Algoritma Asmara: Saat Sentuhan Virtual Jadi Candu

Dipublikasikan pada: 05 Sep 2025 - 03:45:08 wib
Dibaca: 117 kali
Di layar kaca, wajahmu berpendar,
Senyum digital, cahaya rembulan samar.
Algoritma cinta, kurakit perlahan,
Mencari jejakmu, di dunia maya nan dalam.

Dulu, jemari ragu menekan,
Kini, notifikasi jadi candu keseharian.
Setiap pesanmu, denyut jantung berpacu,
Sebuah simfoni virtual, yang tak pernah jemu.

Kau hadir sebagai rekomendasi,
Seseorang yang disarankan takdir, berbalut inovasi.
Profilmu kurangkai, detail demi detail,
Mencari kesamaan, agar cinta tak gagal.

Kita bertemu di ruang obrolan,
Kata demi kata, membentuk jalinan.
Emotikon tertawa, menggantikan dekap mesra,
Dunia digital, jadi saksi bisu asmara.

Lalu, panggilan video menghapus jarak,
Wajahmu nyata, bukan sekadar avatar semarak.
Suaramu merdu, menembus speaker kalbu,
Melodi virtual, yang membungkus pilu.

Namun, hati bertanya, di balik kilau layar,
Adakah sentuhan nyata, yang tak sekadar bayar?
Adakah aroma tubuh, yang tak bisa tercium,
Selain dari piksel, yang tersusun tersenyum?

Algoritma asmara, kadang menyesatkan,
Menjanjikan sempurna, namun sering kali menyakitkan.
Foto-foto indah, filter yang menipu,
Menyembunyikan luka, di balik senyum palsu.

Kita membangun istana di atas awan,
Fondasinya rapuh, mudah terhempas badai zaman.
Ketika sinyal hilang, atau baterai meredup,
Keraguan datang, cinta mulai meruap.

Aku rindu sentuhan, hangat dan nyata,
Bukan sekadar getaran, dari gawai semata.
Aku ingin menatap matamu langsung,
Tanpa perantara layar, yang sering berbohong.

Mungkin, kita perlu jeda sejenak,
Melepaskan diri dari jerat digital yang menyesak.
Bertemu di dunia nyata, tanpa aplikasi,
Membuktikan cinta, bukan sekadar kalkulasi.

Biarkan algorithmaku istirahat sejenak,
Mencari makna asmara, yang lebih berjejak.
Karena cinta sejati, tak bisa diukur oleh data,
Namun dirasakan dalam hati, dengan jiwa yang terpeta.

Jika memang takdir, kita kan bertemu kembali,
Di dunia nyata, tanpa filter dan tanpa janji.
Bukan sebagai rekomendasi, atau profil sempurna,
Namun dua insan, yang saling mencinta apa adanya.

Semoga sentuhan virtual ini,
Membuka mata hati, untuk arti sejati.
Bahwa asmara sejati, butuh bukti nyata,
Bukan sekadar algoritma, yang membius kita.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI