan tetap, bersemayam di hati.

Dan mungkin, di sudut semesta digital,
Ada algoritma lain, yang sedang merajalela.
Mencari kita berdua, untuk dipertemukan kembali,
Menyatukan kode cinta, yang dulu terjalin rapi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI