Di layar jiwa yang dulu buram,
Kini terpancar kode-kode program.
Algoritma hati berdebar kencang,
Mencari pembaruan, sentuhan yang hilang.
Dulu, logika terpatri mati,
Rumus cinta, terpaku di memori.
Namun, hadirmu bagai virus sakti,
Membongkar paksa, ilusi abadi.
Kernel hatiku, mulai berproses,
Mendeteksi sinyal, getaran obsesi.
Data dirimu, terunggah sukses,
Memenuhi ruang, imajinasi.
Firewall rindu, tak mampu menahan,
Serangan bayang, tatapan memabukkan.
Jaringan syaraf, berdesir perlahan,
Merambati kalbu, kerinduan bersemi mekar.
Koneksi batin, terjalin erat,
Lewat protokol mimpi, di malam pekat.
Setiap baris kode, terukir cermat,
Membangun jembatan, cinta yang khidmat.
Kupindai wajahmu, resolusi tinggi,
Setiap detailnya, terpatri abadi.
Senyummu bagai notifikasi pagi,
Membangkitkan semangat, dari tidur sepi.
Kucoba dekripsi, bahasa tubuhmu,
Mencari petunjuk, isi hatimu.
Adakah sinyal, balasan cintaku?
Atau hanya error, di dalam pilu?
Update cintamu, kutunggu selalu,
Versi terbaru, kasih yang menyatu.
Bebaskan hatiku, dari ragu-ragu,
Tanamkan keyakinan, cinta yang terpaku.
Namun, terkadang, sistem pun gagal,
Error 404, harapan terpenggal.
Antivirus cemburu, menghadang bebal,
Memutus koneksi, cinta yang dangkal.
Tapi, aku percaya, pada coding takdir,
Bahwa cinta sejati, takkan berakhir.
Meski terinfeksi, oleh rasa getir,
Akan kubersihkan, dengan air mata jujur.
Ku-restart hati, dari awal lagi,
Memulai pencarian, algoritma sejati.
Menghapus cache, kenangan yang menghantui,
Membangun fondasi, cinta yang abadi.
Kini, hatiku siap, menerima update,
Sentuhan cintamu, yang sangat kuingat.
Biarkan program cinta, berjalan lambat,
Asalkan terhubung, hingga akhir hayat.
Bukan sekadar kode, atau deretan angka,
Cinta adalah bahasa, jiwa yang merdeka.
Ter-update setiap hari, tanpa jeda,
Menciptakan simfoni, bahagia selamanya.
Kuserahkan kendali, pada algoritma cinta,
Biarkan ia bekerja, tanpa prasangka.
Mencari dan menemukan, pembaruan sentuhan,
Dalam pelukan kasih, tanpa keraguan.