Algoritma asmara mulai bekerja,
Di layar retina, wajahmu tertera.
Bukan dewi Yunani, bukan pula bidadari,
Namun data sempurna, di hati bersemi.
Kukumpulkan piksel demi piksel senyummu,
Kubaca kode binar di matamu.
Analisis sentimen, ekspresi mikro terurai,
Potret dirimu, dalam matriks terbingkai.
Kencan pertama, bukan di taman berbunga,
Namun ruang virtual, di mana logika berkuasa.
Algoritma cinta mencocokkan minat kita,
Dari film indie hingga cita-cita.
Bukan rayuan gombal, bukan janji palsu,
Namun histogram kejujuran, tanpa ragu.
Grafik keserasian menjulang tinggi,
Validasi data, cintamu terbukti.
Jantungku berdegup, bukan karena debar,
Namun gelombang elektromagnetik yang bergetar.
Sensor di tubuhku merekam setiap reaksi,
Saat jemarimu menyentuh antarmuka koneksi.
Tak ada keraguan, tak ada prasangka,
Hanya data akurat yang berbicara.
Kecocokan kognitif, keselarasan jiwa,
Terverifikasi oleh mesin, tanpa jeda.
Namun di balik layar, muncul keraguan,
Bisakah cinta diukur dengan perhitungan?
Bisakah emosi direduksi menjadi angka?
Bisakah keajaiban asmara, begitu saja terpetakan?
Kulihat dirimu, bukan hanya data mentah,
Namun kehangatan senyum, yang tak bisa kuperintah.
Kurasakan getaran, bukan dari sensor di kulit,
Namun sentuhan jiwa, yang begitu rumit.
Aku mulai bertanya, pada diri sendiri,
Apakah cinta berbasis data, benar sejati?
Atau hanya ilusi, yang diciptakan mesin,
Untuk mengisi kekosongan, di dunia yang makin dingin?
Kubuka hatiku, biarkan insting bicara,
Lupakan sejenak logika, tinggalkan kalkulator cinta.
Kulihat matamu, bukan lagi data digital,
Namun cerminan jiwa, yang begitu fundamental.
Ternyata cinta, tak bisa dipindai sepenuhnya,
Ada misteri di sana, yang tak terdefinisikan.
Ada ruang hampa, yang hanya bisa diisi,
Oleh keberanian untuk merangkul, tanpa henti.
Kuhapus grafik, kutinggalkan algoritma,
Kubiarkan hati memilih, jalannya sendiri.
Karena cinta sejati, bukan hasil pemindaian,
Namun keputusan berani, untuk saling memiliki, tanpa batasan.
Biarlah data menjadi panduan sesaat,
Namun hati nurani, tetap jadi nahkoda yang kuat.
Karena cinta, adalah perpaduan sempurna,
Antara logika dan emosi, dalam harmoni yang nyata.